Data Rusia: Air Limbah Nuklir Fukushima Belum Buat Ikan Tercemar Radioaktif
loading...
A
A
A
MOSKOW - Ikan yang ditangkap di laut Timur Jauh Rusia sejak Jepang mulai membuang air limbah dari Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima ke laut pekan lalu tidak menunjukkan tingkat radiasi yang berlebihan.
Data itu diumumkan pengawas hewan dan fitosanitasi Rusia, Rosselkhoznadzor.
Menurut badan tersebut, 443 sampel produk ikan, termasuk cod, fluke, walleye pollock, halibut, salmon, kepiting, kerang dan makanan kaleng, telah dipelajari para ahli.
“Tidak ada temuan positif pada produk yang diuji, dengan tingkat radiasi di dalamnya berada dalam kisaran normal,” ungkap Rosselkhoznadzor.
“Hasilnya menunjukkan keamanan produk ikan,” papar lembaga itu.
Laboratorium badan tersebut di Timur Jauh memantau produk ikan secara teratur, namun telah meningkatkan aktivitasnya sejak Tokyo mengumumkan rencana membuang air limbah radioaktif yang telah diolah dari PLTN yang terkena dampak bencana gempa dan tsunami.
Jepang mulai membuang cairan tersebut ke laut pekan lalu, sebagai bagian dari rencana yang disetujui PBB.
Air tersebut digunakan untuk mendinginkan reaktor nuklir yang rusak akibat bencana gempa bumi dan tsunami pada bulan Maret 2011, sehingga reaktor tersebut tidak mencair sepenuhnya.
Meskipun ada klaim cairan tersebut benar-benar aman, tindakan Tokyo memicu reaksi keras dari negara tetangganya, China, Korea Selatan, dan Korea Utara.
Data itu diumumkan pengawas hewan dan fitosanitasi Rusia, Rosselkhoznadzor.
Menurut badan tersebut, 443 sampel produk ikan, termasuk cod, fluke, walleye pollock, halibut, salmon, kepiting, kerang dan makanan kaleng, telah dipelajari para ahli.
“Tidak ada temuan positif pada produk yang diuji, dengan tingkat radiasi di dalamnya berada dalam kisaran normal,” ungkap Rosselkhoznadzor.
“Hasilnya menunjukkan keamanan produk ikan,” papar lembaga itu.
Laboratorium badan tersebut di Timur Jauh memantau produk ikan secara teratur, namun telah meningkatkan aktivitasnya sejak Tokyo mengumumkan rencana membuang air limbah radioaktif yang telah diolah dari PLTN yang terkena dampak bencana gempa dan tsunami.
Jepang mulai membuang cairan tersebut ke laut pekan lalu, sebagai bagian dari rencana yang disetujui PBB.
Air tersebut digunakan untuk mendinginkan reaktor nuklir yang rusak akibat bencana gempa bumi dan tsunami pada bulan Maret 2011, sehingga reaktor tersebut tidak mencair sepenuhnya.
Meskipun ada klaim cairan tersebut benar-benar aman, tindakan Tokyo memicu reaksi keras dari negara tetangganya, China, Korea Selatan, dan Korea Utara.