Pria China Ini Nekat Berenang 10 Jam ke Taiwan untuk Mencari Kebebasan
loading...
A
A
A
TAIPEI - Seorang pria China telah berenang sekitar 10 jam dari Provinsi Fujian ke Kepulauan Matsu di Taiwan. Aksinya itu diklaim sebagai upaya untuk mencari kebebasan.
Pria 40-an tahun tiba di dekat kota Beigan, Pulau Beigan—pulau terbesar kedua di Matsu—pada hari Senin. Dia meminta bantuan dari para turis setelah kesakitan disengat lebah.
Para turis lantas memberi tahu pihak berwenang setempat, yang tiba di tempat kejadian dan mengonfirmasi identitas pria itu sebagai imigran ilegal China.
Menurut pejabat Taiwan, yang dikutip The Independent, Rabu (2/8/2023), pria yang identitasnya tidak diungkap tersebut telah dibawa ke pusat kesehatan Beigan dengan luka yang tidak serius.
Pria itu membawa makanan kering, pakaian, obat-obatan, dan uang Renminbi.
Dia mengatakan kepada pihak berwenang bahwa dia memulai perjalanan dari Semenanjung Huangqi di Provinsi Fujian, China, ke Kepulauan Matsu, Taiwan, untuk "mencari kebebasan".
Jarak antara Semenanjung Huangqi dan Pulau Beigan sekitar 12 km. Sedangkan pulau utama Taiwan terletak lebih dari 200 km dari pantai China.
Dia dibawa ke Kantor Kejaksaan Distrik Lienchiang untuk penyelidikan sesuai dengan Undang-Undang yang Mengatur Hubungan antara Masyarakat Wilayah Taiwan dan Wilayah Daratan China.
China telah meningkatkan aktivitas militernya di sekitar Taiwan dalam beberapa tahun terakhir, dengan alasan bahwa Taipei berkewajiban untuk bersatu kembali dengan Beijing, jika perlu dengan paksa, dan tidak memiliki hak untuk melakukan hubungan luar negeri.
Sedangkan Taiwan, yang telah memerintah sendiri sejak berpisah dari daratan China pada tahun 1949 setelah perang saudara, menolak menjadi bagian dari China.
Pada tahun 2020, seorang warga negara China berusia 45 tahun ditangkap setelah dia berenang selama tujuh jam untuk mencapai pulau Taiwan di Kinmen County karena "lingkungan politik" di China.
Dia ditangkap karena memasuki Taiwan secara ilegal. Pria bermarga Li itu mengaku memulai perjalanannya dari kota pesisir Xiamen, China, untuk "mencari kebebasan".
Pria 40-an tahun tiba di dekat kota Beigan, Pulau Beigan—pulau terbesar kedua di Matsu—pada hari Senin. Dia meminta bantuan dari para turis setelah kesakitan disengat lebah.
Para turis lantas memberi tahu pihak berwenang setempat, yang tiba di tempat kejadian dan mengonfirmasi identitas pria itu sebagai imigran ilegal China.
Menurut pejabat Taiwan, yang dikutip The Independent, Rabu (2/8/2023), pria yang identitasnya tidak diungkap tersebut telah dibawa ke pusat kesehatan Beigan dengan luka yang tidak serius.
Pria itu membawa makanan kering, pakaian, obat-obatan, dan uang Renminbi.
Dia mengatakan kepada pihak berwenang bahwa dia memulai perjalanan dari Semenanjung Huangqi di Provinsi Fujian, China, ke Kepulauan Matsu, Taiwan, untuk "mencari kebebasan".
Jarak antara Semenanjung Huangqi dan Pulau Beigan sekitar 12 km. Sedangkan pulau utama Taiwan terletak lebih dari 200 km dari pantai China.
Dia dibawa ke Kantor Kejaksaan Distrik Lienchiang untuk penyelidikan sesuai dengan Undang-Undang yang Mengatur Hubungan antara Masyarakat Wilayah Taiwan dan Wilayah Daratan China.
China telah meningkatkan aktivitas militernya di sekitar Taiwan dalam beberapa tahun terakhir, dengan alasan bahwa Taipei berkewajiban untuk bersatu kembali dengan Beijing, jika perlu dengan paksa, dan tidak memiliki hak untuk melakukan hubungan luar negeri.
Sedangkan Taiwan, yang telah memerintah sendiri sejak berpisah dari daratan China pada tahun 1949 setelah perang saudara, menolak menjadi bagian dari China.
Pada tahun 2020, seorang warga negara China berusia 45 tahun ditangkap setelah dia berenang selama tujuh jam untuk mencapai pulau Taiwan di Kinmen County karena "lingkungan politik" di China.
Dia ditangkap karena memasuki Taiwan secara ilegal. Pria bermarga Li itu mengaku memulai perjalanannya dari kota pesisir Xiamen, China, untuk "mencari kebebasan".
(mas)