Iran Dukung Putin, Siap Kirim Garda Revolusi Lawan Pemberontak Wagner
loading...
A
A
A
TEHERAN - Iran menegaskan kembali dukungannya untuk Presiden Vladimir Putin dan "supremasi hukum" di Rusia setelah pemberontakan yang dilaporkan pada Sabtu (24/6/2023) oleh tentara bayaran Wagner.
Media pemerintah Iran mengutip juru bicara Kementerian Luar Negeri Nasser Kanaani yang mengatakan perkembangan terbaru di Rusia adalah masalah internal Rusia.
"Iran mendukung supremasi hukum di Federasi Rusia," tegas Kanaani.
Pada Sabtu, Kepala Wagner Yevgeny Prigozhin yang memimpin pemberontakan untuk menjatuhkan para pemimpin di Moskow, mengatakan para pejuangnya telah merebut markas besar tentara di Rostov-on-Don Rusia "tanpa menembakkan satu tembakan pun" dan mengklaim mendapat dukungan dari penduduk setempat.
Pejuang Grup Wagner menyeberang semalam ke Rusia dari wilayah pendudukan di Ukraina dan merebut markas besar tentara di kota selatan, pusat operasional utama Moskow saat terus melanjutkan perangnya di Ukraina.
Dalam siaran audio di Telegram, Prigozhin mengatakan dia mendapat dukungan negara dalam "pawai keadilan"-nya.
"Kami sampai di Rostov. Tanpa satu tembakan pun, kami merebut gedung markas (tentara)," ujar dia.
Iran telah lama menjadi sekutu utama Rusia. Kedua negara mendukung pemerintah Presiden Suriah Bashar al-Assad melawan pasukan oposisi.
Satu saluran Telegram yang terkait dengan Korps Garda Revolusi Islam pada Sabtu mengumumkan kesediaannya campur tangan untuk melindungi Putin dari potensi penggulingan oleh pasukan Wagner.
"Jika perlu, sama seperti kami mencegah jatuhnya Assad, kami akan mencegah jatuhnya Putin," papar akun tersebut.
Media pemerintah Iran mengutip juru bicara Kementerian Luar Negeri Nasser Kanaani yang mengatakan perkembangan terbaru di Rusia adalah masalah internal Rusia.
"Iran mendukung supremasi hukum di Federasi Rusia," tegas Kanaani.
Pada Sabtu, Kepala Wagner Yevgeny Prigozhin yang memimpin pemberontakan untuk menjatuhkan para pemimpin di Moskow, mengatakan para pejuangnya telah merebut markas besar tentara di Rostov-on-Don Rusia "tanpa menembakkan satu tembakan pun" dan mengklaim mendapat dukungan dari penduduk setempat.
Pejuang Grup Wagner menyeberang semalam ke Rusia dari wilayah pendudukan di Ukraina dan merebut markas besar tentara di kota selatan, pusat operasional utama Moskow saat terus melanjutkan perangnya di Ukraina.
Dalam siaran audio di Telegram, Prigozhin mengatakan dia mendapat dukungan negara dalam "pawai keadilan"-nya.
"Kami sampai di Rostov. Tanpa satu tembakan pun, kami merebut gedung markas (tentara)," ujar dia.
Iran telah lama menjadi sekutu utama Rusia. Kedua negara mendukung pemerintah Presiden Suriah Bashar al-Assad melawan pasukan oposisi.
Satu saluran Telegram yang terkait dengan Korps Garda Revolusi Islam pada Sabtu mengumumkan kesediaannya campur tangan untuk melindungi Putin dari potensi penggulingan oleh pasukan Wagner.
"Jika perlu, sama seperti kami mencegah jatuhnya Assad, kami akan mencegah jatuhnya Putin," papar akun tersebut.
(sya)