Sungai Mekong Ajang Pertarungan Baru Amerika Serikat dan China

Jum'at, 24 Juli 2020 - 19:40 WIB
loading...
Sungai Mekong Ajang Pertarungan Baru Amerika Serikat dan China
Pemandangan di sungai Mekong yang berbatasan dengan Thailand dan Laos terlihat dari wilayah Thailand di Nong Khai. Foto/REUTERS
A A A
BANGKOK - Sungai Mekong menjadi ajang pertarungan baru antara Amerika Serikat (AS) dan China . Kini Beijing sudah mengalahkan Washington dalam pendanaan dan pengaruh di berbagai negara sepanjang sungai itu.

Kini pemerintahan Presiden AS Donald Trump kalah dalam pendanaan di kawasan itu. Padahal pada era Barack Obama, AS mengucurkan banyak dana untuk program lingkungan dan pembangunan di Hilir Mekong. (Lihat grafis: Diam-diam, Jet Tempur China dan Jepang Adu Kuat di Laut China Timur)

Dua kekuatan dunia itu kini memasuki babak pertarungan sains. AS dan China saling menyebut laporan tentang apakah 11 bendungan China di sungai itu mempengaruhi negara-negara di wilayah hilir. (LIhat foto: Pembiayaan Mobil Bekas Tumbuh di Tengah Pandemi Covid-19)

Berbagai bendungan China membuat negara itu mengontrol air yang mengalir ke Laos, Myanmar, Thailand, Kamboja dan Vietnam yang sejak lama tergantung pada sungai itu untuk pertanian, perikanan, dan untuk pembangkit listrik tenaga air di Laos.

Kontrol itu membuat China dapat menyusun agenda untuk pembangunan terkait aliran air dan menyingkirkan AS dari perannya setelah beberapa dekade mendorong berbagai proyek Mekong sebagai cara memperkuat pengaruh di kawasan itu.

“Ini menjadi isu geopolitik, lebih seperti Laut China Selatan, antara AS dan China,” kata Witoon Permpongsacharoen dari grup Jaringan Energi dan Ekologi Mekong.

Kondisi Mekong itu semakin mengkhawatirkan bagi 60 juta orang yang tergantung pada air sungai itu untuk pertanian dan perikanan saat air mengalir dari China.

Sungai yang disebut Lancang di China itu mengalir melintasi Asia Tenggara sebelum menuju laut dari delta Vietnam.

Tahun lalu terjadi kekeringan terparah, dengan sungai Mekor Hilir mencapai level terendah dalam beberapa dekade. Ikan yang ditangkap pun semakin kecil dan sedikit selama beberapa tahun terakhir.

Duta Besar AS di wilayah itu menyebut China sebagai “penimbun” air di 11 bendungan di bagian hulu sungai yang membentang 4.350 km di negara itu. Menurut AS, tindakan China merugikan mata pencarian jutaan orang di wilayah hilir sungai. (Baca Juga: Kemegahan Hagia Sophia Kembali Terpancar dengan Salat Jumat Pertama)

China juga meningkatkan aktivitas grup Kerja Sama Mekong Lancang (LMC), yakni kelompok antarpemerintah baru. Dubes AS menganggap LMC berupaya menyingkirkan Komisi Sungai Mekong (MRC) yang sudah berdiri 25 tahun. (Lihat Infografis: Hagia Sophia, Lebih dari Sekadar Tempat Ibadah)
(sya)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0984 seconds (0.1#10.140)