6 Kapal Perang Terbaik di Dunia, 4 Destroyer Justru dari Asia
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Kekuatan militer suatu negara kerap dikaitkan dengan armada Angkatan Laut-nya. Itulah yang menjadikan banyak negara berlomba-lomba memproduksi kapal perang untuk menjadi terbaik di medan tempur.
Dunia selalu berkaca bahwa Amerika Serikat (AS) memiliki armada kapal perang terbaik. Namun, AS sendiri pusing karena mereka harus berpikir untuk armada kapal perang China yang terus berkembang. Kenapa? Beberapa ahli memperkirakan China dapat membangun tiga kapal perang dalam waktu yang dibutuhkan AS untuk membangun satu.
Untuk itu, AS pun mengajak aliansinya untuk memproduksi kapal perang. Adalah Korea Selatan dan Jepang yang memproduksi beberapa kapal perang dengan spesifikasi tertinggi. Tak banyak ahli militer mengatakan banyak negara membeli kapal dari Korea Selatan dan Jepang untuk bisa menjadi cara yang hemat biaya untuk menutup celah dengan China.
“Kapal perang mereka pasti cocok untuk rekan-rekan mereka (China),” kata Blake Herzinger, seorang peneliti di Pusat Studi Amerika Serikat di Australia, dilansir CNN.
“Perancang kapal perang Jepang termasuk yang terbaik di dunia,” kata Carl Schuster, mantan direktur operasi di Pusat Intelijen Gabungan Komando Pasifik AS di Hawaii.
Foto/Reuters
Pentagon memperkirakan angkatan laut China memiliki sekitar 340 kapal perang saat ini, sementara AS memiliki kurang dari 300. Diperkirakan armada China akan tumbuh menjadi 400 dalam dua tahun ke depan, sementara armada AS akan memakan waktu hingga 2045 untuk mencapai 350.
Tapi bukan hanya peningkatan luas angkatan laut China yang menimbulkan kekhawatiran. Beberapa kapal yang diproduksi China bisa dibilang memiliki daya tembak yang lebih besar daripada beberapa kapal AS.
Dengan berat 12.000 hingga 13.000 ton, Tipe 055 lebih besar dari kapal perusak biasa (ukurannya lebih dekat dengan kapal penjelajah kelas Ticonderoga Angkatan Laut AS). Kapal itu memiliki 112 sel sistem peluncuran vertikal (VLS) yang menembakkan rudal permukaan-ke-udara dan anti-kapal. Hal yang membanggakan adalah kapal itu memiliki sistem radio yang canggih dan sistem senjata anti-kapal selam.
Foto/Reuters
Sejong the Great, harganya masing-masing sekitar USD925 juta, adalah kebanggaan armada Korea Selatan.
“Dengan satu kapal ini, (Angkatan Laut Korea Selatan) dapat mengatasi beberapa situasi simultan – anti-pesawat, anti-kapal, anti-kapal selam, anti-permukaan – dan bertahan dari rudal balistik,” kata Badan Media Pertahanan Korea Selatan .
Pensiunan Laksamana Korea Selatan Duk-ki Kim, orang pertama yang menjadi kapten Sejong, mengatakan itu lebih dari sekadar tandingan Type 055 China.
“China berfokus pada persaingan kuantitas dan harga daripada kualitas kapalnya,” Kim, sekarang wakil presiden Asosiasi Studi Militer Korea, mengatakan kepada CNN.
Kapal perusak kelas Maya terbaru negara itu dipersenjatai dengan 96 sel VLS yang dapat menembakkan rudal anti-balistik dan anti-kapal selam, sementara “kualitas sensor dan sistemnya berada di ujung paling atas spektrum,” kata Patalano. November lalu, kapal perang Maya mendemonstrasikan kemampuan mereka untuk menghancurkan rudal balistik yang bergerak di luar atmosfer Bumi.
Dibandingkan dengan kapal perang Arleigh Burkes menelan biaya USD2,2 miliar; kapal Maya harganya satu miliar dolar lebih murah.
Dengan kata lain, kapal Maya mewakili "kuantitas dan kualitas": Mereka berspesifikasi tinggi, (relatif) berbiaya rendah, dan dapat memulai jalur produksi dengan cepat.
