Jor-joran Bantu Ukraina, AS Dilaporkan Tidak Siap Berkonflik dengan China

Kamis, 20 Juli 2023 - 18:43 WIB
loading...
Jor-joran Bantu Ukraina,...
Jor-joran bantu Ukraina, AS dilaporkan tidak siap berkonflik dengan China. Foto/Ilustrasi
A A A
WASHINGTON - Financial Times melaporkan sejumlah lembaga pemikir atau think tank Amerika Serikat (AS) telah memeriksa stok amunisi yang dimiliki negara adidaya itu setelah jor-joran membantu Ukraina . Hasilnya, AS mengalami kekurangan amunisi dan industri militer sekutunya, NATO, juga tidak dapat membantu.

Permainan perang yang dilakukan oleh Center for Strategic and International Studies (CSIS) tentang konflik dengan China atas Taiwan menunjukkan bahwa AS hanya memiliki sekitar 450 rudal anti-kapal jarak jauh. Jumlah ini hanya cukup untuk sekitar satu minggu.

Lembaga pemikir lain, Pusat Keamanan Amerika Baru (CNAS), mengatakan persediaan rudal yang ada terlalu kecil untuk menumpulkan invasi awal, apalagi menang dalam konflik berkepanjangan melawan China.

"Untuk mencegah dan mengalahkan Beijing, Pentagon membutuhkan persediaan besar rudal pertahanan, senjata serang maritim, dan pertahanan udara dan rudal berlapis,” simpul CNAS seperti dilansir dari Russia Today, Kamis (20/7/2023).



Menurut Financial Times, Departemen Pertahanan AS telah meminta USD1,1 miliar pada tahun fiskal 2024 untuk membeli 118 rudal anti-kapal jarak jauh (LRASM), dibandingkan dengan setengah dari jumlah itu untuk 83 rudal tahun sebelumnya.

Pentagon juga menginginkan USD30 miliar untuk amunisi, atau meningkat 23% dari level tahun 2023, dan USD315 miliar untuk senjata baru.

CNAS telah mencatat bahwa Pentagon cenderung memprioritaskan barang-barang besar seperti kapal, pesawat, dan tank, meninggalkan rudal dan amunisi dengan dana yang tidak memadai.

Financial Times mengungkapkan bahwa kekuatan Barat secara gabungan telah menghabiskan USD170 miliar untuk bantuan militer dan keuangan ke Ukraina sejak Februari 2022. Namun, Kiev masih mengeluh tentang kekurangan amunisi.

Menurut FT, kompleks industri militer AS telah menghabiskan beberapa dekade memprioritaskan efisiensi dan mengadopsi rantai pasokan tepat waktu yang digunakan oleh industri lain, membuatnya tidak dapat meningkatkan produksi di masa perang. Kekurangan suku cadang dan tenaga kerja saat ini juga menjadi masalah.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2041 seconds (0.1#10.140)