Arab Saudi Tolak Izinkan Israel Hadiri Pertemuan UNESCO
loading...
A
A
A
RIYADH - Arab Saudi sejauh ini menolak menandatangani dokumen yang berkomitmen membebaskan akses ke semua anggota UNESCO untuk pertemuan Komite Warisan Dunia pada September.
Dokumen itu terkait masalah mengizinkan pejabat Israel untuk memasuki negara itu sebagai titik utama. Axios mengutip informasi pejabat Israel dan diplomat Barat dalam masalah itu.
Menurut situs tersebut, para diplomat Barat dan pejabat senior UNESCO, dalam beberapa pekan terakhir, mengadakan pembicaraan dengan pejabat Saudi mengenai "perjanjian negara tuan rumah".
Perjanjian itu merupakan syarat dimulainya persiapan formal dan tata cara penyelenggaraan pertemuan.
Meski Arab Saudi tidak secara khusus menyebutkan Israel dalam keberatannya untuk menandatangani perjanjian tersebut, sumber-sumber Israel dan UNESCO mengatakan jelas Israel adalah poin utama yang mencuat.
Menurut laporan itu, Arab Saudi ingin mengambil pendekatan hati-hati terhadap setiap langkah publik yang dapat dilihat sebagai normalisasi dengan negara pendudukan Israel.
Laporan itu mencatat, jika kerajaan setuju mengizinkan perwakilan Israel hadir, itu akan menjadi pertama kalinya pejabat dari Israel diizinkan memasuki negara itu secara resmi dan terbuka.
Namun, jika pihak Saudi menolak, acara tersebut bisa dipindahkan ke negara lain.
Maret lalu, Arab Saudi secara efektif memblokir partisipasi delegasi Israel yang dipimpin Menteri Luar Negeri Eli Cohen dalam konferensi organisasi pariwisata PBB dengan menunda penerbitan visa mereka dan membahas pengaturan keamanan.
Dokumen itu terkait masalah mengizinkan pejabat Israel untuk memasuki negara itu sebagai titik utama. Axios mengutip informasi pejabat Israel dan diplomat Barat dalam masalah itu.
Menurut situs tersebut, para diplomat Barat dan pejabat senior UNESCO, dalam beberapa pekan terakhir, mengadakan pembicaraan dengan pejabat Saudi mengenai "perjanjian negara tuan rumah".
Perjanjian itu merupakan syarat dimulainya persiapan formal dan tata cara penyelenggaraan pertemuan.
Meski Arab Saudi tidak secara khusus menyebutkan Israel dalam keberatannya untuk menandatangani perjanjian tersebut, sumber-sumber Israel dan UNESCO mengatakan jelas Israel adalah poin utama yang mencuat.
Menurut laporan itu, Arab Saudi ingin mengambil pendekatan hati-hati terhadap setiap langkah publik yang dapat dilihat sebagai normalisasi dengan negara pendudukan Israel.
Laporan itu mencatat, jika kerajaan setuju mengizinkan perwakilan Israel hadir, itu akan menjadi pertama kalinya pejabat dari Israel diizinkan memasuki negara itu secara resmi dan terbuka.
Namun, jika pihak Saudi menolak, acara tersebut bisa dipindahkan ke negara lain.
Maret lalu, Arab Saudi secara efektif memblokir partisipasi delegasi Israel yang dipimpin Menteri Luar Negeri Eli Cohen dalam konferensi organisasi pariwisata PBB dengan menunda penerbitan visa mereka dan membahas pengaturan keamanan.
(sya)