Bos Intel Ukraina: Tentara Bayaran Wagner Coba Rebut Senjata Nuklir Rusia saat Kudeta
loading...
A
A
A
“Pintu gudang tertutup, tidak masuk ke bagian teknis,” ujarnya.
Orang dalam Kremlin yang memiliki hubungan militer telah mengonfirmasi sebagian dari klaim Budanov tentang tentara bayaran Wagner.
Menurutnya, kelompok Wagner berhasil memasuki zona strategis penting yang menimbulkan kekhawatiran bagi Amerika Serikat karena adanya senjata nuklir. Namun, tidak ada rincian lebih lanjut yang diberikan.
Sumber di wilayah Ukraina timur yang diduduki Rusia, yang akrab dengan isu tersebut, mengatakan bahwa perampasan senjata nuklir diyakini telah mendorong keberhasilan negosiasi dan upaya mediasi oleh Presiden Belarusia Alexander Lukashenko, yang memainkan peran penting dalam meredakan situasi.
Namun, motivasi sebenarnya di balik pemberontakan tentara bayaran Wagner Group masih belum diketahui.
Kendati demikian, keraguan muncul terkait pernyataan Budanov, di mana para pejabat Amerika menyatakan keberatan tentang keakuratan klaim tersebut.
“Kami tidak dapat mengonfirmasi laporan ini. Kami sama sekali tidak memiliki indikasi bahwa senjata atau bahan nuklir berisiko,” kata Adam Hodge, perwakilan dari Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, menanggapi klaim Budanov.
Menurut Matt Korda, Senior Research Associate and Project Manager for Nuclear Information Project di Federation of American Scientists, mengatakan menerobos keamanan nuklir Rusia akan sangat sulit bagi "aktor non-negara".
"Jika Anda memiliki aktor jahat yang bisa mendapatkan senjata nuklir, mereka akan menemukan senjata yang disimpan dalam keadaan tidak lengkap," katanya.
“Mereka perlu diselesaikan dengan memasang peralatan khusus dan kemudian membuka tautan tindakan permisif, dan untuk melakukan itu mereka memerlukan kerja sama seseorang dari Direktorat ke-12, yang bertanggung jawab untuk melindungi persenjataan nuklir Rusia," paparnya.
Orang dalam Kremlin yang memiliki hubungan militer telah mengonfirmasi sebagian dari klaim Budanov tentang tentara bayaran Wagner.
Menurutnya, kelompok Wagner berhasil memasuki zona strategis penting yang menimbulkan kekhawatiran bagi Amerika Serikat karena adanya senjata nuklir. Namun, tidak ada rincian lebih lanjut yang diberikan.
Sumber di wilayah Ukraina timur yang diduduki Rusia, yang akrab dengan isu tersebut, mengatakan bahwa perampasan senjata nuklir diyakini telah mendorong keberhasilan negosiasi dan upaya mediasi oleh Presiden Belarusia Alexander Lukashenko, yang memainkan peran penting dalam meredakan situasi.
Namun, motivasi sebenarnya di balik pemberontakan tentara bayaran Wagner Group masih belum diketahui.
Kendati demikian, keraguan muncul terkait pernyataan Budanov, di mana para pejabat Amerika menyatakan keberatan tentang keakuratan klaim tersebut.
“Kami tidak dapat mengonfirmasi laporan ini. Kami sama sekali tidak memiliki indikasi bahwa senjata atau bahan nuklir berisiko,” kata Adam Hodge, perwakilan dari Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, menanggapi klaim Budanov.
Menurut Matt Korda, Senior Research Associate and Project Manager for Nuclear Information Project di Federation of American Scientists, mengatakan menerobos keamanan nuklir Rusia akan sangat sulit bagi "aktor non-negara".
"Jika Anda memiliki aktor jahat yang bisa mendapatkan senjata nuklir, mereka akan menemukan senjata yang disimpan dalam keadaan tidak lengkap," katanya.
“Mereka perlu diselesaikan dengan memasang peralatan khusus dan kemudian membuka tautan tindakan permisif, dan untuk melakukan itu mereka memerlukan kerja sama seseorang dari Direktorat ke-12, yang bertanggung jawab untuk melindungi persenjataan nuklir Rusia," paparnya.