5 Fakta Brigade Azov, Milisi Neo-Nazi Ukraina yang Pernah Dikalahkan Militer Rusia
loading...
A
A
A
KYIV - Pada awal invasi Rusia ke Ukraina , nama Brigade Azov menjadi resimen militer sayap kanan Ukraina yang menjadi pemberitaan utama. Tapi, brigade tersebut dengan cepat ditundukkan militer Rusia. Banyak anggota brigade itu meringkuk di penjara Rusia dan akhirnya dibebaskan.
Presiden Rusia Vladimir Putin merujuk kehadiran unit-unit semacam itu dalam militer Ukraina sebagai salah satu alasan untuk meluncurkan apa yang disebutnya "operasi militer khusus ... untuk mendemiliterisasi dan mende-Nazifikasi Ukraina".
Brigade Azov juga dikenal sangat memusuhi brigade Chechnya yang ikut bertempur di Ukraina. Mereka pernah melapisi peluru mereka dengan lemak babi yang diduga digunakan untuk melawan pejuang Chechnya.
Foto/Reuters
Melansir Reuters, Brigade Azov atau biasa juga disebut Resimen Azov yang pejuangnya dianggap sebagai pahlawan di Ukraina, tetapi dicerca oleh Kremlin Putin sebagai kelompok neo-Nazi yang membenci Rusia.
Resimen Azov dimulai sebagai salah satu dari banyak milisi pejuang sukarela yang bersatu untuk melawan separatis pro-Rusia yang didukung oleh Moskow yang mengukir dua wilayah yang memisahkan diri di timur Ukraina pada tahun 2014 setelah Rusia mencaplok semenanjung Krimea.
Logonya menyerupai "wolfsangel" hitam, sebuah simbol yang digunakan oleh beberapa unit Nazi dan dipandang oleh para kritikus sebagai neo-Nazi. Azov mengatakan bahwa logo tersebut mewakili huruf N dan I dari "ide nasional" dan menyangkalnya sebagai neo-Nazi.
Pada 2015, Andriy Diachenko, juru bicara resimen saat itu mengatakan bahwa 10 hingga 20% prajurit Azov adalah Nazi.
Anggota individu telah mengaku sebagai neo-Nazi, dan ultra-nasionalisme sayap kanan garis keras menyebar di antara anggota.
Pada Januari 2018, Azov meluncurkan unit patroli jalanannya yang disebut National Druzhyna untuk “memulihkan” ketertiban di ibu kota, Kyiv. Sebaliknya, unit tersebut melakukan pogrom terhadap komunitas Roma dan menyerang anggota komunitas LGBTQ.
“Ukraina adalah satu-satunya negara di dunia yang memiliki formasi neo-Nazi dalam angkatan bersenjatanya,” tulis koresponden majalah Nation yang berbasis di AS pada 2019.
Foto/Reuters
Presiden Rusia Vladimir Putin merujuk kehadiran unit-unit semacam itu dalam militer Ukraina sebagai salah satu alasan untuk meluncurkan apa yang disebutnya "operasi militer khusus ... untuk mendemiliterisasi dan mende-Nazifikasi Ukraina".
Brigade Azov juga dikenal sangat memusuhi brigade Chechnya yang ikut bertempur di Ukraina. Mereka pernah melapisi peluru mereka dengan lemak babi yang diduga digunakan untuk melawan pejuang Chechnya.
Berikut adalah 5 fakta tentang Brigade Azov.
1. Disebut Kelompok Neno-Nazi oleh Rusia
Foto/Reuters
Melansir Reuters, Brigade Azov atau biasa juga disebut Resimen Azov yang pejuangnya dianggap sebagai pahlawan di Ukraina, tetapi dicerca oleh Kremlin Putin sebagai kelompok neo-Nazi yang membenci Rusia.
Resimen Azov dimulai sebagai salah satu dari banyak milisi pejuang sukarela yang bersatu untuk melawan separatis pro-Rusia yang didukung oleh Moskow yang mengukir dua wilayah yang memisahkan diri di timur Ukraina pada tahun 2014 setelah Rusia mencaplok semenanjung Krimea.
Logonya menyerupai "wolfsangel" hitam, sebuah simbol yang digunakan oleh beberapa unit Nazi dan dipandang oleh para kritikus sebagai neo-Nazi. Azov mengatakan bahwa logo tersebut mewakili huruf N dan I dari "ide nasional" dan menyangkalnya sebagai neo-Nazi.
Pada 2015, Andriy Diachenko, juru bicara resimen saat itu mengatakan bahwa 10 hingga 20% prajurit Azov adalah Nazi.
Anggota individu telah mengaku sebagai neo-Nazi, dan ultra-nasionalisme sayap kanan garis keras menyebar di antara anggota.
Pada Januari 2018, Azov meluncurkan unit patroli jalanannya yang disebut National Druzhyna untuk “memulihkan” ketertiban di ibu kota, Kyiv. Sebaliknya, unit tersebut melakukan pogrom terhadap komunitas Roma dan menyerang anggota komunitas LGBTQ.
“Ukraina adalah satu-satunya negara di dunia yang memiliki formasi neo-Nazi dalam angkatan bersenjatanya,” tulis koresponden majalah Nation yang berbasis di AS pada 2019.
2. Dijuluki Pahlawan Mariupol
Foto/Reuters