Bulan Depan, AS Mulai Latih Pilot Ukraina Terbangkan F-16
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Pentagon mengatakan Amerika Serikat (AS) akan mulai melatih pilot Ukraina menerbangkan jet tempur F-16 mulai bulan depan sehingga mereka bisa menggunakan pesawat canggih itu untuk melawan pasukan Rusia.
Ukraina telah lama menginginkan jet tempur canggih itu agar dapat melawan invasi Rusia dengan lebih baik dan kini tengah melancarkan serangan balasan yang bertujuan untuk merebut kembali wilayah yang dikuasai pasukan Rusia.
Juru bicara Pentagon Pat Ryder mengatakan pelatihan AS akan melibatkan beberapa pilot dan puluhan personel untuk merawat pesawat tersebut.
“Pilot-pilot ini akan melakukan pelatihan bahasa Inggris di Pangkalan Angkatan Udara Lackland di San Antonio, Texas pada bulan September sebelum menghadiri pelatihan terbang F-16 di Arizona pada bulan berikutnya," jelasnya.
"Pelatihan Arizona akan berlangsung di Pangkalan Garda Nasional Udara Morris," tambahnya seperti dikutip dari Channel News Asia, Jumat (25/8/2023).
Ryder mengatakan pelatihan biasanya berlangsung lima hingga delapan bulan, tergantung pada keterampilan yang dimiliki pilot.
"Pelatihan bahasa pada awalnya sangat penting, mengingat kompleksitas dan keahlian khusus bahasa Inggris yang diperlukan untuk menerbangkan pesawat ini,” katanya.
Program AS memperluas rencana yang sudah diumumkan oleh sekutu Eropa untuk melatih personel Ukraina menerbangkan jet tempur F-16 buatan AS.
Pekan lalu AS mengatakan kepada Denmark dan Belanda bahwa mereka dapat mengirim jet tempur F-16 mereka ke Ukraina ketika pilot negara tersebut dilatih untuk menggunakannya.
Pada hari Kamis, Norwegia mengatakan mereka juga akan memberikan jet tempur F-16 ke Ukraina, dan kantor berita NTB melaporkan sumbangan tersebut akan berjumlah antara lima dan 10 pesawat.
Ryder menambahkan Amerika melanjutkan program pelatihannya sendiri sebagai pengakuan bahwa Denmark dan Belanda tidak dapat menangani semua persiapan percontohan yang dibutuhkan Ukraina.
“Kami tahu bahwa ketika Denmark dan Belanda bersiap untuk melatih pilot-pilot tersebut, pada titik tertentu di masa depan, kapasitas akan tercapai,” katanya.
Gedung Putih telah mengkonfirmasi latihan ini dengan mengatakan bahwa Presiden AS Joe Biden dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah membahas program pelatihan itu.
“Presiden Biden menegaskan kembali komitmen AS untuk mendukung pertahanan Ukraina melawan agresi Rusia selama diperlukan, dan meminta pertanggungjawaban Rusia atas tindakannya,” demikian pernyataan Gedung Putih.
Ukraina telah lama menginginkan jet tempur canggih itu agar dapat melawan invasi Rusia dengan lebih baik dan kini tengah melancarkan serangan balasan yang bertujuan untuk merebut kembali wilayah yang dikuasai pasukan Rusia.
Juru bicara Pentagon Pat Ryder mengatakan pelatihan AS akan melibatkan beberapa pilot dan puluhan personel untuk merawat pesawat tersebut.
“Pilot-pilot ini akan melakukan pelatihan bahasa Inggris di Pangkalan Angkatan Udara Lackland di San Antonio, Texas pada bulan September sebelum menghadiri pelatihan terbang F-16 di Arizona pada bulan berikutnya," jelasnya.
"Pelatihan Arizona akan berlangsung di Pangkalan Garda Nasional Udara Morris," tambahnya seperti dikutip dari Channel News Asia, Jumat (25/8/2023).
Ryder mengatakan pelatihan biasanya berlangsung lima hingga delapan bulan, tergantung pada keterampilan yang dimiliki pilot.
"Pelatihan bahasa pada awalnya sangat penting, mengingat kompleksitas dan keahlian khusus bahasa Inggris yang diperlukan untuk menerbangkan pesawat ini,” katanya.
Program AS memperluas rencana yang sudah diumumkan oleh sekutu Eropa untuk melatih personel Ukraina menerbangkan jet tempur F-16 buatan AS.
Pekan lalu AS mengatakan kepada Denmark dan Belanda bahwa mereka dapat mengirim jet tempur F-16 mereka ke Ukraina ketika pilot negara tersebut dilatih untuk menggunakannya.
Pada hari Kamis, Norwegia mengatakan mereka juga akan memberikan jet tempur F-16 ke Ukraina, dan kantor berita NTB melaporkan sumbangan tersebut akan berjumlah antara lima dan 10 pesawat.
Ryder menambahkan Amerika melanjutkan program pelatihannya sendiri sebagai pengakuan bahwa Denmark dan Belanda tidak dapat menangani semua persiapan percontohan yang dibutuhkan Ukraina.
“Kami tahu bahwa ketika Denmark dan Belanda bersiap untuk melatih pilot-pilot tersebut, pada titik tertentu di masa depan, kapasitas akan tercapai,” katanya.
Gedung Putih telah mengkonfirmasi latihan ini dengan mengatakan bahwa Presiden AS Joe Biden dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah membahas program pelatihan itu.
“Presiden Biden menegaskan kembali komitmen AS untuk mendukung pertahanan Ukraina melawan agresi Rusia selama diperlukan, dan meminta pertanggungjawaban Rusia atas tindakannya,” demikian pernyataan Gedung Putih.
(ian)