Wapres Taiwan Kunjungi AS, China Marah dan Lontarkan Ancaman
loading...
A
A
A
BEIJING - Pemerintah China marah atas kunjungan Wakil Presiden (Wapres) Taiwan William Lai ke Amerika Serikat (AS) pada Sabtu pekan lalu.
Beijing kemudian melontarkan ancaman, yakni menyiapkan tindakan pembalasan.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu, Kementerian Luar Negeri China menegaskan kembali penentangannya terhadap segala bentuk komunikasi diplomatik antara Washington dan Taipei.
Lai, yang dianggap sebagai pesaing kuat untuk memenangkan pemilihan presiden Taiwan pada Januari, tiba di New York pada Sabtu malam untuk persinggahan singkat sebelum menuju Paraguay untuk menghadiri pelantikan presiden baru negara Amerika Selatan itu.
"Beijing dengan tegas menentang kunjungan separatis kemerdekaan Taiwan ke AS dengan nama apa pun atau dengan dalih apa pun," kata Kementerian Luar Negeri China melalui juru bicaranya yang tak disebutkan namanya dalam sebuah rilis, Senin (14/8/2023).
"Lai adalah pembuat onar terus-menerus dan bahwa kedatangannya di Amerika Serikat secara serius melanggar prinsip Satu China dan sangat merusak kedaulatan dan integritas teritorial China," paparnya.
Kementerian itu menambahkan; "China mengikuti perkembangan dengan cermat dan bahwa tindakan tegas dan kuat akan diambil untuk melindungi kepentingan nasional."
Setibanya di New York, Lai menulis di X—platform yang sebelumnya bernama Twitter—bahwa dia menantikan bertemu teman dan menghadiri program transit.
Menurut laporan The Guardian, yang mengutip tokoh yang mengetahui lawatan tersebut, Lai diperkirakan akan bertemu dengan ekspatriat Taiwan pada sebuah resepsi di New York.
Sumber itu menambahkan bahwa Lai bermaksud untuk menjaga agar kunjungan itu "low key" dan tidak akan mengadakan pembicaraan formal dengan anggota Parlemen AS.
Perjalanan pulang Lai juga mencakup persinggahan lain di San Francisco, di mana dia diharapkan untuk bertemu dengan Laura Rosenberger, ketua American Institute di Taiwan—umumnya dianggap sebagai kedutaan de facto Washington di Taipei.
Kunjungan singkat Lai ke AS dilakukan saat Beijing dan Washington berusaha untuk meningkatkan hubungan menyusul ketegangan jangka panjang antara dua ekonomi terbesar dunia.
Awal bulan ini, Washington mengeluarkan undangan resmi kepada Menteri Luar Negeri China Wang Yi dalam sebuah langkah yang dianggap sebagai pendahulu pertemuan antara pemimpin Joe Biden dan Xi Jinping akhir tahun ini.
Washington secara resmi mengakui prinsip "Satu China", yang menyatakan bahwa Taiwan adalah bagian dari China. Namun, Washington telah mempertahankan hubungan diplomatik informal dengan Taipei selain memasok persenjataan.
Beijing kemudian melontarkan ancaman, yakni menyiapkan tindakan pembalasan.
Dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu, Kementerian Luar Negeri China menegaskan kembali penentangannya terhadap segala bentuk komunikasi diplomatik antara Washington dan Taipei.
Lai, yang dianggap sebagai pesaing kuat untuk memenangkan pemilihan presiden Taiwan pada Januari, tiba di New York pada Sabtu malam untuk persinggahan singkat sebelum menuju Paraguay untuk menghadiri pelantikan presiden baru negara Amerika Selatan itu.
"Beijing dengan tegas menentang kunjungan separatis kemerdekaan Taiwan ke AS dengan nama apa pun atau dengan dalih apa pun," kata Kementerian Luar Negeri China melalui juru bicaranya yang tak disebutkan namanya dalam sebuah rilis, Senin (14/8/2023).
"Lai adalah pembuat onar terus-menerus dan bahwa kedatangannya di Amerika Serikat secara serius melanggar prinsip Satu China dan sangat merusak kedaulatan dan integritas teritorial China," paparnya.
Kementerian itu menambahkan; "China mengikuti perkembangan dengan cermat dan bahwa tindakan tegas dan kuat akan diambil untuk melindungi kepentingan nasional."
Setibanya di New York, Lai menulis di X—platform yang sebelumnya bernama Twitter—bahwa dia menantikan bertemu teman dan menghadiri program transit.
Menurut laporan The Guardian, yang mengutip tokoh yang mengetahui lawatan tersebut, Lai diperkirakan akan bertemu dengan ekspatriat Taiwan pada sebuah resepsi di New York.
Sumber itu menambahkan bahwa Lai bermaksud untuk menjaga agar kunjungan itu "low key" dan tidak akan mengadakan pembicaraan formal dengan anggota Parlemen AS.
Perjalanan pulang Lai juga mencakup persinggahan lain di San Francisco, di mana dia diharapkan untuk bertemu dengan Laura Rosenberger, ketua American Institute di Taiwan—umumnya dianggap sebagai kedutaan de facto Washington di Taipei.
Kunjungan singkat Lai ke AS dilakukan saat Beijing dan Washington berusaha untuk meningkatkan hubungan menyusul ketegangan jangka panjang antara dua ekonomi terbesar dunia.
Awal bulan ini, Washington mengeluarkan undangan resmi kepada Menteri Luar Negeri China Wang Yi dalam sebuah langkah yang dianggap sebagai pendahulu pertemuan antara pemimpin Joe Biden dan Xi Jinping akhir tahun ini.
Washington secara resmi mengakui prinsip "Satu China", yang menyatakan bahwa Taiwan adalah bagian dari China. Namun, Washington telah mempertahankan hubungan diplomatik informal dengan Taipei selain memasok persenjataan.
(mas)