Soal Proposal Damai Prabowo, Ini Kata Jubir Kemlu Rusia

Kamis, 08 Juni 2023 - 14:57 WIB
loading...
Soal Proposal Damai...
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto mengajukan proposal perdamaian untuk mengakhiri konflik di Ukraina dalam dialog keamanan Shangri La di Singapura. Foto/BNN Bloomberg
A A A
JAKARTA - Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia , Maria Zakharova, menyambut baik usulan perdamaian yang disampaikan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto . Ia pun masih mengingat inisiatif yang sama dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Kami menghormati semua negara, organisasi, bahkan pejabat pemerintah yang berusaha berkontribusi pada penyelesaian damai krisis Ukraina. Bagaimanapun, setidaknya sudah ada 20 proposal, inisiatif, dan upaya semacam itu," kata Zakharova dalam pesan tertulis yang dibagikan Kedutaan Besar Rusia, Kamis (8/6/2023).

"Saya hanya bicara tentang usulan resmi, tidak termasuk penilaian para ahli," cetusnya.

"Kami ingat inisiatif Presiden Republik Indonesia Joko Widodo tentang perlunya gencatan senjata, bantuan kemanusiaan, dan ketahanan pangan," katanya.

Menurut Zakharova, usulan yang disampaikan oleh Prabowo sebetulnya mencerminkan Perjanjian Minsk yang dianggap Rusia telah disabotase oleh Ukraina selama delapan tahun dengan dukungan Barat.

Baca Juga: Ini Usulan Jitu Indonesia untuk Akhiri Perang Rusia dan Ukraina

"Kita berbicara tentang gencatan senjata dan penarikan pasukan dan persenjataan dari garis kontak (line of contact). Kenyataannya, pihak Ukraina tidak melakukan keduanya. Mereka justru terus menghancurkan Donbass dan penduduknya," kata Zakharova.

"Lantas, mengapa pula kini Kiev akan bertindak sebaliknya? Menurut saya, hal itu justru menegaskan bahwa, pertama-tama, Kiev memang tidak berniat untuk mengimplementasikan Perjanjian Minsk dan, kedua, itu mengungkapkan sifat terorisme dan ekstremisme rezim Kiev yang sebenarnya. Ideologi ini tidak akan hilang begitu saja," sambung Zakharova.

"Ini bahkan bukan tentang rezim Kiev yang melarang diri mereka sendiri untuk bernegosiasi, tetapi tentang kehadiran ideologi internal yang merasuki semua tokoh di Kiev dan “ditanam” oleh para penasihat Barat mereka," Zakharova melanjutkan.

Di sisi lain, kata Zakharova, referendum ulang di wilayah-wilayah yang baru bergabung dengan Rusia tidak diperlukan karena sudah bersifat final dan tidak dapat direvisi.

Seperti diketahui, 4 wilayah Ukraina yaitu Donetsk, Lugansk, Zaporizhzhia, dan Kherson memutuskan untuk bergabung dengan Rusia pada September 2022 dalam referendum yang dipandang oleh Ukraina dan Barat tidak sah.

Baca Juga: Rusia Sambut Baik Rencana Perdamaian Indonesia, Ukraina Mencak-mencak

Dikatakan oleh Zakharova, masalah utama dalam konflik di Ukraina adalah rezim Kiev tak hanya enggan berhenti berperang, tetapi juga mendeklarasikan niatnya untuk mengalahkan Rusia di “medan perang”, dan sepenuhnya mengesampingkan kemungkinan politik dan diplomatik untuk menyelesaikan konflik.

Sekarang, kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia itu, penting untuk mengingat kembali larangan yang mereka terapkan sendiri atas negosiasi apa pun dengan Rusia mengenai masalah ini.

