Demi Game Mobile, Gadis Ini Kuras Tabungan Orang Tua Rp952,5 Juta
loading...
A
A
A
BEIJING - Seorang gadis berusia 13 tahun di China tega menguras tabungan orang tuanya tanpa sepengetahuan mereka hanya untuk game mobile . Ia menghabiskan sekitar USD64.000 atau sekitar Rp952,5 juta.
Menurut Elephant News, saluran TV regional di provinsi Henan, orang tua gadis itu, Gong Yiwang, baru mengetahui belanja gila-gilaan yang dilakukan anaknya pada akhir Mei lalu. Saat itu ia menerima telepon dari seorang guru di sekolah asrama putrinya yang khawatir anak itu kecanduan game berbayar.
Ketika Gong memeriksa rekening banknya, dia menyadari saldo banknya hanya tersisa tujuh sen!
Dia kemudian menemukan bahwa dari Januari hingga Mei, putrinya telah menghabiskan sekitar USD16.800 (Rp250 juta) untuk membeli akun game dan hampir USD30.000 (Rp446 juta) untuk pembelian dalam game. Gadis itu juga mentransfer uang ke setidaknya 10 teman sekelas yang ingin membeli produk game untuk diri mereka sendiri, sehingga total biaya pesta anak itu selama berbulan-bulan menjadi sekitar USD64.000 (Rp952,5 juta).
"Saya tidak pernah berpikir seorang gadis berusia 13 tahun bisa melakukan ini," kata Gong kepada Elephant News yang dikutip dari Insider, Kamis (8/6/2023).
"Aku linglung; kepalaku terasa seperti akan meledak," imbuhnya.
Menangis saat berbicara, putri Gong mengatakan kepada Elephant News bahwa dia telah menghubungkan kartu debit ibunya ke ponselnya tetapi tidak tahu dari mana uang itu berasal atau berapa banyak yang dia belanjakan. Dia berkata bahwa dia ingat ibunya memberi tahu kata sandi akunnya dari kesempatan sebelumnya ketika dia meminta untuk membeli sesuatu yang lain.
Dia mengatakan teman-teman sekolahnya memperhatikan kemampuannya berbelanja dan mengganggunya untuk mendapatkan uang.
“Jika saya tidak mengirimkannya kepada mereka, mereka akan mengganggu saya sepanjang hari. Jika saya memberi tahu guru, saya takut guru akan memberi tahu orang tua saya dan orang tua saya akan marah,” katanya kepada Elephant News.
Dia juga menghapus obrolan dan catatan transaksi untuk menyembunyikan pembayaran dari orang tuanya, per outlet.
Gong mengatakan dia menghubungi beberapa platform pembayaran untuk meminta pengembalian uang tetapi belum mengganti kerugiannya dengan jumlah penuh.
Kisah kebiasaan belanja gadis itu menjadi viral di China pada akhir Mei lalu. Menurut data yang dilihat oleh Insider, menerima lebih dari 140 juta viewers di Weibo, Twitter versi China.
Kecanduan game di kalangan anak muda di China begitu lazim sehingga negara tersebut memberlakukan pembatasan internet pada remaja dan anak-anak. Remaja di negara itu tidak seharusnya bermain video game selama lebih dari tiga jam seminggu, sebuah tujuan yang menurut pemerintah China terus berkembang.
Menurut Elephant News, saluran TV regional di provinsi Henan, orang tua gadis itu, Gong Yiwang, baru mengetahui belanja gila-gilaan yang dilakukan anaknya pada akhir Mei lalu. Saat itu ia menerima telepon dari seorang guru di sekolah asrama putrinya yang khawatir anak itu kecanduan game berbayar.
Ketika Gong memeriksa rekening banknya, dia menyadari saldo banknya hanya tersisa tujuh sen!
Dia kemudian menemukan bahwa dari Januari hingga Mei, putrinya telah menghabiskan sekitar USD16.800 (Rp250 juta) untuk membeli akun game dan hampir USD30.000 (Rp446 juta) untuk pembelian dalam game. Gadis itu juga mentransfer uang ke setidaknya 10 teman sekelas yang ingin membeli produk game untuk diri mereka sendiri, sehingga total biaya pesta anak itu selama berbulan-bulan menjadi sekitar USD64.000 (Rp952,5 juta).
"Saya tidak pernah berpikir seorang gadis berusia 13 tahun bisa melakukan ini," kata Gong kepada Elephant News yang dikutip dari Insider, Kamis (8/6/2023).
"Aku linglung; kepalaku terasa seperti akan meledak," imbuhnya.
Menangis saat berbicara, putri Gong mengatakan kepada Elephant News bahwa dia telah menghubungkan kartu debit ibunya ke ponselnya tetapi tidak tahu dari mana uang itu berasal atau berapa banyak yang dia belanjakan. Dia berkata bahwa dia ingat ibunya memberi tahu kata sandi akunnya dari kesempatan sebelumnya ketika dia meminta untuk membeli sesuatu yang lain.
Dia mengatakan teman-teman sekolahnya memperhatikan kemampuannya berbelanja dan mengganggunya untuk mendapatkan uang.
“Jika saya tidak mengirimkannya kepada mereka, mereka akan mengganggu saya sepanjang hari. Jika saya memberi tahu guru, saya takut guru akan memberi tahu orang tua saya dan orang tua saya akan marah,” katanya kepada Elephant News.
Dia juga menghapus obrolan dan catatan transaksi untuk menyembunyikan pembayaran dari orang tuanya, per outlet.
Gong mengatakan dia menghubungi beberapa platform pembayaran untuk meminta pengembalian uang tetapi belum mengganti kerugiannya dengan jumlah penuh.
Kisah kebiasaan belanja gadis itu menjadi viral di China pada akhir Mei lalu. Menurut data yang dilihat oleh Insider, menerima lebih dari 140 juta viewers di Weibo, Twitter versi China.
Kecanduan game di kalangan anak muda di China begitu lazim sehingga negara tersebut memberlakukan pembatasan internet pada remaja dan anak-anak. Remaja di negara itu tidak seharusnya bermain video game selama lebih dari tiga jam seminggu, sebuah tujuan yang menurut pemerintah China terus berkembang.
(ian)