Gedung Putih: Ukraina Kehilangan Kekuatan Signifikan
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih Jake Sullivan mengklaim masih terlalu dini untuk menilai hasil dari serangan balasan Ukraina.
Dia bersikeras meskipun kehilangan sejumlah besar pasukan, Kiev masih memiliki cadangan yang besar.
Ketika ditanya apakah "serangan balasan yang sebenarnya belum datang" di Forum Keamanan Aspen di Washington DC pada Jumat (21/7/2023).
Sullivan bersikeras serangan balasan dimulai pada "hari orang Ukraina pertama mempertaruhkan nyawa mereka."
“Sudah ada banyak korban dan kematian pejuang Ukraina dalam serangan balasan ini, jadi ini sedang berlangsung. Dan itu sulit terjadi. Dan kami mengatakan itu akan sulit,” ungkap penasihat Gedung Putih kepada moderator forum, Edward Luce.
“Namun, Ukraina memiliki jumlah besar kekuatan tempur yang belum berkomitmen untuk berperang," papar dia.
Menurut Sullivan, kekuatan itu sekarang sedang mencoba untuk memilih saat yang tepat "ketika itu akan memberikan dampak maksimal di medan perang."
“Pada saat itulah mereka membuat komitmen bahwa kita akan benar-benar melihat apa kemungkinan hasil dari serangan balasan itu,” ujar Sullivan.
Dia mencatat, “Washington sedang berkonsultasi erat dengan Ukraina mengenai persyaratan untuk itu.”
Berbicara pada Jumat, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Barat jelas kecewa meskipun "sejumlah besar sumber daya" dikirim ke Kiev, serangan balasannya yang banyak dipuji telah gagal membuahkan hasil dan menyebabkan tingginya tingkat korban di Ukraina.
Pejabat tinggi Pentagon bersikeras awal pekan ini bahwa masih terlalu dini untuk menyebut serangan balasan sebagai "kegagalan", dengan mengatakan Washington selama ini memperkirakan operasi itu akan berdarah dan berlarut-larut.
The New York Times melaporkan pekan lalu, setelah kehilangan hingga 20% dari persenjataan yang dikerahkan dalam serangan balasan hanya dalam dua pekan, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah menghentikan operasi untuk menopang amunisi.
Lihat Juga: Negara Pendiri BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS, Salah Satunya Musuh Amerika Serikat
Dia bersikeras meskipun kehilangan sejumlah besar pasukan, Kiev masih memiliki cadangan yang besar.
Ketika ditanya apakah "serangan balasan yang sebenarnya belum datang" di Forum Keamanan Aspen di Washington DC pada Jumat (21/7/2023).
Sullivan bersikeras serangan balasan dimulai pada "hari orang Ukraina pertama mempertaruhkan nyawa mereka."
“Sudah ada banyak korban dan kematian pejuang Ukraina dalam serangan balasan ini, jadi ini sedang berlangsung. Dan itu sulit terjadi. Dan kami mengatakan itu akan sulit,” ungkap penasihat Gedung Putih kepada moderator forum, Edward Luce.
“Namun, Ukraina memiliki jumlah besar kekuatan tempur yang belum berkomitmen untuk berperang," papar dia.
Menurut Sullivan, kekuatan itu sekarang sedang mencoba untuk memilih saat yang tepat "ketika itu akan memberikan dampak maksimal di medan perang."
“Pada saat itulah mereka membuat komitmen bahwa kita akan benar-benar melihat apa kemungkinan hasil dari serangan balasan itu,” ujar Sullivan.
Dia mencatat, “Washington sedang berkonsultasi erat dengan Ukraina mengenai persyaratan untuk itu.”
Berbicara pada Jumat, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Barat jelas kecewa meskipun "sejumlah besar sumber daya" dikirim ke Kiev, serangan balasannya yang banyak dipuji telah gagal membuahkan hasil dan menyebabkan tingginya tingkat korban di Ukraina.
Pejabat tinggi Pentagon bersikeras awal pekan ini bahwa masih terlalu dini untuk menyebut serangan balasan sebagai "kegagalan", dengan mengatakan Washington selama ini memperkirakan operasi itu akan berdarah dan berlarut-larut.
The New York Times melaporkan pekan lalu, setelah kehilangan hingga 20% dari persenjataan yang dikerahkan dalam serangan balasan hanya dalam dua pekan, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky telah menghentikan operasi untuk menopang amunisi.
Lihat Juga: Negara Pendiri BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS, Salah Satunya Musuh Amerika Serikat
(sya)