Kudeta Militer di Niger, Prigozhin: Perjuangan Rakyat Melawan Penjajah
loading...
A
A
A
MOSKOW - Pendukung kudeta di Niger menggelar aksi demonstrasi di Ibu Kota Niamey. Beberapa demonstran mengibarkan bendera Rusia sambil mencela Prancis , sementara video di media sosial menunjukkan apa yang tampak seperti beberapa serangan terhadap politisi.
Pemimpin kelompok Wagner, Yevgeny Prigozhin, yang baru-baru ini terlibat dalam pemberontakan bersenjatanya sendiri di Rusia, tampaknya memperhatikan situasi di Niger pada hari Jumat (28/7/2023) dalam sebuah pesan audio.
“Apa yang terjadi di Niger tidak lebih dari perjuangan rakyat Niger melawan penjajah, yang mencoba memaksakan aturan hidup mereka sendiri,” katanya seperti disitir dari The Guardian.
Pesan tersebut, yang sepertinya diucapkan oleh Prigozhin, mengatakan bahwa bekas penjajah berusaha untuk mengendalikan orang-orang di negara-negara Afrika dan memenuhi negara-negara ini dengan teroris dan berbagai geng, menciptakan krisis keamanan yang sangat besar.
Pada hari Kamis, satu kerumunan dari beberapa orang meneriakkan dukungan untuk kelompok Wagner sambil mengibarkan bendera Rusia dan kemudian membakar mobil serta menggeledah markas besar partai politik presiden.
“Kami muak,” kata Omar Issaka, salah satu pengunjuk rasa.
“Ganyang orang Prancis. Kami akan berkolaborasi dengan Rusia sekarang,” serunya.
Pemerintah Niger telah dilihat oleh banyak pihak di komunitas internasional sebagai benteng melawan militansi Islam di wilayah gersang luas yang dilanda tantangan keamanan.
Kekuatan Barat berebut untuk mempertahankan sekutu utamanya di wilayah yang telah digoyahkan oleh pemberontakan jihadis, kudeta dan intervensi oleh kelompok tentara bayaran Wagner ketika bendera Rusia muncul di situs-situs terkemuka di sekitar Ibu Kota Niger, Niamey.
Pemimpin kelompok Wagner, Yevgeny Prigozhin, yang baru-baru ini terlibat dalam pemberontakan bersenjatanya sendiri di Rusia, tampaknya memperhatikan situasi di Niger pada hari Jumat (28/7/2023) dalam sebuah pesan audio.
“Apa yang terjadi di Niger tidak lebih dari perjuangan rakyat Niger melawan penjajah, yang mencoba memaksakan aturan hidup mereka sendiri,” katanya seperti disitir dari The Guardian.
Pesan tersebut, yang sepertinya diucapkan oleh Prigozhin, mengatakan bahwa bekas penjajah berusaha untuk mengendalikan orang-orang di negara-negara Afrika dan memenuhi negara-negara ini dengan teroris dan berbagai geng, menciptakan krisis keamanan yang sangat besar.
Pada hari Kamis, satu kerumunan dari beberapa orang meneriakkan dukungan untuk kelompok Wagner sambil mengibarkan bendera Rusia dan kemudian membakar mobil serta menggeledah markas besar partai politik presiden.
“Kami muak,” kata Omar Issaka, salah satu pengunjuk rasa.
“Ganyang orang Prancis. Kami akan berkolaborasi dengan Rusia sekarang,” serunya.
Pemerintah Niger telah dilihat oleh banyak pihak di komunitas internasional sebagai benteng melawan militansi Islam di wilayah gersang luas yang dilanda tantangan keamanan.
Kekuatan Barat berebut untuk mempertahankan sekutu utamanya di wilayah yang telah digoyahkan oleh pemberontakan jihadis, kudeta dan intervensi oleh kelompok tentara bayaran Wagner ketika bendera Rusia muncul di situs-situs terkemuka di sekitar Ibu Kota Niger, Niamey.