Pendukung Kudeta Niger Turun ke Jalan, Protes Intervensi Militer ECOWAS

Sabtu, 12 Agustus 2023 - 20:07 WIB
loading...
A A A


"Kami akan membuat Prancis pergi! ECOWAS tidak independen, itu dimanipulasi oleh Prancis," kata seorang demonstran, Aziz Rabeh Ali, anggota serikat mahasiswa seperti dikutip dari New Arab, Sabtu (12/8/2023).

Prancis memiliki sekitar 1.500 tentara di Niger sebagai bagian dari pasukan yang memerangi pemberontakan Islamis selama delapan tahun.

Mereka menghadapi permusuhan yang meningkat di seluruh Sahel, menarik pasukan anti-terorisnya dari negara tetangga Mali dan Burkina Faso tahun lalu setelah berselisih dengan pemerintah militer yang menggulingkan pemimpin terpilih.

Pemimpin baru Niger membatalkan perjanjian pertahanan dengan Prancis pekan lalu, sementara protes permusuhan di luar kedutaan Prancis di Niamey pada 30 Juli mendorong Paris untuk mengevakuasi warganya.

Sejak 1990, blok beranggotakan 15 negara itu telah mengintervensi enam anggotanya pada saat perang saudara, pemberontakan, atau kekacauan politik.

Tetapi kemungkinan intervensi di Niger yang sangat rapuh telah memicu perdebatan di dalam jajarannya dan peringatan dari negara tetangga Aljazair serta dari Rusia.

Moskow, yang pengaruhnya di kawasan itu telah berkembang, mengatakan solusi militer dapat menyebabkan konfrontasi yang berlarut-larut di Niger dan destabilisasi yang tajam di seluruh Sahel.

Presiden anggota ECOWAS Cape Verde, Jose Maria Neves, berbicara menentang intervensi militer pada hari Jumat dan mengatakan negaranya tidak mungkin berpartisipasi dalam kampanye semacam itu.

Negara-negara ECOWAS yang dikuasai militer seperti Mali dan Burkina Faso telah memperingatkan intervensi akan menjadi "deklarasi perang" bagi mereka.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1463 seconds (0.1#10.140)