Drone Angkatan Laut Ukraina Gempur Jembatan Crimea, Rusia Gerak Cepat
loading...
A
A
A
MOSKOW - Drone laut Ukraina kembali menyerang jembatan Crimea yang menghubungkan semenanjung Crimea bagian timur dengan daratan Rusia.
Berbagai upaya serangan oleh drone maritim Ukraina itu berhasil digagalkan pada Jumat malam (1/9/2023) dan Sabtu dini hari, menurut Kementerian Pertahanan (Kemhan) Rusia.
“Pada tanggal 1 September, sekitar pukul 23:15 waktu Moskow, rezim Kiev berusaha melancarkan serangan teroris di Jembatan Crimea menggunakan kapal semi-submersible tanpa awak,” papar kementerian itu dalam pernyataan singkat.
Kemhan Rusia menambahkan kapal musuh tersebut “segera terdeteksi dan dimusnahkan” di Laut Hitam.
Tiga jam kemudian, sekitar pukul 02:10 pada Sabtu, drone laut lain dihancurkan di daerah tersebut ketika juga berusaha menyerang jembatan, menurut militer Rusia.
Kapal tak berawak ketiga yang masuk dilaporkan berhasil dilumpuhkan pada pukul 02.20.
Semua lalu lintas di Jembatan Crimea dihentikan sebentar sebagai tindakan pencegahan pada Jumat malam, dan kembali normal setelah jam 3 pagi.
Semenanjung Crimea, yang merupakan lokasi pangkalan angkatan laut utama Rusia, sering menjadi sasaran serangan pesawat tak berawak dan rudal Ukraina.
Dengan armadanya yang berkurang menjadi beberapa kapal patroli, Kiev juga melakukan serangan terhadap infrastruktur dan kapal Rusia dengan menggunakan kapal yang dioperasikan dari jarak jauh.
Pada pertengahan Juli, drone laut merusak jembatan Krimea, menewaskan dua warga sipil dan melukai putri mereka yang berusia 14 tahun.
Pada bulan Agustus, Kiev secara resmi mengakui serangan tersebut dan bahkan memberikan kepada CNN rekaman yang menunjukkan pandangan orang pertama dari drone tersebut.
Dinas Keamanan Ukraina juga mengaku bertanggung jawab atas serangan bom truk di Jembatan Crimea pada Oktober tahun lalu, yang menewaskan tiga warga sipil dan merusak struktur bangunan secara signifikan.
Presiden Rusia Vladimir Putin menggambarkan serangan di Jembatan Crimea sebagai tindakan yang “brutal” dan tidak ada gunanya dari sudut pandang militer.
Putin menjelaskan jembatan tersebut tidak lagi digunakan untuk mengangkut peralatan tempur. Meski demikian, Menteri Pertahanan Ukraina Aleksey Reznikov berjanji akan terus menyerang jembatan dan sasaran lain di semenanjung tersebut.
Berbagai upaya serangan oleh drone maritim Ukraina itu berhasil digagalkan pada Jumat malam (1/9/2023) dan Sabtu dini hari, menurut Kementerian Pertahanan (Kemhan) Rusia.
“Pada tanggal 1 September, sekitar pukul 23:15 waktu Moskow, rezim Kiev berusaha melancarkan serangan teroris di Jembatan Crimea menggunakan kapal semi-submersible tanpa awak,” papar kementerian itu dalam pernyataan singkat.
Kemhan Rusia menambahkan kapal musuh tersebut “segera terdeteksi dan dimusnahkan” di Laut Hitam.
Tiga jam kemudian, sekitar pukul 02:10 pada Sabtu, drone laut lain dihancurkan di daerah tersebut ketika juga berusaha menyerang jembatan, menurut militer Rusia.
Kapal tak berawak ketiga yang masuk dilaporkan berhasil dilumpuhkan pada pukul 02.20.
Semua lalu lintas di Jembatan Crimea dihentikan sebentar sebagai tindakan pencegahan pada Jumat malam, dan kembali normal setelah jam 3 pagi.
Semenanjung Crimea, yang merupakan lokasi pangkalan angkatan laut utama Rusia, sering menjadi sasaran serangan pesawat tak berawak dan rudal Ukraina.
Dengan armadanya yang berkurang menjadi beberapa kapal patroli, Kiev juga melakukan serangan terhadap infrastruktur dan kapal Rusia dengan menggunakan kapal yang dioperasikan dari jarak jauh.
Pada pertengahan Juli, drone laut merusak jembatan Krimea, menewaskan dua warga sipil dan melukai putri mereka yang berusia 14 tahun.
Pada bulan Agustus, Kiev secara resmi mengakui serangan tersebut dan bahkan memberikan kepada CNN rekaman yang menunjukkan pandangan orang pertama dari drone tersebut.
Dinas Keamanan Ukraina juga mengaku bertanggung jawab atas serangan bom truk di Jembatan Crimea pada Oktober tahun lalu, yang menewaskan tiga warga sipil dan merusak struktur bangunan secara signifikan.
Presiden Rusia Vladimir Putin menggambarkan serangan di Jembatan Crimea sebagai tindakan yang “brutal” dan tidak ada gunanya dari sudut pandang militer.
Putin menjelaskan jembatan tersebut tidak lagi digunakan untuk mengangkut peralatan tempur. Meski demikian, Menteri Pertahanan Ukraina Aleksey Reznikov berjanji akan terus menyerang jembatan dan sasaran lain di semenanjung tersebut.
(sya)