Australia Ancang-ancang Gabung AS untuk Manuver di Laut China Selatan

Selasa, 28 Juli 2020 - 15:12 WIB
loading...
Australia Ancang-ancang...
Kapal-kapal perang Australia dan Amerika Serikat melakukan manuver gabungan di Laut China Selatan pada April 2020. Foto/Kementerian Pertahanan Australia/REUTERS
A A A
CANBERRA - Australia sedang bersiap untuk bergabung dengan Amerika Serikat (AS) dalam latihan militer di kawasan Laut China Selatan . Canberra memilih mendukung Washington setelah menyebut klaim maritim Beijing atas perairan yang disengketakan itu ilegal atau melanggar hukum internasional.

Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne dan Menteri Pertahanan Linda Reynolds akan bertemu dengan rekan-rekannya dari AS di Washington pada pekan ini.

Amerika, dalam pertemuan itu, diprediksi para pakar akan meminta Australia untuk bergabung dengan misi-misi Angkatan Laut AS yang gencar untuk melawan militerisasi China atas wilayah-wilayah yang disengketakan di Laut China Selatan. (Baca: China: Ikut Campur Laut China Selatan, Australia bak Naik Kapal Bocor AS )

Juru bicara oposisi Australia untuk urusan pertahanan Richard Marles mengatakan dengan 60 persen kapal pengiriman dan perdagangan Australia melewati Laut China Selatan, maka kebebasan navigasi sangat penting.

Namun, dia mengatakan bukan kepentingan Australia untuk terlibat dalam klaim teritorial di perairan yang diperebutkan.

"Kami memiliki kepentingan inti nasional yang dipermasalahkan dalam hal menavigasi Laut China Selatan," kata Marles kepada radio ABC, Selasa (28/7/2020).

"Pada prinsipnya bahwa (kebebasan melakukan navigasi) memang perlu di atas meja," ujarnya. (Baca juga: Dukung AS, Australia Tolak Klaim China atas Laut China Selatan )

Sikap Australia yang tegas untuk membela kebebasan navigasi di Laut China Selatan muncul ketika China baru-baru ini melakukan latihan evakuasi di Beijing dan Shanghai, di mana papan iklan juga mempromosikan kesadaran sipil akan operasi pertahanan udara.

Langkah-langkah itu telah memicu desas-desus bahwa China dan AS akan bergerak menuju perang.

Tetapi media pemerintah Global Times mengatakan seorang pejabat telah memberitahu bahwa langkah-langkah tersebut dilakukan setiap tahun sebagai standar dan tidak ada hubungannya dengan situasi internasional saat ini. "Perang tidak akan terjadi lagi!," tulis media tersebut di Twitter.
(min)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1309 seconds (0.1#10.140)