“Jika pembuatan kapal China menunjukkan kapasitas yang luar biasa untuk produksi massal, Jepang memimpin dalam kualitas yang terjangkau dalam skala yang lebih besar daripada kebanyakan kekuatan angkatan laut. Keseimbangan itu, dan pengalaman dalam filosofi, adalah keunggulan yang sesungguhnya,” kata Patalano.
Foto/Reuters
Dan itu bukan hanya kapal perang Maya. Kapal Mogami Jepang; kapal perang seberat 5.500 ton yang cepat mampu menembakkan rudal darat-ke-udara dan anti-kapal. Semua dilakukan dengan 90 awak dan label harga masing-masing sekitar ISD372 juta.
Foto/Reuters
Tiga kapal perusak Zumwalt milik Angkatan Laut AS masing-masing dihargai sekitar USD8 miliar, tetapi tidak jelas bagaimana mereka cocok dengan armada lainnya. Sementara itu, beberapa kapal perang pesisir AS, yang masing-masing berharga lebih dari USD350 juta, diperkirakan akan dinonaktifkan bahkan sebelum mereka menjalani sepertiga masa hidup mereka.
Foto/Reuters
Biaya produksi kapal itu mencapai USD2,2 miliar dengan jumlah awak kabin mencapai 359 orang. Sistem rudal pada kapal itu mampu menembakkan 96 kali untuk misil anti-kapal, dan meluncurkan serangan ke darat.
Juru bicara Angkatan Laut AS Travis Callaghan mengatakan, “Angkatan Laut saat ini memiliki sejumlah besar kapal yang sedang dibangun dan dikontrak di beberapa galangan kapal. Kami juga telah dan terus melakukan investasi yang signifikan di galangan kapal kami untuk meningkatkan dan memaksimalkan kapasitas. Itu
Angkatan Laut AS berkomitmen untuk menyediakan kekuatan angkatan laut yang siap, modern, dan mampu yang terus menjadi instrumen utama kontrol laut bangsa baik sekarang maupun di masa depan.”
Dunia selalu berkaca bahwa Amerika Serikat (AS) memiliki armada kapal perang terbaik. Namun, AS sendiri pusing karena mereka harus berpikir untuk armada kapal perang China yang terus berkembang. Kenapa? Beberapa ahli memperkirakan China dapat membangun tiga kapal perang dalam waktu yang dibutuhkan AS untuk membangun satu.
Untuk itu, AS pun mengajak aliansinya untuk memproduksi kapal perang. Adalah Korea Selatan dan Jepang yang memproduksi beberapa kapal perang dengan spesifikasi tertinggi. Tak banyak ahli militer mengatakan banyak negara membeli kapal dari Korea Selatan dan Jepang untuk bisa menjadi cara yang hemat biaya untuk menutup celah dengan China.
“Kapal perang mereka pasti cocok untuk rekan-rekan mereka (China),” kata Blake Herzinger, seorang peneliti di Pusat Studi Amerika Serikat di Australia, dilansir CNN.
“Perancang kapal perang Jepang termasuk yang terbaik di dunia,” kata Carl Schuster, mantan direktur operasi di Pusat Intelijen Gabungan Komando Pasifik AS di Hawaii.
Berikut adalah 6 kapal perang terbaik di dunia.
1. Tipe 055, China
Foto/Reuters
Pentagon memperkirakan angkatan laut China memiliki sekitar 340 kapal perang saat ini, sementara AS memiliki kurang dari 300. Diperkirakan armada China akan tumbuh menjadi 400 dalam dua tahun ke depan, sementara armada AS akan memakan waktu hingga 2045 untuk mencapai 350.
Tapi bukan hanya peningkatan luas angkatan laut China yang menimbulkan kekhawatiran. Beberapa kapal yang diproduksi China bisa dibilang memiliki daya tembak yang lebih besar daripada beberapa kapal AS.
Dengan berat 12.000 hingga 13.000 ton, Tipe 055 lebih besar dari kapal perusak biasa (ukurannya lebih dekat dengan kapal penjelajah kelas Ticonderoga Angkatan Laut AS). Kapal itu memiliki 112 sel sistem peluncuran vertikal (VLS) yang menembakkan rudal permukaan-ke-udara dan anti-kapal. Hal yang membanggakan adalah kapal itu memiliki sistem radio yang canggih dan sistem senjata anti-kapal selam.
