Gelombang Panas Tewaskan 96 Orang di India, Kelompok Rentan Diminta Waspada
loading...
A
A
A
NEW DELHI - Sebanyak 96 orang tewas setelah beberapa hari panas terik di dua negara bagian terpadat di India. Anggota masyarakat yang berisiko diminta tetap tinggal di dalam rumah untuk menghindari masalah kesehatan yang sudah ada sebelumnya.
“Yang meninggal dunia terutama adalah orang berusia di atas 60 tahun yang memiliki masalah kesehatan sebelumnya di negara bagian utara Uttar Pradesh dan di Bihar timur,” ungkap pihak berwenang.
Semua dari 54 kematian di Uttar Pradesh terjadi di distrik Ballia, di mana rumah sakit telah menerima masuknya pasien yang mencari pengobatan untuk penyakit terkait panas termasuk demam tinggi, muntah, diare, serta masalah pernapasan dan jantung.
Menteri Kesehatan Uttar Pradesh, Brijesh Pathak, telah membuka penyelidikan atas tingginya jumlah kematian di negara bagian tersebut.
Pemerintah daerah mendapat kecaman dari oposisi karena "kecerobohan" tidak memperingatkan masyarakat tentang potensi risiko kesehatan dari gelombang panas, papar laporan BBC pada Senin (19/6/2023).
“Ini belum pernah terjadi di Ballia,” ujar pasien Rumah Sakit Pathak akhir pekan lalu, melalui Associated Press. “Orang-orang takut keluar. Jalan dan pasar sebagian besar sepi.”
Pada Minggu, Ballia mencatat suhu maksimum 43 Celsius (109F), angka yang melampaui rata-rata normal sekitar 5 Celsius.
Kelembaban 25% juga berkontribusi terhadap panas terik. “Tidak ada bantuan yang diharapkan dalam 24 jam ke depan,” ungkap Departemen Meteorologi India pada Minggu, menunjukkan gelombang panas akan berlanjut hingga Senin.
Bihar Timur, sementara itu, mencatat 42 kematian selama beberapa hari terakhir. Ibu kota negara bagiannya, Patna, mengalami suhu sedikit di bawah 45 Celsius (113F) pada Sabtu.
“Yang meninggal dunia terutama adalah orang berusia di atas 60 tahun yang memiliki masalah kesehatan sebelumnya di negara bagian utara Uttar Pradesh dan di Bihar timur,” ungkap pihak berwenang.
Semua dari 54 kematian di Uttar Pradesh terjadi di distrik Ballia, di mana rumah sakit telah menerima masuknya pasien yang mencari pengobatan untuk penyakit terkait panas termasuk demam tinggi, muntah, diare, serta masalah pernapasan dan jantung.
Menteri Kesehatan Uttar Pradesh, Brijesh Pathak, telah membuka penyelidikan atas tingginya jumlah kematian di negara bagian tersebut.
Pemerintah daerah mendapat kecaman dari oposisi karena "kecerobohan" tidak memperingatkan masyarakat tentang potensi risiko kesehatan dari gelombang panas, papar laporan BBC pada Senin (19/6/2023).
“Ini belum pernah terjadi di Ballia,” ujar pasien Rumah Sakit Pathak akhir pekan lalu, melalui Associated Press. “Orang-orang takut keluar. Jalan dan pasar sebagian besar sepi.”
Pada Minggu, Ballia mencatat suhu maksimum 43 Celsius (109F), angka yang melampaui rata-rata normal sekitar 5 Celsius.
Kelembaban 25% juga berkontribusi terhadap panas terik. “Tidak ada bantuan yang diharapkan dalam 24 jam ke depan,” ungkap Departemen Meteorologi India pada Minggu, menunjukkan gelombang panas akan berlanjut hingga Senin.
Bihar Timur, sementara itu, mencatat 42 kematian selama beberapa hari terakhir. Ibu kota negara bagiannya, Patna, mengalami suhu sedikit di bawah 45 Celsius (113F) pada Sabtu.