Kontrak Rp25 Miliar Ini Diduga Bukti Iran Pasok Senjata ke Rusia
loading...
A
A
A
LONDON - Sebuah dokumen kontrak senjata senilai USD1,7 juta (lebih dari Rp25 miliar) yang ditandatangani musim gugur lalu diduga menjadi bukti kesepakatan Iran memasok senjata ke Rusia.
Dokumen itu dipublikasikan Sky News pada Senin. Tak disebutkan bagaimana dokumen rahasia itu diperoleh, dan media Inggris tersebut memperkuat laporannya dengan mengutip sumber informasi secara anonim.
Jika dikonfirmasi otentik, kontrak itu menawarkan bukti langsung dari tuduhan Barat bahwa Iran telah memasok Rusia dengan amunisi di tengah invasinya ke Ukraina.
Teheran telah berulang kali membantah menjual senjata dan amunisi ke Moskow sejak awal perang.
Dokumen setebal 16 halaman tertanggal 14 September 2022, dan ditulis dalam bahasa Inggris mencantumkan 1.000 peluru ledak tinggi 122mm, 125mm, dan 155mm dengan total USD1.013.100.
Foto/Sky News
Lampiran terpisah berbahasa Rusia pada kontrak mencantumkan 72.000 peluru putaran kaliber yang sama tanpa menyebutkan biayanya.
Kontrak lima halaman lainnya termasuk tank T-72 senilai USD740.000 dan barel artileri Howitzer.
Pihak-pihak dalam kesepakatan itu disebutkan sebagai perusahaan ekspor-impor militer Rusia; Rosoboronexport, dan Kementerian Pertahanan dan Logistik Iran.
Sky News mengutip sumbernya yang mengatakan bahwa Moskow dan Teheran telah menandatangani sejumlah kontrak terkait dan bagian tambahan pada waktu yang hampir bersamaan.
“Waktunya cocok dengan saat kami mulai melihat transfer tertentu dilakukan,” kata Jack Watling, pakar Iran di Royal United Services Institute yang juga meliput perang di Ukraina, kepada Sky News, Selasa (6/6/2023).
Foto/Sky News
Tidak mungkin memverifikasi keaslian dokumen kontrak, tetapi sumber tersebut mengatakan: "Kami yakin ini 100% asli."
Kedutaan Rusia dan Iran di London tidak menanggapi permintaan komentar.
Moskow menghadapi kekurangan amunisi yang dilaporkan secara luas sejak menginvasi Ukraina pada Februari 2022, sementara sanksi Barat telah menghambat kemampuan industri pertahanan Rusia untuk mengisi kembali persediaan.
Duta Besar Ukraina di London Vadym Prystaiko mengatakan kontrak tersebut, jika asli, menunjukkan bahwa posisi Rusia memang cukup sulit.
Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal dan Menteri Luar Negeri Inggris James Cleverly berjanji untuk mengambil tindakan setelah keaslian kontrak divalidasi.
London telah memberlakukan sanksi terhadap Iran atas pasokan drone tempurnya ke Rusia.
Dokumen itu dipublikasikan Sky News pada Senin. Tak disebutkan bagaimana dokumen rahasia itu diperoleh, dan media Inggris tersebut memperkuat laporannya dengan mengutip sumber informasi secara anonim.
Jika dikonfirmasi otentik, kontrak itu menawarkan bukti langsung dari tuduhan Barat bahwa Iran telah memasok Rusia dengan amunisi di tengah invasinya ke Ukraina.
Teheran telah berulang kali membantah menjual senjata dan amunisi ke Moskow sejak awal perang.
Dokumen setebal 16 halaman tertanggal 14 September 2022, dan ditulis dalam bahasa Inggris mencantumkan 1.000 peluru ledak tinggi 122mm, 125mm, dan 155mm dengan total USD1.013.100.
Foto/Sky News
Lampiran terpisah berbahasa Rusia pada kontrak mencantumkan 72.000 peluru putaran kaliber yang sama tanpa menyebutkan biayanya.
Kontrak lima halaman lainnya termasuk tank T-72 senilai USD740.000 dan barel artileri Howitzer.
Pihak-pihak dalam kesepakatan itu disebutkan sebagai perusahaan ekspor-impor militer Rusia; Rosoboronexport, dan Kementerian Pertahanan dan Logistik Iran.
Sky News mengutip sumbernya yang mengatakan bahwa Moskow dan Teheran telah menandatangani sejumlah kontrak terkait dan bagian tambahan pada waktu yang hampir bersamaan.
“Waktunya cocok dengan saat kami mulai melihat transfer tertentu dilakukan,” kata Jack Watling, pakar Iran di Royal United Services Institute yang juga meliput perang di Ukraina, kepada Sky News, Selasa (6/6/2023).
Foto/Sky News
Tidak mungkin memverifikasi keaslian dokumen kontrak, tetapi sumber tersebut mengatakan: "Kami yakin ini 100% asli."
Kedutaan Rusia dan Iran di London tidak menanggapi permintaan komentar.
Moskow menghadapi kekurangan amunisi yang dilaporkan secara luas sejak menginvasi Ukraina pada Februari 2022, sementara sanksi Barat telah menghambat kemampuan industri pertahanan Rusia untuk mengisi kembali persediaan.
Duta Besar Ukraina di London Vadym Prystaiko mengatakan kontrak tersebut, jika asli, menunjukkan bahwa posisi Rusia memang cukup sulit.
Perdana Menteri Ukraina Denys Shmyhal dan Menteri Luar Negeri Inggris James Cleverly berjanji untuk mengambil tindakan setelah keaslian kontrak divalidasi.
London telah memberlakukan sanksi terhadap Iran atas pasokan drone tempurnya ke Rusia.
(mas)