Lebih dari 80 Mayat Tabrakan Maut Kereta Api di India Tidak Teridentifikasi
loading...
A
A
A
Tafsir Ansari (16) dan saudaranya, Tausif (13), sedang bepergian dengan Coromandel Express bersama ayah mereka ketika mengalami kecelakaan.
Sementara sang ayah masih hilang, foto-foto remaja tersebut, bersama dengan beberapa korban lainnya, ditempel di dinding rumah sakit - Tafsir ditandai dengan nomor 20 dan Tausif 169 - agar anggota keluarga mereka dapat mengidentifikasi mereka.
Wajah anak laki-laki itu rusak karena luka, tetapi kakek mereka mengatakan bahwa dia mengenalinya.
Jadi dia memutuskan untuk pergi ke Ibu Kota negara bagian, Bhubaneshwar - di mana hampir 100 mayat yang tidak diklaim disimpan di empat rumah sakit - tetapi seorang pejabat di sana menghentikannya.
Petugas tersebut menginformasikan bahwa mayat Tafsir sudah diklaim oleh keluarga lain namun belum diserahkan kepada mereka.
"Bagaimana ini mungkin? Apakah maksud Anda saya tidak akan mengenali cucu-cucu saya," kata Nizamuddin yang putus asa seperti dikutip dari BBC.
Dia sekarang telah diminta untuk menghubungi pejabat sipil di Bhubaneshwar yang telah ditugaskan untuk memeriksa klaim, dokumen identifikasi, dan mengambil tindakan untuk memastikan bahwa mayat tersebut diserahkan kepada keluarga yang tepat.
"Jika Anda melihat-lihat database foto, Anda akan melihat banyak mayat yang rusak tak dapat dikenali. Mereka juga sekarang membusuk," kata Komisaris Bhubaneshwar Municipal Corporation Vijay Amruta Kulange kepada BBC.
Amruta menjelaskan, dalam kasus di mana ada lebih dari satu keluarga yang mengklaim mayat korban, tes DNA dilakukan untuk membantu keluarga mengidentifikasi.
Sementara sang ayah masih hilang, foto-foto remaja tersebut, bersama dengan beberapa korban lainnya, ditempel di dinding rumah sakit - Tafsir ditandai dengan nomor 20 dan Tausif 169 - agar anggota keluarga mereka dapat mengidentifikasi mereka.
Wajah anak laki-laki itu rusak karena luka, tetapi kakek mereka mengatakan bahwa dia mengenalinya.
Jadi dia memutuskan untuk pergi ke Ibu Kota negara bagian, Bhubaneshwar - di mana hampir 100 mayat yang tidak diklaim disimpan di empat rumah sakit - tetapi seorang pejabat di sana menghentikannya.
Petugas tersebut menginformasikan bahwa mayat Tafsir sudah diklaim oleh keluarga lain namun belum diserahkan kepada mereka.
"Bagaimana ini mungkin? Apakah maksud Anda saya tidak akan mengenali cucu-cucu saya," kata Nizamuddin yang putus asa seperti dikutip dari BBC.
Dia sekarang telah diminta untuk menghubungi pejabat sipil di Bhubaneshwar yang telah ditugaskan untuk memeriksa klaim, dokumen identifikasi, dan mengambil tindakan untuk memastikan bahwa mayat tersebut diserahkan kepada keluarga yang tepat.
"Jika Anda melihat-lihat database foto, Anda akan melihat banyak mayat yang rusak tak dapat dikenali. Mereka juga sekarang membusuk," kata Komisaris Bhubaneshwar Municipal Corporation Vijay Amruta Kulange kepada BBC.
Amruta menjelaskan, dalam kasus di mana ada lebih dari satu keluarga yang mengklaim mayat korban, tes DNA dilakukan untuk membantu keluarga mengidentifikasi.