2. Sejong the Great, Korea Selatan
Foto/Reuters
Sejong the Great, harganya masing-masing sekitar USD925 juta, adalah kebanggaan armada Korea Selatan.
“Dengan satu kapal ini, (Angkatan Laut Korea Selatan) dapat mengatasi beberapa situasi simultan – anti-pesawat, anti-kapal, anti-kapal selam, anti-permukaan – dan bertahan dari rudal balistik,” kata Badan Media Pertahanan Korea Selatan .
Pensiunan Laksamana Korea Selatan Duk-ki Kim, orang pertama yang menjadi kapten Sejong, mengatakan itu lebih dari sekadar tandingan Type 055 China.
“China berfokus pada persaingan kuantitas dan harga daripada kualitas kapalnya,” Kim, sekarang wakil presiden Asosiasi Studi Militer Korea, mengatakan kepada CNN.
3. Maya, Jepang
“Jepang juga memiliki kapal perusak kelas dunia", kata Alessio Patalano, profesor perang dan strategi di King's College di London.Kapal perusak kelas Maya terbaru negara itu dipersenjatai dengan 96 sel VLS yang dapat menembakkan rudal anti-balistik dan anti-kapal selam, sementara “kualitas sensor dan sistemnya berada di ujung paling atas spektrum,” kata Patalano. November lalu, kapal perang Maya mendemonstrasikan kemampuan mereka untuk menghancurkan rudal balistik yang bergerak di luar atmosfer Bumi.
Dibandingkan dengan kapal perang Arleigh Burkes menelan biaya USD2,2 miliar; kapal Maya harganya satu miliar dolar lebih murah.
Dengan kata lain, kapal Maya mewakili "kuantitas dan kualitas": Mereka berspesifikasi tinggi, (relatif) berbiaya rendah, dan dapat memulai jalur produksi dengan cepat.
“Jika pembuatan kapal China menunjukkan kapasitas yang luar biasa untuk produksi massal, Jepang memimpin dalam kualitas yang terjangkau dalam skala yang lebih besar daripada kebanyakan kekuatan angkatan laut. Keseimbangan itu, dan pengalaman dalam filosofi, adalah keunggulan yang sesungguhnya,” kata Patalano.
4. Mogami, Jepang
Foto/Reuters
Dan itu bukan hanya kapal perang Maya. Kapal Mogami Jepang; kapal perang seberat 5.500 ton yang cepat mampu menembakkan rudal darat-ke-udara dan anti-kapal. Semua dilakukan dengan 90 awak dan label harga masing-masing sekitar ISD372 juta.
5. Zumwalt, Amerika Serikat
Foto/Reuters
Tiga kapal perusak Zumwalt milik Angkatan Laut AS masing-masing dihargai sekitar USD8 miliar, tetapi tidak jelas bagaimana mereka cocok dengan armada lainnya. Sementara itu, beberapa kapal perang pesisir AS, yang masing-masing berharga lebih dari USD350 juta, diperkirakan akan dinonaktifkan bahkan sebelum mereka menjalani sepertiga masa hidup mereka.
6. Arleigh Burke, Amerika Serikat
Foto/Reuters
Biaya produksi kapal itu mencapai USD2,2 miliar dengan jumlah awak kabin mencapai 359 orang. Sistem rudal pada kapal itu mampu menembakkan 96 kali untuk misil anti-kapal, dan meluncurkan serangan ke darat.
Juru bicara Angkatan Laut AS Travis Callaghan mengatakan, “Angkatan Laut saat ini memiliki sejumlah besar kapal yang sedang dibangun dan dikontrak di beberapa galangan kapal. Kami juga telah dan terus melakukan investasi yang signifikan di galangan kapal kami untuk meningkatkan dan memaksimalkan kapasitas. Itu
Angkatan Laut AS berkomitmen untuk menyediakan kekuatan angkatan laut yang siap, modern, dan mampu yang terus menjadi instrumen utama kontrol laut bangsa baik sekarang maupun di masa depan.”
(ahm)