Profil Anwar Sadat, Presiden Negara Timur Tengah Pertama yang Menormalisasi Hubungan dengan Israel pada 1978
loading...
A
A
A
Pada 1973, Anwar Sadat memimpin Mesir dalam Perang Yom Kippur melawan Israel, yang kemudian dikenal sebagai Perang Oktober.
Meskipun Mesir mengalami kerugian militer dalam perang ini, Sadat menganggapnya sebagai keberhasilan politik karena berhasil memperoleh perhatian dunia internasional terhadap ketidakadilan yang dialami Palestina.
Sebagai langkah menuju perdamaian, pada 1977, Anwar Sadat membuat keputusan mengejutkan dengan mengunjungi Israel.
Kunjungan ini menjadi titik balik dalam hubungan Mesir-Israel yang sebelumnya tegang. Pada 1978, Sadat bersama dengan Perdana Menteri Israel Menachem Begin dan Presiden Amerika Serikat (AS) Jimmy Carter bertemu di Camp David, Amerika Serikat, dalam upaya mencapai kesepakatan perdamaian.
Hasil dari perundingan Camp David adalah Kesepakatan Camp David pada tahun 1978. Kesepakatan ini menghasilkan perjanjian damai antara Mesir dan Israel yang dikenal sebagai Perjanjian Damai Israel-Mesir.
Melalui perjanjian ini, Mesir mengakui keberadaan Israel dan memulai normalisasi hubungan diplomatik, perdagangan, dan budaya.
Keputusan Anwar Sadat untuk menormalisasi hubungan dengan Israel adalah langkah yang sangat berani dan kontroversial.
Tindakan ini menimbulkan reaksi keras di dunia Arab, termasuk di kalangan negara-negara Arab lainnya yang masih mempertahankan posisi anti-Israel.
Mesir sendiri diisolasi beberapa negara Arab dan Liga Arab menjatuhkan sanksi ekonomi terhadapnya.
Namun, Anwar Sadat tetap teguh pada keyakinannya bahwa perdamaian dengan Israel adalah langkah yang diperlukan untuk mencapai stabilitas regional dan menjamin hak-hak rakyat Palestina.
Meskipun Mesir mengalami kerugian militer dalam perang ini, Sadat menganggapnya sebagai keberhasilan politik karena berhasil memperoleh perhatian dunia internasional terhadap ketidakadilan yang dialami Palestina.
Sebagai langkah menuju perdamaian, pada 1977, Anwar Sadat membuat keputusan mengejutkan dengan mengunjungi Israel.
Kunjungan ini menjadi titik balik dalam hubungan Mesir-Israel yang sebelumnya tegang. Pada 1978, Sadat bersama dengan Perdana Menteri Israel Menachem Begin dan Presiden Amerika Serikat (AS) Jimmy Carter bertemu di Camp David, Amerika Serikat, dalam upaya mencapai kesepakatan perdamaian.
Hasil dari perundingan Camp David adalah Kesepakatan Camp David pada tahun 1978. Kesepakatan ini menghasilkan perjanjian damai antara Mesir dan Israel yang dikenal sebagai Perjanjian Damai Israel-Mesir.
Melalui perjanjian ini, Mesir mengakui keberadaan Israel dan memulai normalisasi hubungan diplomatik, perdagangan, dan budaya.
Keputusan Anwar Sadat untuk menormalisasi hubungan dengan Israel adalah langkah yang sangat berani dan kontroversial.
Tindakan ini menimbulkan reaksi keras di dunia Arab, termasuk di kalangan negara-negara Arab lainnya yang masih mempertahankan posisi anti-Israel.
Mesir sendiri diisolasi beberapa negara Arab dan Liga Arab menjatuhkan sanksi ekonomi terhadapnya.
Namun, Anwar Sadat tetap teguh pada keyakinannya bahwa perdamaian dengan Israel adalah langkah yang diperlukan untuk mencapai stabilitas regional dan menjamin hak-hak rakyat Palestina.