Alasan Jepang Buang Limbah Nuklir Fukushima ke Laut, Sains Jadi Dalih Pembenaran
loading...
A
A
A
Sains Jadi Dalih Pembenaran Jepang
China memprotes keras tindakan Jepang membuang air limbah nuklir ke laut Samudra Pasifik. Korea Selatan juga menyuarakan protes, meski tak sekeras China.
Beijing bahkan melarang impor makanan laut Jepang.
IAEA, berpegang pada sains, membela keputusan Jepang. Menurut IAEA, air limbah yang diolah tersebut memiliki dampak radiologis yang "dapat diabaikan" terhadap manusia dan lingkungan.
Yang ditakutkan sebenarnya adalah unsur-unsur radioaktif dari air limbah yang tidak bisa dihilangkan total oleh Jepang. Jika Jepang mampu menghilangkannya sebelum dialirkan ke laut, mungkin hal ini tidak akan menjadi kontroversi.
Masalahnya disebabkan oleh unsur radioaktif hidrogen yang disebut tritium, yang tidak dapat dihilangkan dari air yang terkontaminasi karena tidak ada teknologi yang dapat melakukannya. Sebaliknya, airnya diencerkan.
Pesan dari para ahli Jepang dan IAEA adalah bahwa pelepasan air limbah olahan tersebut aman, meski tidak semua ilmuwan sepakat mengenai dampak yang akan ditimbulkan.
Tritium dapat ditemukan di air di seluruh dunia. Banyak ilmuwan berpendapat jika kadar tritium rendah, dampaknya minimal.
Namun para kritikus mengatakan diperlukan lebih banyak penelitian tentang bagaimana hal ini dapat berdampak pada dasar laut, kehidupan laut, dan manusia.
IAEA, yang berkantor permanen di Fukushima, mengatakan analisis independen di lokasi menunjukkan konsentrasi tritium dalam air yang dibuang jauh di bawah batas operasional 1.500 becquerel per liter (Bq/L).
Batas tersebut enam kali lebih kecil dari batas air minum yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yaitu 10.000 Bq/L, yang merupakan ukuran radioaktivitas.