Kremlin: Pertemuan di Arab Saudi Ingin Ciptakan Koalisi Anti-Rusia
loading...
A
A
A
MOSKOW - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Rusia mengkritik pembicaraan damai yang akan datang yang diselenggarakan Arab Saudi mengenai Ukraina, yang diprakarsai Barat dan Kiev.
Menurut Kremlin, tujuan sebenarnya dari pembicaraan itu adalah untuk membangun koalisi anti-Rusia.
Penilaian itu diungkapkan Kementerian Luar Negeri Rusia pada Rabu (2/8/2023).
Pembicaraan, yang dilaporkan pekan lalu oleh Wall Street Journal (WSJ) dan dijadwalkan di Jeddah pada 5 dan 6 Agustus, akan melibatkan sekitar 30 negara, termasuk Amerika Serikat (AS) dan negara-negara dari Eropa, Asia, Afrika, dan Amerika Latin.
Pertemuan tersebut kemudian dikonfirmasi pejabat Ukraina meskipun Rusia secara luas dilaporkan tidak diundang ke perundingan tersebut.
Dalam komentarnya di harian bisnis Rusia, Kommersant, Kemlu Rusia mengecam apa yang digambarkannya sebagai taktik oleh "rezim Kiev dan sponsor Baratnya" untuk mempromosikan formula Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk mengakhiri konflik.
Rencana tersebut, yang dilayangkan pada musim gugur lalu, meminta Rusia menarik semua pasukannya dari wilayah yang diklaim Kiev sebagai miliknya dan tunduk pada tuntutan atas tuduhan kejahatan perang.
Moskow telah menolak persyaratan yang diusulkan tidak dapat diterima, mengklaim itu adalah tanda Ukraina tidak serius dalam perundingan damai.
Kementerian Luar Negeri Rusia menambahkan, “Negosiasi dalam format yang diusulkan merupakan upaya mengeksploitasi niat tulus negara-negara (yang berpartisipasi) untuk membentuk koalisi anti-Rusia."
“Kami berasumsi mitra kami realistis tentang peristiwa semacam itu dan sangat menyadari niat jahat Kiev dan Barat, yang mencoba menipu mereka untuk memihak dan menarik diri dari Rusia,” papar pernyataan Kemlu Rusia.
Menurut Kremlin, tujuan sebenarnya dari pembicaraan itu adalah untuk membangun koalisi anti-Rusia.
Penilaian itu diungkapkan Kementerian Luar Negeri Rusia pada Rabu (2/8/2023).
Pembicaraan, yang dilaporkan pekan lalu oleh Wall Street Journal (WSJ) dan dijadwalkan di Jeddah pada 5 dan 6 Agustus, akan melibatkan sekitar 30 negara, termasuk Amerika Serikat (AS) dan negara-negara dari Eropa, Asia, Afrika, dan Amerika Latin.
Pertemuan tersebut kemudian dikonfirmasi pejabat Ukraina meskipun Rusia secara luas dilaporkan tidak diundang ke perundingan tersebut.
Dalam komentarnya di harian bisnis Rusia, Kommersant, Kemlu Rusia mengecam apa yang digambarkannya sebagai taktik oleh "rezim Kiev dan sponsor Baratnya" untuk mempromosikan formula Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky untuk mengakhiri konflik.
Rencana tersebut, yang dilayangkan pada musim gugur lalu, meminta Rusia menarik semua pasukannya dari wilayah yang diklaim Kiev sebagai miliknya dan tunduk pada tuntutan atas tuduhan kejahatan perang.
Moskow telah menolak persyaratan yang diusulkan tidak dapat diterima, mengklaim itu adalah tanda Ukraina tidak serius dalam perundingan damai.
Kementerian Luar Negeri Rusia menambahkan, “Negosiasi dalam format yang diusulkan merupakan upaya mengeksploitasi niat tulus negara-negara (yang berpartisipasi) untuk membentuk koalisi anti-Rusia."
“Kami berasumsi mitra kami realistis tentang peristiwa semacam itu dan sangat menyadari niat jahat Kiev dan Barat, yang mencoba menipu mereka untuk memihak dan menarik diri dari Rusia,” papar pernyataan Kemlu Rusia.