10 Negara Terbaik dalam Kesetaraan Gender, Nomor 2 Justru Negara Sosialis
loading...
A
A
A
Negara ini telah mempertahankan lebih dari 48% anggota parlemen perempuan sejak saat itu.
Foto/Reuters
Negara ini menggambarkan dirinya sebagai pemerintah feminis pertama di dunia, dan kesetaraan gender adalah inti dari nilai-nilai negara dan pengambilan keputusan secara keseluruhan.
Parlemen Swedia saat ini menampung 46% perempuan di parlemen.
Fokus utama perempuan di parlemen adalah pemberantasan kemiskinan di kalangan perempuan negara itu.
Foto/Reuters
Andorra memiliki jumlah perempuan dan kaum muda yang tinggi di parlemen.
Sementara negara ini memiliki beberapa cara untuk maju dalam hak-hak perempuan, kursi yang diduduki perempuan di parlemen telah meningkat dari 32% pada 2019, menjadi 46%.
Foto/Reuters
Perempuan mengungguli laki-laki untuk kursi di parlemen di Bolivia, dan negara itu telah menjadi salah satu contoh utama representasi perempuan dalam politik sejak saat itu.
Negara itu mencapai paritas gender di parlemen berkat undang-undang kuota yang diterapkan pada tahun 2010 yang menaikkan kuota yang ada dari 30% menjadi 50%.
7. Swedia
Foto/Reuters
Negara ini menggambarkan dirinya sebagai pemerintah feminis pertama di dunia, dan kesetaraan gender adalah inti dari nilai-nilai negara dan pengambilan keputusan secara keseluruhan.
Parlemen Swedia saat ini menampung 46% perempuan di parlemen.
8. Grenada
Perempuan semakin menjadi suara terdepan di Grenada, dan sejak 2006 negara Karibia itu telah mengambil tindakan legislatif untuk memastikan kesetaraan gender di seluruh negara.Fokus utama perempuan di parlemen adalah pemberantasan kemiskinan di kalangan perempuan negara itu.
9. Andora
Foto/Reuters
Andorra memiliki jumlah perempuan dan kaum muda yang tinggi di parlemen.
Sementara negara ini memiliki beberapa cara untuk maju dalam hak-hak perempuan, kursi yang diduduki perempuan di parlemen telah meningkat dari 32% pada 2019, menjadi 46%.
10. Bolivia
Foto/Reuters
Perempuan mengungguli laki-laki untuk kursi di parlemen di Bolivia, dan negara itu telah menjadi salah satu contoh utama representasi perempuan dalam politik sejak saat itu.
Negara itu mencapai paritas gender di parlemen berkat undang-undang kuota yang diterapkan pada tahun 2010 yang menaikkan kuota yang ada dari 30% menjadi 50%.
(ahm)