Presiden Brasil kepada Joe Biden: Amerika Serikat Hanya Memikirkan Perang

Minggu, 13 Agustus 2023 - 09:40 WIB
loading...
Presiden Brasil kepada Joe Biden: Amerika Serikat Hanya Memikirkan Perang
Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva membuat seruan kepada Presiden Amerika Serikat Joe Biden agar Washington berhenti memikirkan perang. Foto/REUTERS
A A A
BRASILIA - Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva membuat seruan kepada Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden agar Washington berhenti memikirkan perang.

Dia ingin Amerika lebih banyak berinvestasi di Brasil.

“Kami akan memberi tahu Biden....Amerika Serikat hanya memikirkan perang selama bertahun-tahun dan tidak memikirkan investasi di Brasil,” kata Lula dalam sebuah acara di Rio de Janeiro untuk menggalang dukungan untuk program pengeluaran.

"Keluarkan sedikit uang untuk berinvestasi di negara kami karena itulah yang akan membawa perdamaian ke negara kami," papar Lula da Silva, dalam pidatonya yang diunggah media lokal, UAI, di channel YouTube-nya, Minggu (13/8/2023).



Berbicara kepada menteri pemerintah, gubernur, dan eksekutif bisnis, Lula mengatakan para pemimpin Brasil perlu berkeliling dunia untuk "menjual" proyek-proyek Brasil.

Dia bertujuan untuk mencari pembiayaan luar negeri dan investasi asing—menargetkan AS, China, Uni Emirat Arab dan negara-negara di Eropa—untuk membantu mendanai apa yang disebutnya Program Percepatan Pertumbuhan, yang dikenal dengan akronim Portugal; PAC.

Seruan kepada Biden akan disampaikan Lula pada bulan September, ketika dia berharap untuk bertemu dengan presiden AS tersebut di sela-sela sidang Majelis Umum PBB di New York.

Lula telah mempertahankan netralitas dalam konflik Rusia-Ukraina, berulang kali menyerukan pembicaraan damai untuk mengakhiri pertempuran.

Bulan lalu, dia mengatakan di sela-sela pertemuan dengan para pemimpin Uni Eropa dan Amerika Latin di Brussels bahwa dunia mulai lelah dengan krisis Ukraina.

Biden telah memimpin kampanye internasional untuk mengirim persenjataan bernilai miliaran dolar ke Kyiv dan menjatuhkan sanksi untuk menghukum Rusia atas konflik Ukraina.

Para pejabat Rusia mengeklaim bahwa bantuan militer Barat hanya memperpanjang pertumpahan darah dan meningkatkan risiko memicu konflik yang lebih luas.
(mas)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1038 seconds (0.1#10.140)