4 Fakta Osama al-Muhajir, Pemimpin ISIS yang Dihabisi AS di Suriah

Senin, 10 Juli 2023 - 12:10 WIB
loading...
4 Fakta Osama al-Muhajir, Pemimpin ISIS yang Dihabisi AS di Suriah
Serangan drone MQ-9 Reaper AS menewaskan pemimpin ISIS di Suriah Osama al-Muhajir pada 7 Juli 2023. Foto/REUTERS
A A A
JAKARTA - Komando Pusat (CENTCOM) Amerika Serikat (AS) mengumumkan bahwa serangan drone MQ-9 Reaper telah menewaskan pemimpin ISIS di Suriah, Osama al-Muhajir.

Menurut CENTCOM, pentolan ISIS itu terbunuh dalam serangan 7 Juli 2023. Kelompok teroris itu belum mengonfirmasi kematian pemimpin mereka.

CENTCOM mengatakan sebelum serangan yang menewaskan Osama al-Muhajir, drone-drone MQ-9 Reaper telah diganggu jet tempur Rusia selama tiga hari berturut-turut di wilayah udara Suriah.



4 Fakta Osama al-Muhajir, Pemimpin ISIS yang Dibunuh AS

1. Memiliki 3 Nama


Pemimpin ISIS di Suriah itu diketahui memiliki tiga nama.

Menurut Ahmed Sultan, peneliti urusan kelompok bersenjata, dalam wawancaranya kepada Sky News Arabia, selain memakai nama Osama al-Muhajir, pentolan ISIS ini juga memakai nama Anas al-Shami dan Hammam al-Shami.

Osama al-Muhajir menjadi salah satu tokoh terkemuka dalam pengkaderan di organisasi ISIS.

2. Menjabat Wali Provinsi Al-Khair


Osama al-Muhajir memegang beberapa posisi penting dalam organisasi ISIS di Suriah, termasuk menjabat "Wali Provinsi Al-Khair", yang merupakan wilayah Deir ez-Zor.

Dia termasuk di antara mereka yang bertugas membangun kembali jaringan ISIS.

Osama al-Muhajir tinggal di Idlib selama hampir dua tahun, setelah itu dia pindah ke daerah Bza'a dekat wilayah Al-Bab Suriah.

Dia menjadi target serangan drone MQ-9 Reaper AS saat sedang mengendarai sepeda motor pada 7 Juli 2023.

3. Kematiannya Indikasikan Gesekan Kepemimpinan ISIS


Sultan menjelaskan bahwa pembunuhan terhadap Osama al-Muhajir mengindikasikan berlanjutnya gesekan kepemimpinan di jajaran ISIS, yang telah lama diderita organisasi tersebut.

Ini juga menunjukkan adanya pelanggaran dan celah keamanan yang mengarah pada terungkapnya pemimpin terkemuka dan ketidakmampuan organisasi untuk melindungi mereka.

"Organisasi tersebut masih menghadapi krisis nyata di Suriah, karena cabang Suriah telah mundur ke tingkat aktivitas terendah, kecuali wilayah Levantine Badia, yang masih menyaksikan aktivitas organisasi tersebut," kata Sultan.

4. Osama al-Muhajir Terbunuh, ISIS dalam Kondisi Terlemah


Terbunuhnya Osama al-Muhajir juga menunjukkan bahwa organisasi ISIS berada dalam kondisi terlemahnya selama lebih dari 10 tahun terakhir.

Kendati demikian, itu tidak berarti bahwa organisasi tersebut telah berakhir atau akan mengumumkan penghentian pertempuran di masa mendatang.

Organisasi memiliki jaringan pengganti. Jika seorang pemimpin terbunuh, kepemimpinan alternatif meningkat, dan generasi saat ini bukanlah generasi pertama atau kedua, melainkan generasi ketiga, yang menunjukkan bahwa organisasi tersebut telah kehilangan sebagian besar pemimpin terkemukanya.

Organisasi ini terpaksa mencari bantuan dari para pemimpin yang tidak memiliki pengalaman dan pengetahuan yang sama tentang urusan organisasi saat ini.

Tidak diragukan lagi, kata Sultan, ISIS akan terpengaruh hingga menata ulang barisannya, dan cabang ISIS Suriah sangat penting karena bertanggung jawab untuk menghubungi atau berkoordinasi dengan cabang ISIS di wilayah lain, baik di Afrika maupun Asia.

Organisasi tersebut memiliki apa yang disebut jaringan kantor eksternal, yang semuanya terkait dengan Wilayat al-Sham, sedangkan yang di Irak independen.
(mas)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1095 seconds (0.1#10.140)