Pengamat: Militer AS Yakin Ukraina Membuang-buang Amunisi
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Pentagon percaya para komandan Ukraina perlu menghindari pemborosan amunisi dan mengubah taktik artileri mereka agar hanya mengenai sasaran yang paling penting.
Pernyataan itu diungkap kolumnis Washington Post, David Ignatius. Dalam artikel yang diterbitkan pada Minggu (27/8/2023), Ignatius mengklaim, “AS dan sekutunya semakin frustrasi terhadap Kiev atas kegagalan mereka mencapai hasil yang signifikan selama serangan balasan musim panas yang banyak dipuji, dan telah melakukan peninjauan terhadap pelajaran yang didapat selama operasi tersebut.”
Salah satu kesimpulan penting dari penilaian Washington, menurut Ignatius, adalah konflik Rusia-Ukraina kemungkinan tidak akan terselesaikan tahun ini, seperti yang diharapkan banyak orang di Kiev.
“Sebaliknya, Pentagon yakin pertempuran tersebut mungkin akan berlanjut hingga tahun 2024, dan mungkin setelahnya, yang berarti Washington dan sekutunya harus terus mendukung pasukan Kiev,” ungkap dia.
Pentagon dilaporkan telah mendesak para komandan Ukraina untuk lebih memprioritaskan target dan memusatkan pasukan mereka pada titik-titik terobosan di sepanjang garis depan Rusia-Ukraina.
Para komandan Amerika juga khawatir Kiev telah menyia-nyiakan tembakan artileri dengan meniru taktik era Soviet.
Salah satu perkiraan AS yang dikutip Ignatius menunjukkan pasukan Ukraina telah menembakkan sekitar 2 juta butir amunisi artileri 155mm sejak pertempuran pecah pada Februari 2022, dan hampir menghabiskan persediaan Barat.
Awal bulan ini, Washington Post juga melaporkan AS mengalami kekurangan bahan mentah, khususnya TNT, ketika AS mencoba mengisi kembali persenjataannya dan terus memasok amunisi ke Ukraina.
Menurut Washington Post, meningkatkan produksi peluru artileri menjadi 28.000 per bulan, sesuai dengan target saat ini, tidak akan cukup untuk memuaskan “kelaparan Ukraina akan amunisi artileri,” apalagi mengisi kembali persediaan Washington yang sudah menipis.
Pilihan taktik yang diambil Kiev selama konflik telah berulang kali dipertanyakan baik oleh pendukung Ukraina di Barat maupun oleh Rusia.
Pekan lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengkritik para komandan Zelensky dan menuduh mereka mengubah tentara mereka sendiri menjadi umpan meriam.
Dia menyebut keputusan mereka melemparkan para tentara Ukraina ke ladang ranjau Rusia di bawah tembakan artileri “mengejutkan,” dan mengatakan Kiev bertindak seolah-olah pasukan Ukraina tersebut bahkan bukan warga negaranya.
Lihat Juga: Prabowo Diundang ke China dan AS: Prinsip Bebas dan Aktif dalam Lanskap Geopolitik Modern
Pernyataan itu diungkap kolumnis Washington Post, David Ignatius. Dalam artikel yang diterbitkan pada Minggu (27/8/2023), Ignatius mengklaim, “AS dan sekutunya semakin frustrasi terhadap Kiev atas kegagalan mereka mencapai hasil yang signifikan selama serangan balasan musim panas yang banyak dipuji, dan telah melakukan peninjauan terhadap pelajaran yang didapat selama operasi tersebut.”
Salah satu kesimpulan penting dari penilaian Washington, menurut Ignatius, adalah konflik Rusia-Ukraina kemungkinan tidak akan terselesaikan tahun ini, seperti yang diharapkan banyak orang di Kiev.
“Sebaliknya, Pentagon yakin pertempuran tersebut mungkin akan berlanjut hingga tahun 2024, dan mungkin setelahnya, yang berarti Washington dan sekutunya harus terus mendukung pasukan Kiev,” ungkap dia.
Pentagon dilaporkan telah mendesak para komandan Ukraina untuk lebih memprioritaskan target dan memusatkan pasukan mereka pada titik-titik terobosan di sepanjang garis depan Rusia-Ukraina.
Para komandan Amerika juga khawatir Kiev telah menyia-nyiakan tembakan artileri dengan meniru taktik era Soviet.
Salah satu perkiraan AS yang dikutip Ignatius menunjukkan pasukan Ukraina telah menembakkan sekitar 2 juta butir amunisi artileri 155mm sejak pertempuran pecah pada Februari 2022, dan hampir menghabiskan persediaan Barat.
Awal bulan ini, Washington Post juga melaporkan AS mengalami kekurangan bahan mentah, khususnya TNT, ketika AS mencoba mengisi kembali persenjataannya dan terus memasok amunisi ke Ukraina.
Menurut Washington Post, meningkatkan produksi peluru artileri menjadi 28.000 per bulan, sesuai dengan target saat ini, tidak akan cukup untuk memuaskan “kelaparan Ukraina akan amunisi artileri,” apalagi mengisi kembali persediaan Washington yang sudah menipis.
Pilihan taktik yang diambil Kiev selama konflik telah berulang kali dipertanyakan baik oleh pendukung Ukraina di Barat maupun oleh Rusia.
Pekan lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengkritik para komandan Zelensky dan menuduh mereka mengubah tentara mereka sendiri menjadi umpan meriam.
Dia menyebut keputusan mereka melemparkan para tentara Ukraina ke ladang ranjau Rusia di bawah tembakan artileri “mengejutkan,” dan mengatakan Kiev bertindak seolah-olah pasukan Ukraina tersebut bahkan bukan warga negaranya.
Lihat Juga: Prabowo Diundang ke China dan AS: Prinsip Bebas dan Aktif dalam Lanskap Geopolitik Modern
(sya)