Krisis Guncang Penjara Inggris: 18 Sipir Wanita Terlibat Skandal Seks dengan Napi Pria

Minggu, 03 September 2023 - 20:09 WIB
loading...
Krisis Guncang Penjara Inggris: 18 Sipir Wanita Terlibat Skandal Seks dengan Napi Pria
Tiga dari 18 sipir wanita yang dipecat dari penjara terbesar Inggris karena terlibat skandal seks dengan napi pria. Foto/Polisi North Wales
A A A
LONDON - Krisis staf melanda penjara terbesar Inggris, HMP Berwyn. Total 18 sipir wanita telah dipecat setelah terlibat skandal seks dengan narapidana (napi) pria.

Pembangunan HMP Berwyn di Wrexham telah menelan biaya ÂŁ212 juta dan dibuka untuk tahanan pada tahun 2016. Namun sejak itu, situs tahanan tersebut justru menjadi lokasi skandal seks dan narkoba, serta dikritik karena kebijakan liberalnya.

Laporan The Mirror pada Minggu (3/9/2023) mengungkap bagaimana 18 staf wanita di penjara tersebut dipecat karena skandal memalukan, termasuk berhubungan seks dengan napi pria.



Angka rekor tersebut, yang terungkap dalam permintaan Kebebasan Informasi, muncul setelah tiga dari sipir wanita tersebut diadili karena hubungan asmara terlarang.

Hubungan tersebut terjadi selama enam tahun terakhir di penjara yang dikelola swasta di Wrexham, North Wales.

Jennifer Gavan termasuk di antara para sipir yang terlibat skandal. Dia menerima ÂŁ150 untuk menyelundupkan ponsel ke sel napi kasus perampokan; Alex Coxon. Keduanya kemudian ketahuan bertukar foto cabul melalui WhatsApp.

Gavan mengaku bersalah atas pelanggaran dan dijatuhi hukuman delapan bulan penjara.

Sipir wanita lainnya; Emily Watson dan Ayshea Gunn, juga dikurung setelah berselingkuh dengan napi. Watson terlibat hubungan seksual dengan napi pengedar narkoba John McGee, yang menjalani hukuman delapan tahun karena menyebabkan kematian lantaran mengemudi yang berbahaya.

Sedangkn Gunn berhubungan dengan napi kasus perampokan bersenjata; Khuram Razaq, dan bertukar foto dan video yang “sangat seksual”.

Laporan terbaru dari Dewan Pengawas Independen mengungkapkan bahwa berkurangnya jumlah staf pendukung perempuan di penjara telah menjadi “faktor destabilisasi terbesar” dalam menjalankan penjara.

Penelitian baru ini hanya mengamati periode dari Maret 2022 hingga Februari 2023, namun menemukan bahwa staf yang tidak berpengalaman di penjara Kategori B dan C, serta kekurangan staf secara umum, “berdampak buruk” pada pengoperasian penjara sejak akhir pandemi Covid-19 2023.

Juru bicara Asosiasi Petugas Penjara mengatakan kepada The Sun: “Di Berwyn, staf di sana yang hanya bertugas selama tiga atau empat bulan telah mengajar staf baru. Ketika Anda memasukkan staf muda dan mereka bercampur dengan tahanan berpengalaman-–banyak dari mereka kaya."
(mas)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1074 seconds (0.1#10.140)