Ancam Ukraina, Vladimir Putin Bilang Stok Bom Tandan Rusia Cukup
loading...
A
A
A
MOSKOW - Presiden Vladimir Putin mengatakan Rusia memiliki stok bom tandan yang cukup. Dia mengancam akan mengambil "tindakan timbal balik" jika Ukraina menggunakan munisi sejenis yang dipasok Amerika Serikat (AS).
Itu merupakan komentar publik pertama Putin sebagai tanggapan atas laporan bahwa AS sudah mengirimkan bom tandan atau bom cluster ke Ukraina, yang dikonfirmasi Pentagon Kamis pekan lalu lalu.
Putin mengeklaim negaranya tidak menggunakan bom tandan untuk melawan Ukraina, tetapi mengatakan Rusia sekarang berhak untuk mengambil tindakan timbal balik jika Ukraina menggunakan bom semacam itu.
“Sampai sekarang, kami belum melakukan ini, kami belum menggunakannya, dan kami tidak perlu melakukannya," kata Putin dalam wawancaranya dengan jurnalis Pavel Zarubin, yang dilansir AP, Senin (17/7/2023).
Klaim Putin bahwa Rusia belum pernah menggunakan bom tandan untuk menyerang Ukraina diragukan sejumlah media Barat. AP dan media Barat lainnya telah mendokumentasikan penggunaan munisi tandan oleh Rusia dan Ukraina. AP juga mencatat bahwa munisi tandan telah ditemukan di lokasi serangan Rusia.
Pernyataan Putin muncul setelah Presiden AS Joe Biden mengatakan dia membuat keputusan yang "sulit", tetapi "perlu", untuk memasok Ukraina dengan senjata kontroversial tersebut.
Keputusan Biden mendapat tentangan sengit, termasuk dari faksi partainya sendiri dan dari aktivis kemanusiaan, yang berpendapat bahwa pengiriman senjata kontroversial itu tidak dapat dibenarkan dan akan menyebabkan kematian warga sipil.
Lebih dari 100 negara telah melarang penggunaan bom tandan, meskipun Amerika Serikat, Ukraina, dan Rusia belum.
Munisi tandan adalah senjata yang sangat kontroversial yang terbuka di udara dan melepaskan bom yang lebih kecil, menjadikannya efektif untuk menargetkan pasukan musuh yang terkonsentrasi.
Namun, mereka juga dapat menimbulkan risiko bagi warga sipil terdekat, jika bom yang lebih kecil tidak langsung meledak. Ukraina berjanji hanya akan menggunakannya jauh dari warga sipil.
Para pejabat AS menggambarkan senjata itu sebagai "pengubah permainan" potensial dalam serangan balasan Ukraina terhadap invasi Rusia. Amunisi artileri telah menipis di negara yang diinvasi tersebut.
Petinggi militer Ukraina, Jenderal Oleksandr Tarnavskyi, mengatakan dalam sebuah wawancara baru-baru ini bahwa bom cluster dapat secara radikal mengubah medan perang, karena ladang ranjau Rusia telah menghambat beberapa momentum yang diharapkan Ukraina.
“Serangan balasan berhasil, tetapi tidak sebanyak yang kita masing-masing inginkan,” kata Tarnavskyi dalam wawancara tersebut.
Itu merupakan komentar publik pertama Putin sebagai tanggapan atas laporan bahwa AS sudah mengirimkan bom tandan atau bom cluster ke Ukraina, yang dikonfirmasi Pentagon Kamis pekan lalu lalu.
Putin mengeklaim negaranya tidak menggunakan bom tandan untuk melawan Ukraina, tetapi mengatakan Rusia sekarang berhak untuk mengambil tindakan timbal balik jika Ukraina menggunakan bom semacam itu.
“Sampai sekarang, kami belum melakukan ini, kami belum menggunakannya, dan kami tidak perlu melakukannya," kata Putin dalam wawancaranya dengan jurnalis Pavel Zarubin, yang dilansir AP, Senin (17/7/2023).
Klaim Putin bahwa Rusia belum pernah menggunakan bom tandan untuk menyerang Ukraina diragukan sejumlah media Barat. AP dan media Barat lainnya telah mendokumentasikan penggunaan munisi tandan oleh Rusia dan Ukraina. AP juga mencatat bahwa munisi tandan telah ditemukan di lokasi serangan Rusia.
Pernyataan Putin muncul setelah Presiden AS Joe Biden mengatakan dia membuat keputusan yang "sulit", tetapi "perlu", untuk memasok Ukraina dengan senjata kontroversial tersebut.
Keputusan Biden mendapat tentangan sengit, termasuk dari faksi partainya sendiri dan dari aktivis kemanusiaan, yang berpendapat bahwa pengiriman senjata kontroversial itu tidak dapat dibenarkan dan akan menyebabkan kematian warga sipil.
Lebih dari 100 negara telah melarang penggunaan bom tandan, meskipun Amerika Serikat, Ukraina, dan Rusia belum.
Munisi tandan adalah senjata yang sangat kontroversial yang terbuka di udara dan melepaskan bom yang lebih kecil, menjadikannya efektif untuk menargetkan pasukan musuh yang terkonsentrasi.
Namun, mereka juga dapat menimbulkan risiko bagi warga sipil terdekat, jika bom yang lebih kecil tidak langsung meledak. Ukraina berjanji hanya akan menggunakannya jauh dari warga sipil.
Para pejabat AS menggambarkan senjata itu sebagai "pengubah permainan" potensial dalam serangan balasan Ukraina terhadap invasi Rusia. Amunisi artileri telah menipis di negara yang diinvasi tersebut.
Petinggi militer Ukraina, Jenderal Oleksandr Tarnavskyi, mengatakan dalam sebuah wawancara baru-baru ini bahwa bom cluster dapat secara radikal mengubah medan perang, karena ladang ranjau Rusia telah menghambat beberapa momentum yang diharapkan Ukraina.
“Serangan balasan berhasil, tetapi tidak sebanyak yang kita masing-masing inginkan,” kata Tarnavskyi dalam wawancara tersebut.
(mas)