Rusia Tuntut Barat Bertanggung Jawab atas Bendungan Jebol
loading...
A
A
A
Nebenzia menyebut klaim pejabat Ukraina, AS, dan UE bahwa Rusia bertanggung jawab atas penghancuran bendungan sebagai "kampanye disinformasi yang terkoordinasi dengan baik", sama seperti tuduhan sebelumnya bahwa Moskow berada di balik penembakan terhadap rakyatnya sendiri di pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporozhye, atau penghancuran pipa gas Nord Stream di bawah Laut Baltik.
Menurut utusan Rusia, Kiev telah sepenuhnya menerapkan taktik teroris, mulai dari pengeboman Jembatan Crimea hingga pembunuhan yang ditargetkan terhadap jurnalis Darya Dugina dan Vladlen Tatarsky, dan upaya terhadap Zakhar Prilepin yang tidak dikutuk oleh pemerintah Barat.
“Rezim Kiev memiliki guru yang baik, yang bertanggung jawab untuk menghancurkan (pipa) Aliran Nord dan sengaja menargetkan bendungan Tabqa di Suriah. Barat terbiasa melakukan pekerjaan kotor dengan tangan orang lain,” papar utusan Rusia itu kepada Dewan Keamanan PBB.
“Kami juga tidak mengesampingkan upaya provokasi terhadap PLTN Zaporozhye,” ujar Nebenzia, mengingat PBB terus-menerus menolak mengutuk serangan Ukraina terhadap fasilitas tersebut, “meskipun jelas bagi semua orang dari pihak mana mereka berasal.”
Lihat Juga: Kisah Zara Dar, Mahasiswi IT di Amerika Serikat yang Tinggalkan Gelar PhD untuk Jadi Kreator OnlyFans
Menurut utusan Rusia, Kiev telah sepenuhnya menerapkan taktik teroris, mulai dari pengeboman Jembatan Crimea hingga pembunuhan yang ditargetkan terhadap jurnalis Darya Dugina dan Vladlen Tatarsky, dan upaya terhadap Zakhar Prilepin yang tidak dikutuk oleh pemerintah Barat.
“Rezim Kiev memiliki guru yang baik, yang bertanggung jawab untuk menghancurkan (pipa) Aliran Nord dan sengaja menargetkan bendungan Tabqa di Suriah. Barat terbiasa melakukan pekerjaan kotor dengan tangan orang lain,” papar utusan Rusia itu kepada Dewan Keamanan PBB.
“Kami juga tidak mengesampingkan upaya provokasi terhadap PLTN Zaporozhye,” ujar Nebenzia, mengingat PBB terus-menerus menolak mengutuk serangan Ukraina terhadap fasilitas tersebut, “meskipun jelas bagi semua orang dari pihak mana mereka berasal.”
Lihat Juga: Kisah Zara Dar, Mahasiswi IT di Amerika Serikat yang Tinggalkan Gelar PhD untuk Jadi Kreator OnlyFans
(sya)