Khawatir Faktor Keamanan, Ethiopia dan UEA Tolak Impor Mobil Listrik VW dari China

Senin, 14 Agustus 2023 - 09:38 WIB
loading...
Khawatir Faktor Keamanan,...
Ethiopia dan Uni Emirat Arab menolak impor mobil listrik Volkswagen dari China di tengah meningkatnya kekhawatiran akan faktor keamanan. Foto/REUTERS
A A A
ADDIS ABABA - Kendaraan listrik (EV) Volkswagen buatan China sedang mendapat sorotan karena sejumlah negara meningkatkan kekhawatiran mereka atas otorisasi hukum, keamanan, dan keandalannya.

Negara terbaru yang menentang adalah Ethiopia, di mana Kementerian Transportasi dan Logistik untuk sementara menghentikan impor mobil listrik VW buatan China, dengan alasan kurangnya otorisasi yang tepat dari perusahaan tersebut.

Kendaraan listrik Volkswagen yang diproduksi di China memiliki sejarah kerusakan baterai dan terbakar saat digunakan.

Dikutip dari portalplus.si, Senin (14/8/2023), belum lama ini, daya pikat EV rakitan China telah meningkat di Ethiopia selama lebih dari setahun, menghadirkan tantangan bagi dominasi lama Toyota di sektor mobil lokal. Lonjakan permintaan didorong oleh insentif pemerintah Ethiopia untuk mempromosikan mobilitas listrik, membebaskan EV dari berbagai pajak, dengan hanya menyisakan pajak bea cukai kurang dari 15 persen.



Namun, Volkswagen—perusahaan induk yang berbasis di Jerman—telah menjauhkan diri dari mobil buatan China ini, seraya mengeklaim bahwa mereka tidak memiliki otorisasi hukum, sehingga menimbulkan kekhawatiran tentang legitimasinya. Penangguhan impor sementara akan tetap berlaku sampai dilakukan investigasi menyeluruh untuk menyelesaikan masalah tersebut.

Tapi Ethiopia bukan satu-satunya negara yang menyatakan keberatan tentang EV merek VW buatan China. Uni Emirat Arab (UEA) juga mengikuti, dengan memberlakukan larangan impor kendaraan semacam itu. Kementerian Ekonomi UEA membuat keputusan untuk menghentikan impor model listrik Volkswagen tertentu buatan China, termasuk ID.3, ID.4, ID.5, dan ID.6, dengan alasan kekhawatiran tentang kriteria keselamatan dan keamanan mereka.

Sejumlah dealer VW di UEA mengakui bahwa mobil listrik tersebut diimpor dari China, dan juga mengakui bahwa kendaraannya tidak dilengkapi garansi. Akibatnya, harga kendaraan tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan produk sama di dealer Volkswagen di negara lain.

Larangan di UEA terjadi setelah Volkswagen menarik kembali secara global lebih dari 120.000 unit model ID.4 dan ID.3 buatan China karena cacat baterai. Perusahaan mengungkapkan bahwa baterai ini mengalami peningkatan self-discharge sebagai akibat dari cacat produksi, yang menyebabkan potensi kegagalan teknis dan bahkan kebakaran dalam beberapa kasus. Penting untuk digarisbawahi bahwa kendaraan listrik Volkswagen yang diproduksi di China memiliki sejarah kerusakan baterai dan mudah terbakar.

Pada kuartal pertama 2022 saja, 640 EV buatan China terbakar karena masalah ini. Tragisnya, insiden baru-baru ini di Hangzhou mengakibatkan kematian empat orang setelah kendaraan listrik VW menabrak stasiun tol jalan tol dan kemudian terbakar.

Sangat penting untuk dicatat bahwa Volkswagen EV buatan China dirancang khusus untuk pasar China dan kondisi iklimnya, menimbulkan pertanyaan tentang kesesuaiannya untuk berbagai wilayah dengan berbagai faktor lingkungan, seperti iklim gurun yang keras di UEA.

Laporan kebakaran kendaraan dan kegagalan teknis tak terduga telah muncul dari pemilik mobil di UEA dan di seluruh Timur Tengah, mengakibatkan kerugian finansial yang besar dan menodai reputasi kendaraan buatan China. Insiden tersebut telah mendorong pihak berwenang untuk mengambil pendekatan yang hati-hati untuk melindungi warganya dan memastikan keamanan jalan mereka.

Keputusan UEA untuk menangguhkan pendaftaran dan impor kendaraan ini, hingga penyelidikan menyeluruh selesai, merupakan langkah bijaksana untuk melindungi populasi dan lingkungannya dari potensi bahaya.

Perkembangan ini menimbulkan pertanyaan terkait tentang standar kontrol kualitas dan peraturan keselamatan yang diterapkan pada kendaraan buatan China dan perlunya peningkatan pengawasan saat mengimpornya ke negara lain. Konsumen layak mendapatkan transparansi dan jaminan saat berinvestasi pada kendaraan yang menjanjikan solusi transportasi yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Sebagai kesimpulan, penangguhan dan larangan baru-baru ini terhadap Volkswagen EV buatan China di Ethiopia dan UEA telah mengungkap masalah terkait otorisasi hukum, keamanan, dan keandalannya. Sementara promosi mobilitas listrik sangat penting untuk masa depan yang berkelanjutan, hal itu harus disertai dengan langkah-langkah kontrol kualitas yang ketat dan kepatuhan terhadap standar keselamatan internasional.

Saat pasar mobil global berkembang menuju elektrifikasi, memastikan tingkat keselamatan dan keandalan tertinggi harus tetap menjadi prioritas utama bagi produsen, regulator, dan konsumen.
(mas)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1307 seconds (0.1#10.140)