China Sebut Dialog Adalah Cara Efektif Pulihkan Kesepakatan Nuklir Iran
loading...
A
A
A
BEIJING - China menyatakan "cara efektif" untuk menyelesaikan masalah kesepakatan nuklir Iran adalah dengan mengadakan dialog. Beijing juga menyatakan dukungannya untuk "pembicaraan tidak langsung" antara Iran dan Amerika Serikat (AS) atas kesepakatan nuklir 2015.
“Ini adalah cara yang efektif untuk menyelesaikan masalah untuk melanjutkan implementasi rencana komprehensif (JCPOA) secara penuh dan efektif melalui dialog dan negosiasi,” kata Mao Ning, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, seperti dikutip dari Anadolu Agency.
Mao mengatakan, kesepakatan nuklir 2015, yang secara resmi dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama, atau JCPOA, adalah “pencapaian signifikan diplomasi multilateral.”
AS secara sepihak menarik diri dari perjanjian pada Mei 2018. Setelah itu, Iran secara bertahap meningkatkan aktivitas pengayaan nuklirnya, lebih tinggi dari batas yang ditetapkan dalam kesepakatan.
Pembicaraan untuk menghidupkan kembali kesepakatan penting tetap terhenti sejak tahun lalu. Tetapi, Teheran dan Washington dikatakan diam-diam telah melanjutkan pembicaraan tidak langsung.
Upaya untuk menyelamatkan kesepakatan mendapat dorongan baru, setelah Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei awal bulan ini mengatakan kesepakatan tentang program nuklir Iran dimungkinkan jika infrastruktur industri nuklir negara itu tetap utuh.
“China telah mempertahankan kontak dekat dengan semua pihak terkait dan mendesak mereka untuk meningkatkan upaya diplomatik untuk segera mengembalikan rencana komprehensif ke jalur yang benar, melindungi sistem non-proliferasi nuklir internasional, dan mempromosikan perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah,” kata Mao di Beijing.
“Ini adalah cara yang efektif untuk menyelesaikan masalah untuk melanjutkan implementasi rencana komprehensif (JCPOA) secara penuh dan efektif melalui dialog dan negosiasi,” kata Mao Ning, juru bicara Kementerian Luar Negeri China, seperti dikutip dari Anadolu Agency.
Mao mengatakan, kesepakatan nuklir 2015, yang secara resmi dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama, atau JCPOA, adalah “pencapaian signifikan diplomasi multilateral.”
AS secara sepihak menarik diri dari perjanjian pada Mei 2018. Setelah itu, Iran secara bertahap meningkatkan aktivitas pengayaan nuklirnya, lebih tinggi dari batas yang ditetapkan dalam kesepakatan.
Pembicaraan untuk menghidupkan kembali kesepakatan penting tetap terhenti sejak tahun lalu. Tetapi, Teheran dan Washington dikatakan diam-diam telah melanjutkan pembicaraan tidak langsung.
Upaya untuk menyelamatkan kesepakatan mendapat dorongan baru, setelah Pemimpin Tertinggi Ayatollah Ali Khamenei awal bulan ini mengatakan kesepakatan tentang program nuklir Iran dimungkinkan jika infrastruktur industri nuklir negara itu tetap utuh.
“China telah mempertahankan kontak dekat dengan semua pihak terkait dan mendesak mereka untuk meningkatkan upaya diplomatik untuk segera mengembalikan rencana komprehensif ke jalur yang benar, melindungi sistem non-proliferasi nuklir internasional, dan mempromosikan perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah,” kata Mao di Beijing.
(esn)