Bos NATO Peringatkan Anggotanya Tidak Remehkan Rusia Meski Ada Gejolak
loading...
A
A
A
BRUSSELS - Anggota NATO tidak boleh meremehkan Rusia, meskipun ada krisis singkat yang diciptakan oleh pemberontakan perusahaan militer swasta Wagner.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg memperingatkan hal itu pada Selasa (27/6/2023).
“Kita semua melihat peristiwa di Rusia selama (beberapa) hari terakhir. Ini adalah masalah internal Rusia,” ujar Stoltenberg pada konferensi pers di Den Haag.
Dia menjelaskan, pemberontakan itu adalah tanda “ketegangan baru” di negara tersebut.
"Pada saat yang sama, kita tidak boleh meremehkan Rusia," papar kepala blok tersebut.
Dia menambahkan, anggota NATO akan terus memberikan bantuan militer ke Kiev dan mengirimkan "pesan yang jelas tentang komitmen kita" pada pertemuan puncak di Lituania bulan depan.
Stoltenberg mengatakan pasukan Ukraina "membuat kemajuan" dalam serangan balasan mereka, dengan alasan, “Semakin banyak wilayah yang berhasil direbut kembali oleh Kiev, semakin kuat tangan mereka pada akhirnya di meja perundingan."
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pasukan Ukraina telah gagal menembus garis pertahanan di Donbass dan Wilayah Zaporozhye, dan Kiev menderita kerugian yang signifikan dalam upaya melakukannya.
Sejumlah besar tank berat Leopard 2 buatan Jerman dan kendaraan tempur Bradley buatan Amerika Serikat (AS) dihancurkan atau ditinggalkan selama operasi ofensif Ukraina bulan ini.
Pada Minggu, New York Times mengutip para pejabat AS yang mengatakan Ukraina telah gagal memanfaatkan pemberontakan Wagner yang tiba-tiba.
Kerusuhan pecah pada Jumat malam tetapi berakhir pada Sabtu malam, ketika bos perusahaan militer swasta Evgeny Prigozhin membuat kesepakatan dengan pihak berwenang.
Para pejuang Wagner sejak itu membatalkan perjalanan mereka ke Moskow dan kembali ke pangkalan mereka.
Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg memperingatkan hal itu pada Selasa (27/6/2023).
“Kita semua melihat peristiwa di Rusia selama (beberapa) hari terakhir. Ini adalah masalah internal Rusia,” ujar Stoltenberg pada konferensi pers di Den Haag.
Dia menjelaskan, pemberontakan itu adalah tanda “ketegangan baru” di negara tersebut.
"Pada saat yang sama, kita tidak boleh meremehkan Rusia," papar kepala blok tersebut.
Dia menambahkan, anggota NATO akan terus memberikan bantuan militer ke Kiev dan mengirimkan "pesan yang jelas tentang komitmen kita" pada pertemuan puncak di Lituania bulan depan.
Stoltenberg mengatakan pasukan Ukraina "membuat kemajuan" dalam serangan balasan mereka, dengan alasan, “Semakin banyak wilayah yang berhasil direbut kembali oleh Kiev, semakin kuat tangan mereka pada akhirnya di meja perundingan."
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pasukan Ukraina telah gagal menembus garis pertahanan di Donbass dan Wilayah Zaporozhye, dan Kiev menderita kerugian yang signifikan dalam upaya melakukannya.
Sejumlah besar tank berat Leopard 2 buatan Jerman dan kendaraan tempur Bradley buatan Amerika Serikat (AS) dihancurkan atau ditinggalkan selama operasi ofensif Ukraina bulan ini.
Pada Minggu, New York Times mengutip para pejabat AS yang mengatakan Ukraina telah gagal memanfaatkan pemberontakan Wagner yang tiba-tiba.
Kerusuhan pecah pada Jumat malam tetapi berakhir pada Sabtu malam, ketika bos perusahaan militer swasta Evgeny Prigozhin membuat kesepakatan dengan pihak berwenang.
Para pejuang Wagner sejak itu membatalkan perjalanan mereka ke Moskow dan kembali ke pangkalan mereka.
(sya)