5 Kegagalan Intelijen Rusia dalam Invasi ke Ukraina, Salah Satunya Bergantung pada Agen Spionase Asing
loading...
A
A
A
MOSKOW - Durasi perang Ukraina yang harusnya berlangsung singkat, tetapi justru memerlukan waktu bertahun-tahun merupakan bentuk dari kegagalan intelijen. Bahkan, pakar intelijen dari Universitas Harvard, Calder Walton, menyebut invasi ke Ukraina sebagai "kegagalan intelijen terbesar" bagi Presiden Rusia Vladimir Putin.
Walton yang juga merupakan penulis "Spies: The Epic Intelligence War Between East and West," mengatakan bahwa badan intelijen FSB Rusia telah gagal mempersiapkan invasi negara itu ke Ukraina. Jika informasi intelijen FSB tepat, seharusnya invasi Rusia untuk menguasai Kiev hanya berlangsung beberapa bulan.
Foto/Reuters
Walton mengatakan bahwa karena kecenderungan Putin untuk menjalankan operasi intelijennya dengan "penjilat yang melumpuhkan". Putin kemungkinan besar tidak diberi informasi yang akurat karena staf berusaha untuk mengkonfirmasi pandangan presiden daripada mengambil risiko menentangnya.
"Ini mungkin memainkan peran dalam kegagalan FSB untuk membentuk rekrutan yang ditempatkan dengan baik untuk bertindak sebagai penyabot dan membantu pasukan Rusia selama invasi," ungkap Walton, dilansirThe Sunday Times,
Foto/Reuters
Walton mengatakan FSB, dinas keamanan Rusia, lebih kriminal daripada profesional.
"FSB, yang dijalankan Putin pada 1998, memfasilitasi skema pencucian uang besar-besaran, sistemik, yang dijalankan negara untuk pengayaan pribadinya dan untuk oligarki Rusia," ujarnya.
Foto/Reuters
Sebelum invasi Ukraina, Putin sangat bergantung pada diplomat yang menyamar untuk melakukan pekerjaan klandestin di luar negeri, tetapi pengusiran banyak dari mereka memaksa presiden mengubah rencana.
Selama tiga bulan pertama perang, lebih dari 450 diplomat Rusia dikirim berkemas dari kedutaan Rusia.
Foto/Reuters
Walton yang juga merupakan penulis "Spies: The Epic Intelligence War Between East and West," mengatakan bahwa badan intelijen FSB Rusia telah gagal mempersiapkan invasi negara itu ke Ukraina. Jika informasi intelijen FSB tepat, seharusnya invasi Rusia untuk menguasai Kiev hanya berlangsung beberapa bulan.
Berikut adalah 5 kegagalan intelijen Rusia dalam invasi ke Ukraina.
1. Percaya pada Penjilat
Foto/Reuters
Walton mengatakan bahwa karena kecenderungan Putin untuk menjalankan operasi intelijennya dengan "penjilat yang melumpuhkan". Putin kemungkinan besar tidak diberi informasi yang akurat karena staf berusaha untuk mengkonfirmasi pandangan presiden daripada mengambil risiko menentangnya.
"Ini mungkin memainkan peran dalam kegagalan FSB untuk membentuk rekrutan yang ditempatkan dengan baik untuk bertindak sebagai penyabot dan membantu pasukan Rusia selama invasi," ungkap Walton, dilansirThe Sunday Times,
2. Banyak Agen Intelijen Rusia Adalah Pelaku Kejahatan
Foto/Reuters
Walton mengatakan FSB, dinas keamanan Rusia, lebih kriminal daripada profesional.
"FSB, yang dijalankan Putin pada 1998, memfasilitasi skema pencucian uang besar-besaran, sistemik, yang dijalankan negara untuk pengayaan pribadinya dan untuk oligarki Rusia," ujarnya.
3. Terlalu Bergantung pada Diplomat yang Merangkap Agen
Foto/Reuters
Sebelum invasi Ukraina, Putin sangat bergantung pada diplomat yang menyamar untuk melakukan pekerjaan klandestin di luar negeri, tetapi pengusiran banyak dari mereka memaksa presiden mengubah rencana.
Selama tiga bulan pertama perang, lebih dari 450 diplomat Rusia dikirim berkemas dari kedutaan Rusia.
4. Menggunakan Mata-Mata Tidak Resmi
Foto/Reuters