Zakharova pun menyerukan agar semua negara dan organisasi yang ingin berkontribusi pada penyelesaian damai memfokuskan upaya mereka secara khusus untuk menangani rezim Kiev dan para sponsor Barat, yang dikatakannya telah menghentikan proses negosiasi pada bulan April 2022 dan terus bertaruh demi memperpanjang konflik.

Hal ini termasuk larangan untuk bernegosiasi dengan Rusia di tingkat legislatif di Ukraina, pasokan senjata, kegiatan terorisme, pernyataan bahwa tidak ada negosiasi, tidak ada perdamaian, hanya ada medan perang. Saran ini juga berlaku untuk semua pihak yang, dengan itikad baik, ingin berkontribusi dalam menyelesaikan konflik ini.

"Rezim Zelensky harus dibujuk untuk berhenti berperang dan duduk di meja perundingan, sementara pihak Barat harus berhenti memompa senjata ke angkatan bersenjata Ukraina, mengirim tentara bayaran, dan melatih militer Ukraina. Ini, dalam pandangan saya, adalah upaya yang baik," demikian kata Zakharova.

Baca Juga: Ukraina Tolak Usulan Perdamaian Indonesia, Sebut Proposal Aneh dan Pro-Rusia
(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Xi Jinping Tegaskan...
Xi Jinping Tegaskan Rusia dan China akan Lawan Paksaan di Panggung Dunia
Negara NATO Ini Gagal...
Negara NATO Ini Gagal Penuhi Janji Pasok Jet Tempur F-16 ke Ukraina
Putin Perintahkan Gencatan...
Putin Perintahkan Gencatan Senjata 3 Hari Dimulai, Ukraina Sebut Hanya Sandiwara
Rusia Tembak Jatuh Lebih...
Rusia Tembak Jatuh Lebih dari 500 Drone Ukraina dalam Sehari
Parade Hari Kemenangan...
Parade Hari Kemenangan Jadi Taruhan Besar bagi Putin, Berikut 4 Alasannya
Apa Rusia Membantu Padamkan...
Apa Rusia Membantu Padamkan Kebakaran Israel?
Bill Gates Hibah US$159...
Bill Gates Hibah US$159 Juta untuk Indonesia
Kenapa Kashmir Jadi...
Kenapa Kashmir Jadi Rebutan 3 Negara Besar? Berikut Penjelasannya
Asap Hitam, Para Kardinal...
Asap Hitam, Para Kardinal Belum Berhasil Pilih Paus Baru di Hari Ke-2 Konklaf
Rekomendasi
BNI, Kementerian PKP,...
BNI, Kementerian PKP, KP2MI, dan BP Tapera Hadirkan KPR Terjangkau bagi PMI
Transformasi Ruang Tunggu...
Transformasi Ruang Tunggu Pasien dengan Digimeds
Forum IFIS 2025 Serukan...
Forum IFIS 2025 Serukan Percepatan Implementasi Inklusi Keuangan di Indonesia
Berita Terkini
BREAKING NEWS! Robert...
BREAKING NEWS! Robert Prevost Terpilih sebagai Paus Baru
Xi Jinping Tegaskan...
Xi Jinping Tegaskan Rusia dan China akan Lawan Paksaan di Panggung Dunia
BREAKING NEWS! Asap...
BREAKING NEWS! Asap Putih Muncul dari Cerobong Kapel Sistina, Paus Baru telah Terpilih
Film Baru Ungkap Identitas...
Film Baru Ungkap Identitas Penembak Jitu Israel Pembunuh Jurnalis Shireen Abu Akleh
Israel Ingin Bangun...
Israel Ingin Bangun Kamp Isolasi Paksa di Gaza yang Mirip Ghetto Nazi
10 Sebab Jet Tempur...
10 Sebab Jet Tempur J-10C Pakistan Bisa Tembak Jatuh 3 Rafale India yang Lebih Canggih
Infografis
3 Bandara Ini Kembali...
3 Bandara Ini Kembali Mendapatkan Status Internasional
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved