Balas Dendam Al-Qur'an Dibakar, Al-Qaeda Serukan Serangan di Swedia dan Denmark
loading...
A
A
A
STOCKHOLM - Kelompok Al-Qaeda mendesak para pendukungnya untuk melakukan serangan teror di Swedia dan Denmark sebagai balas dendam atas serangkaian pembakaran Al-Qur'an di dua negara Nordik tersebut.
“Wahai umat Islam di Swedia, Denmark, dan seluruh Eropa, tugas balas dendam dibebankan kepada Anda,” demikian pernyataan As-Sahab Media Foundation, yang berfungsi sebagai pusat media Al-Qaeda, sebagaimana dilansir The European Conservative, Kamis (17/8/2023).
Denmark dan Swedia telah dikritik habis-habisan oleh negara-negara Muslim karena mengizinkan aktivis anti-Islam membakar kitab suci umat Islam, Al-Qur'an, di depan umum.
Pada Senin lalu, salinan Al-Qur'an ditendang dan dibakar dua pria di Ibu Kota Swedia, Stockholm.
Berpegang pada undang-undang kebebasan berbicara, Denmark dan Swedia sejauh ini menolak permintaan untuk melarang pembakaran Al-Qur'an di depan umum, tetapi tidak mengesampingkan campur tangan jika keamanan nasional dianggap terancam.
“Pembakaran Al-Qur'an baru-baru ini, seperti yang dikatakan polisi, memengaruhi situasi keamanan saat ini,” kata Menteri Kehakiman Denmark Peter Hummelgaard.
Kedua negara tersebut memperketat perbatasan mereka setelah dinas keamanan domestik Swedia menempatkan negara itu pada ancaman teror yang tinggi.
Kepala kontra-terorisme polisi Swedia, Magnus Sjöberg, juga memperingatkan bahwa Swedia bisa menjadi target kelompok teroris yang mengatasnamakan Islam. “Kami memiliki komunikasi dan komunike dari beberapa kelompok teroris yang saat ini menyebut Swedia bersama Denmark dan Belanda,” katanya.
Para ahli tidak setuju apakah ancaman baru yang dibuat oleh Al-Qaeda harus ditanggapi dengan serius atau tidak.
Tore Refslund Hamming, seorang senior fellow di International Centre for the Study of Radicalisation, King’s College Inggris, menggambarkan seruan Al-Qaeda sebagai seruan paling langsung dari militan Islamis untuk melakukan serangan teror terhadap Denmark sejak apa yang dia sebut sebagai "Krisis Muhammad".
Protes kekerasan pecah di beberapa negara Muslim dan krisis diplomatik terjadi setelah surat kabar Denmark Jyllands-Posten pada tahun 2005 menerbitkan dua belas kartun editorial yang menggambarkan Nabi Muhammad.
Jacob Kaarsbo, seorang analis senior di lembaga think tank Copenhagen; Europa, percaya bahwa ancaman Al-Qaeda dapat dianggap sebagai deklarasi perang melawan Denmark.
Namun, peneliti terorisme Swedia; Hans Brun, juga berbasis di King's College mengatakan; "Ini benar-benar bukan sesuatu yang baru, tetapi hanya seruan kepada orang-orang di seluruh dunia untuk membalas dendam, dan ini diarahkan pada pelaku tunggal."
Dia tidak percaya bahwa Al-Qaeda sendiri yang merencanakan serangan.
Apapun masalahnya, turis Amerika, Australia, dan Inggris semuanya disarankan untuk berhati-hati saat mengunjungi Swedia.
Pemerintah Inggris telah memperingatkan bahwa teroris sangat mungkin mencoba dan melakukan serangan di Swedia.
Sementara itu, Henrik Landerholm, Penasihat Keamanan Nasional Swedia, mengatakan bahwa warga Swedia di luar negeri dan bisnis yang terkait dengan Swedia harus meningkatkan kewaspadaan dan kehati-hatian.
“Wahai umat Islam di Swedia, Denmark, dan seluruh Eropa, tugas balas dendam dibebankan kepada Anda,” demikian pernyataan As-Sahab Media Foundation, yang berfungsi sebagai pusat media Al-Qaeda, sebagaimana dilansir The European Conservative, Kamis (17/8/2023).
Denmark dan Swedia telah dikritik habis-habisan oleh negara-negara Muslim karena mengizinkan aktivis anti-Islam membakar kitab suci umat Islam, Al-Qur'an, di depan umum.
Pada Senin lalu, salinan Al-Qur'an ditendang dan dibakar dua pria di Ibu Kota Swedia, Stockholm.
Berpegang pada undang-undang kebebasan berbicara, Denmark dan Swedia sejauh ini menolak permintaan untuk melarang pembakaran Al-Qur'an di depan umum, tetapi tidak mengesampingkan campur tangan jika keamanan nasional dianggap terancam.
“Pembakaran Al-Qur'an baru-baru ini, seperti yang dikatakan polisi, memengaruhi situasi keamanan saat ini,” kata Menteri Kehakiman Denmark Peter Hummelgaard.
Kedua negara tersebut memperketat perbatasan mereka setelah dinas keamanan domestik Swedia menempatkan negara itu pada ancaman teror yang tinggi.
Kepala kontra-terorisme polisi Swedia, Magnus Sjöberg, juga memperingatkan bahwa Swedia bisa menjadi target kelompok teroris yang mengatasnamakan Islam. “Kami memiliki komunikasi dan komunike dari beberapa kelompok teroris yang saat ini menyebut Swedia bersama Denmark dan Belanda,” katanya.
Para ahli tidak setuju apakah ancaman baru yang dibuat oleh Al-Qaeda harus ditanggapi dengan serius atau tidak.
Tore Refslund Hamming, seorang senior fellow di International Centre for the Study of Radicalisation, King’s College Inggris, menggambarkan seruan Al-Qaeda sebagai seruan paling langsung dari militan Islamis untuk melakukan serangan teror terhadap Denmark sejak apa yang dia sebut sebagai "Krisis Muhammad".
Protes kekerasan pecah di beberapa negara Muslim dan krisis diplomatik terjadi setelah surat kabar Denmark Jyllands-Posten pada tahun 2005 menerbitkan dua belas kartun editorial yang menggambarkan Nabi Muhammad.
Jacob Kaarsbo, seorang analis senior di lembaga think tank Copenhagen; Europa, percaya bahwa ancaman Al-Qaeda dapat dianggap sebagai deklarasi perang melawan Denmark.
Namun, peneliti terorisme Swedia; Hans Brun, juga berbasis di King's College mengatakan; "Ini benar-benar bukan sesuatu yang baru, tetapi hanya seruan kepada orang-orang di seluruh dunia untuk membalas dendam, dan ini diarahkan pada pelaku tunggal."
Dia tidak percaya bahwa Al-Qaeda sendiri yang merencanakan serangan.
Apapun masalahnya, turis Amerika, Australia, dan Inggris semuanya disarankan untuk berhati-hati saat mengunjungi Swedia.
Pemerintah Inggris telah memperingatkan bahwa teroris sangat mungkin mencoba dan melakukan serangan di Swedia.
Sementara itu, Henrik Landerholm, Penasihat Keamanan Nasional Swedia, mengatakan bahwa warga Swedia di luar negeri dan bisnis yang terkait dengan Swedia harus meningkatkan kewaspadaan dan kehati-hatian.
(mas)