Trump Tunjuk Menantu Jadi Penasihat

Rabu, 11 Januari 2017 - 23:14 WIB
Trump Tunjuk Menantu Jadi Penasihat
Trump Tunjuk Menantu Jadi Penasihat
A A A
NEW YORK - Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump menunjuk menantunya, Jared Kushner, sebagai penasihat senior urusan perdagangan dan Timur Tengah. Ini menjadi kasus langka dalam sejarah Gedung Putih, di mana anggota keluarga ditunjuk sebagai pejabat penting di lingkaran kekuasaan.

Kushner, 35, yang menikah dengan Ivanka, putri Trump, akan menduduki posisi tersebut setelah tim transisi Trump yakin bahwa hal itu tidak melanggar Undang- Undang (UU) Antinepotisme AS. Posisi penasihat senior tidak membutuhkan dukungan Senat. Selain itu, Kushner juga tidak akan mendapatkan gaji.

”Kushner merupakan aset berharga dan penasihat tepercaya selama kampanye dan transisi,” kata Trump dilansir AFP. Menariknya, Kushner sangat berbeda dengan mertuanya. Dia tidak suka dengan sorotan kamera dan sangat jarang berbicara kepada media.

Trump mengaku sangat bangga jika Kushner memiliki peran kepemimpinan kunci pada pemerintahan mendatang. Miliarder asal New York ini pernah mengatakan bahwa Kushner merupakan orang yang berbakat dan bisa membantu mewujudkan perdamaian di Timur Tengah. Kushner yang memiliki latar belakang sama seperti mertuanya menjadi arsitek kemenangan Trumppada pemilupresidenlalu.

Lelaki yang memiliki kekayaan senilai USD1,8 miliar itu selalu terlibat dalam segala aspek tim kampanye dan transisi Trump. Ivanka Trump justru tidak memiliki peran di Gedung Putih dan bersiap pindah ke Washington menemani suaminya. Menurut mantan Menteri Luar Negeri AS Henry Kissinger, setiap presiden memiliki satu atau dua orang yang dianggap memiliki kepercayaan struktural dan intuisi yang kuat.

”Saya pikir Jared akan menjadi orang seperti itu,” katanya kepada Forbes. Jamie Gorelick, pengacara asal New York yang pernah menjabat deputi jaksa agung saat pemerintahan Bill Clinton mengungkapkan, penunjukan Kushner tidak melanggar UU Antinepotisme 1967. Dia mengatakan, Kongres pada 1978 memperbolehkan presiden menunjuk pejabat untuk kantor Gedung Putih tanpa pertimbangan UU federal.

Pengadilan juga menyatakan, Gedung Putih bukan lembaga yang diatur dalam UU Nepotisme. ”Saya tidak mengatakan tidak ada argumen di sisi lain. Saya menghargai orang yang berargumen lain. Tapi, kita memiliki argumen yang lebih baik,” kata Gorelick, dilansir Reuters. Untuk memenuhi UU Etika Federal dan setelah berkonsultasi dengan Kantor Etika Pemerintah, Kushner akan mengambil sejumlah langkah untuk divestasi asetnya yang penting.

Dia juga akan mundur dari posisinya sebagai CEO Kushner Company dan koran New York Observer. Dia akan menempuh divestasi berbagai asetnya seperti New York Observer, Thrive Capital, the 666 Fifth Avenue, dan beragam investasi lainnya. Segala bentuk jabatan di perusahaan dan bisnis juga akan dilepaskan Kushner untuk menghindari konflik kepentingan.

Padahal, selama kepemimpinannya, Kushner Company telah melaksanakan lebih dari USD14 miliar transaksi dan USD7 miliar akuisisi sejak 2007. ”Pengunduran diri Kushner dan divestasi asetnya sesuai dengan UU federal,” kata Gorelick yang bekerja untuk firma hukum WilmerHale. Namun, pandangan berbeda muncul dari Richard Briffault, pakar etika pemerintahan dari Sekolah Hukum Columbia.

”Orang yang bekerja untuk presiden termasuk diatur dalam UU Nepotisme,” katanya. Norman Eisen, mantan ketua etik pada pemerintahan Presiden Barack Obama, mengatakan bahwa langkah Kushner merupakan hal positif. ”Saya berharap mertua Kushner juga melakukan hal sama seperti menantunya,” ungkap Eisen. Sebenarnya, Bill Clinton pernah menghadapi kontroversi pada 1993 saat menunjuk istrinya, Hillary, memimpin reformasi kesehatan.

Adapun John F Kennedy, setelah menang pemilu pada 1960 dia memilih saudara kandungnya sebagai jaksa agung. Sedangkan, Trump telah berjanji akan menyerahkan bisnisnya kepada anak-anaknya. Tetapi, dia belum menjelaskan hal tersebut secara detail. Sebelumnya dia dijadwalkan akan mengumumkan divestasi dan pengambilalihan bisnisnya oleh anak-anaknya, tetapi ternyata itu ditunda.

Trump diperkirakan akan mengumumkan ke publik tentang hal itu pada pekan ini. Sementara, Partai Demokrat bergerak cepat menanggapi penunjukan Kushner. Enam anggota komite hukum Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) telah menulis surat kepada Departemen Kehakiman dan Kantor Etika AS untuk meminta kajian mereka tentang nepotisme dan konflik kepentingan dengan penunjukan Kushner.

1 Juta Bisnis Baru

Pendiri Alibaba Jack Ma bertemu dengan Trump pada Senin (9/1) lalu. Dia menjanjikan bahwa perusahaan e-commerce itu akan mewujudkan kerja sama bisnis skala kecil untuk menjual produk ke China dalam lima tahun mendatang. ”Alibaba Group Holding Ltd memperkirakan, inisiatif ini akan menciptakan satu juta lapangan pekerjaan di AS,” kata juru bicara Alibaba Bob Christies. ”Trump itu orang yang cerdas dan berpikiran terbuka,” kata Ma.

Dia mengatakan, pertemuan itu mendiskusikan bisnis skala kecil, seperti petani dan pengusaha konvensi. Bisnis tersebut mengincar pasar China secara langsung via Alibaba. Sedangkan Trump mengatakan kepada reporter, bahwa mereka menggelar ”pertemuan hebat” dan akan melakukan hal luar biasa bersamasama. Pertemuan Ma dan Trump mampu mencairkan suasana.

Pasalnya, Ma dianggap sebagai representasi China dan dia dikenal dekat banyak pejabat Partai Komunis. Padahal, Trump kerap menyalahkan China karena merebut banyak pekerjaan dari AS. Dia juga pernah berjanji akan meningkatkan pajak impor China hingga 45%.

”Sangat penting untuk menyampaikan retorika anti- China, baik disampaikan melalui perusahaan atau dirinya (Jack Ma),” kata Duncan Clark, kepala penasihat investasi BDA China dan penulis buku tentang Alibaba.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3651 seconds (0.1#10.140)