Tragisnya Perempuan Manipur: Diarak Telanjang, Ayah dan Saudara Dibunuh, Rumahnya Pun Dibakar
loading...
A
A
A
NEW DELHI - Dua perempuan suku di Manipur, India, telah diarak telanjang dan salah satunya kemudian diperkosa beramai-ramai. Ibu dari salah satu perempuan itu sekarang angkat bicara tentang tragisnya nasib mereka.
Apa yang terjadi di Manipur adalah puncak konflik suku Meitei dengan suku Kuki-Zo. Dua perempuan yang diarak telanjang dan dilecehkan massa adalah bagian dari suku Kuki-Zo.
Ibu salah satu perempuan tersebut, yang masih sangat trauma dan tidak dapat berbicara lebih dari beberapa menit, menuduh pemerintah Manipur tidak berbuat cukup untuk menghentikan kekerasan atau melindungi orang-orang.
Suami dan putranya dibunuh oleh massa, sebelum putrinya ditelanjangi, diarak, dan diraba-raba oleh orang-orang di depan kamera pada 4 Mei--sehari setelah bentrokan pecah antara suku Meitei yang menghuni lembah dan suku Kuki-Zo yang menghuni pegunungan.
Empat orang telah ditangkap setelah video dua perempuan diarak telanjang viral di media sosial.
"Saya telah kehilangan putra bungsu saya, yang merupakan harapan saya. Saya berharap begitu dia menyelesaikan Kelas 12 dan dengan susah payah, saya mengirimnya ke sekolah untuk mendapatkan pendidikan yang layak," kata ibu tersebut, yang identitasnya dilindungi, kepada NDTV, Sabtu (22/7/2023).
"Sekarang ayahnya juga tidak ada lagi. Putra sulung saya tidak memiliki pekerjaan. Jadi, ketika memikirkan masa depan keluarga kami, saya merasa tidak ada harapan. Selain mengatakan bahwa saya merasa putus asa dan tidak berdaya, tidak ada yang ada di pikiran saya," paparnya.
Merujuk pada hancurnya kepercayaan antar komunitas setelah kekerasan berskala besar yang telah merenggut lebih dari 120 nyawa, ibu itu mengatakan bahwa pemikiran untuk kembali ke desanya bahkan belum terlintas di benaknya.
"Tidak ada kemungkinan bagi kami untuk kembali ke desa kami. Pikiran itu bahkan belum terlintas di benak saya...Tidak, kami tidak bisa kembali. Saya tidak ingin kembali. Rumah kami telah dibakar, ladang kami hancur. Ke mana saya akan kembali? Desa saya terbakar. Saya tidak tahu bagaimana masa depan saya dan keluarga saya, tetapi saya tidak bisa kembali," katanya.
Apa yang terjadi di Manipur adalah puncak konflik suku Meitei dengan suku Kuki-Zo. Dua perempuan yang diarak telanjang dan dilecehkan massa adalah bagian dari suku Kuki-Zo.
Ibu salah satu perempuan tersebut, yang masih sangat trauma dan tidak dapat berbicara lebih dari beberapa menit, menuduh pemerintah Manipur tidak berbuat cukup untuk menghentikan kekerasan atau melindungi orang-orang.
Baca Juga
Suami dan putranya dibunuh oleh massa, sebelum putrinya ditelanjangi, diarak, dan diraba-raba oleh orang-orang di depan kamera pada 4 Mei--sehari setelah bentrokan pecah antara suku Meitei yang menghuni lembah dan suku Kuki-Zo yang menghuni pegunungan.
Empat orang telah ditangkap setelah video dua perempuan diarak telanjang viral di media sosial.
"Saya telah kehilangan putra bungsu saya, yang merupakan harapan saya. Saya berharap begitu dia menyelesaikan Kelas 12 dan dengan susah payah, saya mengirimnya ke sekolah untuk mendapatkan pendidikan yang layak," kata ibu tersebut, yang identitasnya dilindungi, kepada NDTV, Sabtu (22/7/2023).
"Sekarang ayahnya juga tidak ada lagi. Putra sulung saya tidak memiliki pekerjaan. Jadi, ketika memikirkan masa depan keluarga kami, saya merasa tidak ada harapan. Selain mengatakan bahwa saya merasa putus asa dan tidak berdaya, tidak ada yang ada di pikiran saya," paparnya.
Merujuk pada hancurnya kepercayaan antar komunitas setelah kekerasan berskala besar yang telah merenggut lebih dari 120 nyawa, ibu itu mengatakan bahwa pemikiran untuk kembali ke desanya bahkan belum terlintas di benaknya.
"Tidak ada kemungkinan bagi kami untuk kembali ke desa kami. Pikiran itu bahkan belum terlintas di benak saya...Tidak, kami tidak bisa kembali. Saya tidak ingin kembali. Rumah kami telah dibakar, ladang kami hancur. Ke mana saya akan kembali? Desa saya terbakar. Saya tidak tahu bagaimana masa depan saya dan keluarga saya, tetapi saya tidak bisa kembali," katanya.