Perang Mosul, Pertempuran Jalanan Paling Brutal Sejak PD II

Kamis, 30 Maret 2017 - 00:50 WIB
Perang Mosul, Pertempuran Jalanan Paling Brutal Sejak PD II
Perang Mosul, Pertempuran Jalanan Paling Brutal Sejak PD II
A A A
BAGHDAD - Komandan Gabungan Joint Task Force, Letjen Stephen Townsend memberikan gambaran terkait perang melawan ISIS di Mosul. Menurutnya, perang di Mosul adalah pertempuran jalanan yang paling brutal sejak Perang Dunia (PD) II.

Townsend menjelaskan bahwa ISIS telah menguasai Mosul selama 30 bulan. Selama itu pula kelompok ekstrimis ini membangun pertahanan di jalan-jalan sempit kota tua sebelah barat Mosul. Para pengikut ISIS, juga dikenal sebagai IS atau Daesh, yang menguasai garis depan menjadikan warga sipil sebagai sandera dengan bahan peledak.

"Musuh kita, ISIS, jahat dan tukang jagal, terlibat pembantaian dengan sengaja dan pembunuhaan massal. Ada kuburan massal yang tak terhitung jumlahnya di sekitar Mosul. ISIS menempatkan mayat mereka di sana," kata Townsend seperti dikutip dari Independent, Kamis (30/3/2017).

“Untuk meletakkan segala sesuatunya dalam perspektif sedikit untuk Anda, ini adalah pertempuran perkotaan yang paling signifikan yang pernah terjadi sejak Perang Dunia II; sangat sulit dan brutal. Peperangan terjadi di rumah demi rumah, blok demi blok,” imbuhnya.

Townsende mengatakan ada kemungkinan bahwa serangan udara Amerika Serikat (AS) menewaskan 200 warga sipil di barat Mosul awal bulan ini. Menurutnya, AS telah berulang kali melakukan serangan udara di wilayah itu.

“Penilaian awal saya adalah bahwa kita mungkin memiliki peran dalam korban ini,” ujarnya.

Namun dia mengatakan penyelidikan sedang berlangsung di tengah kekhawatiran bahwa warga sipil telah digunakan sebagai perisai manusia oleh ISIS dan bahwa bangunan telah dipasangi dengan bahan peledak.

“Apa yang saya tidak tahu adalah, apakah mereka dikumpulkan di sana oleh musuh? Kami masih memiliki beberapa penilaian. Aku akan mengatakan ini bahwa itu pasti terlihat seperti taktik ISIS," katanya.

“Fakta bahwa seluruh bangunan runtuh sebenarnya bertentangan dengan keterlibatan kami. Mesiu yang kita gunakan seharusnya tidak bisa meruntuhkan seluruh bangunan,” imbuhnya.

Townsend mengungkapkan jika militan ISIS semakin menggunakan taktik putus asa. Mereka menembak warga sipil yang mencoba melarikan diri dari zona pertempuran.

"Warga sipil dalam beberapa hari terakhir, kami telah mengamati, melarikan diri dari bangunan yang dikuasai ISIS. Kami telah mendengar laporan bahwa ISIS menembak warga sipil yang berusaha untuk meninggalkan Mosul.

"Irak Counter Terrorism Service melaporkan mereka menemukan dua rumah dipasangi peledak dan diisi dengan sandera, salah satu berisi 45 orang dalam satu rumah, dan 25 di rumah lainnya. Mereka berhasil menjiankkan bahan peledak dan melepaskan para sandera tanpa membahayakan," ungkapnya.

Dia menambahkan: “Meskipun mitra kami dalam koalisi telah membuat kesalahan yang telah merugikan warga sipil, kami tidak pernah ditargetkan mereka, tidak sama sekali. Di sisi lain, orang biadab macam ISIS yang sengaja menjadi target, meneror dan membunuh warga sipil tak berdosa setiap hari.”

Townsend sendiri saat ini tengah memberikan pengarahan di Baghdad kepada pesawat tempur RAF untuk terus menggempur posisi ISIS di sekitar Mosul. Serangan ini dilakukan untuk mendukung serangan tentara Irak dan Kurdi.

Pasukan Khusus Irak dan polisi saat ini berjuang memerangi militan ISIS di dekat masjid al-Nusi. Masjid tersebut digunakan oleh pemimpin ISIS Abu Bakr Al-Baghdadi menyatakan berdirinya kekhalifahan ISIS tiga tahun lalu.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4058 seconds (0.1#10.140)