4 Skandal Hukum yang Menjerat Donald Trump, dari Intervensi Pemilu hingga Suap Bintang Porno

Rabu, 16 Agustus 2023 - 02:35 WIB
loading...
4 Skandal Hukum yang...
Mantan Presiden AS Donald Trump menghadapi serangkaian kasus hukum. Foto/Reuters
A A A
WASHINGTON - Mantan Presiden AS Donald Trump dan 18 orang kepercayaannya telah didakwa secara pidana di negara bagian Georgia karena merencanakan untuk membatalkan kekalahan pemilihannya pada tahun 2020.

Dakwaan tersebut, yang terungkap pada Senin (14/8/2023). Itu meurpakan kasus pidana keempat yang diajukan terhadap Trump dan yang kedua bulan ini yang menuduh dia mencoba menumbangkan hasil pemilihan presiden AS pada tahun 2020.

Di antara para terdakwa lainnya adalah Mark Meadows, mantan kepala staf Gedung Putih Trump, dan pengacara Rudy Giuliani dan John Eastman. Tuduhan tersebut, yang diajukan oleh Jaksa Wilayah Fulton Fani Willis, berasal dari penyelidikan yang dimulai tak lama setelah rilis rekaman panggilan telepon 2 Januari 2021 antara Trump dan Menteri Luar Negeri Georgia Brad Raffensperger di mana presiden saat itu menyarankan bahwa Raffensperger dapat "mendapatkan 11.780 suara". Jumlah suara itu cukup untuk menyalip penantang presidennya Joe Biden.

Trump, seorang politikus Partai Republik , menggambarkan panggilan teleponnya ke Raffensperger sebagai "sempurna" dan menggambarkan penuntutan oleh jaksa wilayah Demokrat sebagai motivasi politik.

Berikut adalah 4 kasus hukum yang sedang berjalan terhadap Trump saat dia berkampanye untuk nominasi Partai Republik 2024:

1. Kasus dokumen rahasia

4 Skandal Hukum yang Menjerat Donald Trump, dari Intervensi Pemilu hingga Suap Bintang Porno

Foto/Reuters

Melansir Al Jazeera, Jaksa khusus Jack Smith telah memimpin dua penyelidikan federal terhadap Trump, yang keduanya menghasilkan dakwaan terhadap mantan presiden tersebut.

Tuduhan pertama yang dihasilkan dari penyelidikan tersebut datang pada bulan Juni ketika Trump didakwa atas tuduhan dia salah menangani dokumen rahasia di perkebunannya di Florida.

Surat dakwaan tersebut menuduh bahwa Trump berulang kali meminta bantuan dan pengacara untuk membantunya menyembunyikan catatan yang diminta oleh penyelidik dan dengan angkuh memamerkan "rencana serangan" Pentagon dan peta rahasia kepada anggota masyarakat.

Sebuah dakwaan yang dikeluarkan pada Juli menambahkan dakwaan yang menuduh Trump meminta rekaman pengawasan di perkebunan Mar-a-Lago miliknya dihapus setelah FBI dan penyelidik Departemen Kehakiman berkunjung pada Juni 2022 untuk mengumpulkan dokumen rahasia yang dia bawa setelah meninggalkan Gedung Putih.

Surat dakwaan baru juga menuduhnya secara ilegal memegang dokumen yang diduga telah diperlihatkannya kepada pengunjung.

Secara keseluruhan, Trump menghadapi 40 kejahatan dalam kasus dokumen rahasia. Tuduhan paling serius membawa hukuman hingga 20 tahun penjara.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1567 seconds (0.1#10.140)