AS Pilih Israel-kan Ukraina ketimbang Perang Total NATO dengan Rusia
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) bersedia menawarkan kepada Ukraina semacam jaminan keamanan yang saat ini diberikan kepada Israel.
Itu menjadi pilihan Washington daripada Kyiv menjadi anggota NATO, yang bisa berakibat perang total antara aliansi tersebut dengan Rusia.
Presiden AS Joe Biden menyampaikan opsi itu dalam wawancaranya dengan CNN.
“Saya kira belum siap untuk menjadi anggota NATO,” kata Biden tentang Ukraina.
“Saya kira tidak ada kebulatan suara di NATO tentang apakah akan membawa Ukraina ke dalam keluarga NATO atau tidak sekarang, pada saat ini, di tengah perang," katanya lagi, yang dilansir Sabtu (8/7/2023).
Keanggotaan di blok militer pimpinan AS tersebut berarti komitmen untuk mempertahankan semua wilayah anggotanya. "Jadi, jika perang sedang terjadi, maka kami semua berperang. Kami sedang berperang dengan Rusia, jika itu masalahnya,” kata Biden kepada Fareed Zakaria dari CNN.
Ukraina telah meminta undangan resmi dari NATO untuk menjadi anggota baru, atau setidaknya pengumuman kapan negara itu siap untuk diterima.
Biden mengatakan "prematur" untuk menyerukan pemungutan suara sekarang dan menggambarkan keanggotaan baru NATO sebagai proses yang membutuhkan waktu dan melibatkan reformasi seperti demokratisasi.
"AS perlu menghadirkan jalur rasional bagi Ukraina untuk memenuhi syarat keanggotaan," kata Biden.
“Dan salah satu hal yang saya tunjukkan adalah, Amerika Serikat akan siap menyediakan, sementara prosesnya sedang berlangsung, dan itu akan memakan waktu cukup lama, untuk memberikan keamanan seperti keamanan yang kami sediakan untuk Israel: menyediakan persenjataan yang mereka butuhkan, kapasitas untuk mempertahankan diri,” papar Biden.
"Jika ada kesepakatan, jika ada gencatan senjata, jika ada kesepakatan damai," imbuh dia.
Tidak jelas apa yang dia maksud dengan itu, karena Kyiv telah menolak setiap pembicaraan tentang "pembekuan konflik" atau gencatan senjata.
AS sebelumnya juga telah berjanji untuk tidak bernegosiasi tentang nasib Ukraina tanpa persetujuan Kyiv, sementara Rusia mengatakan tidak akan berurusan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, tetapi hanya dengan "pawang" Barat-nya.
Jaminan keamanan “model Israel” untuk Ukraina pertama kali disebutkan bulan lalu oleh New York Times, yang menggambarkannya sebagai komitmen terbatas waktu untuk mempertahankan aliran senjata Barat ke Kyiv.
Menurut perkiraan militer Moskow, AS dan sekutunya telah memasok senjata, amunisi, dan peralatan ke Kyiv dengan lebih dari USD100 miliar pada tahun 2022 saja.
Itu menjadi pilihan Washington daripada Kyiv menjadi anggota NATO, yang bisa berakibat perang total antara aliansi tersebut dengan Rusia.
Presiden AS Joe Biden menyampaikan opsi itu dalam wawancaranya dengan CNN.
“Saya kira belum siap untuk menjadi anggota NATO,” kata Biden tentang Ukraina.
“Saya kira tidak ada kebulatan suara di NATO tentang apakah akan membawa Ukraina ke dalam keluarga NATO atau tidak sekarang, pada saat ini, di tengah perang," katanya lagi, yang dilansir Sabtu (8/7/2023).
Keanggotaan di blok militer pimpinan AS tersebut berarti komitmen untuk mempertahankan semua wilayah anggotanya. "Jadi, jika perang sedang terjadi, maka kami semua berperang. Kami sedang berperang dengan Rusia, jika itu masalahnya,” kata Biden kepada Fareed Zakaria dari CNN.
Ukraina telah meminta undangan resmi dari NATO untuk menjadi anggota baru, atau setidaknya pengumuman kapan negara itu siap untuk diterima.
Biden mengatakan "prematur" untuk menyerukan pemungutan suara sekarang dan menggambarkan keanggotaan baru NATO sebagai proses yang membutuhkan waktu dan melibatkan reformasi seperti demokratisasi.
"AS perlu menghadirkan jalur rasional bagi Ukraina untuk memenuhi syarat keanggotaan," kata Biden.
“Dan salah satu hal yang saya tunjukkan adalah, Amerika Serikat akan siap menyediakan, sementara prosesnya sedang berlangsung, dan itu akan memakan waktu cukup lama, untuk memberikan keamanan seperti keamanan yang kami sediakan untuk Israel: menyediakan persenjataan yang mereka butuhkan, kapasitas untuk mempertahankan diri,” papar Biden.
"Jika ada kesepakatan, jika ada gencatan senjata, jika ada kesepakatan damai," imbuh dia.
Tidak jelas apa yang dia maksud dengan itu, karena Kyiv telah menolak setiap pembicaraan tentang "pembekuan konflik" atau gencatan senjata.
AS sebelumnya juga telah berjanji untuk tidak bernegosiasi tentang nasib Ukraina tanpa persetujuan Kyiv, sementara Rusia mengatakan tidak akan berurusan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, tetapi hanya dengan "pawang" Barat-nya.
Jaminan keamanan “model Israel” untuk Ukraina pertama kali disebutkan bulan lalu oleh New York Times, yang menggambarkannya sebagai komitmen terbatas waktu untuk mempertahankan aliran senjata Barat ke Kyiv.
Menurut perkiraan militer Moskow, AS dan sekutunya telah memasok senjata, amunisi, dan peralatan ke Kyiv dengan lebih dari USD100 miliar pada tahun 2022 saja.
(mas)