Kembali Bersitegang, Ini 10 Fakta Perang Serbia-Kosovo

Kamis, 01 Juni 2023 - 06:20 WIB
loading...
Kembali Bersitegang,...
Ketegangan antara Serbia dan Kosovo memicu kekhawatiran akan terulangnya konflik pada 1998-1999. Foto/The Des Moines Register
A A A
JAKARTA - Ketegangan antara Serbia dan Kosovo kembali berkobar pada minggu ini setelah polisi Kosovo menggerebek daerah-daerah yang didominasi etnis Serbia di utara kawasan itu dan menyita gedung-gedung distrik setempat.

Terjadi bentrokan sengit antara polisi Kosovo dan pasukan penjaga perdamaian yang dipimpin NATO di satu sisi dan warga lokal Serbia di sisi lain, menyebabkan puluhan orang terluka di kedua sisi.

Serbia meningkatkan kesiapan tempur pasukannya yang ditempatkan di dekat perbatasan dan memperingatkan tidak akan tinggal diam jika orang Serbia di Kosovo diserang lagi.

Situasi tersebut kembali memicu kekhawatiran akan terulangnya konflik 1998-99 di Kosovo yang merenggut lebih dari 10.000 nyawa dan menyebabkan lebih dari 1 juta orang kehilangan tempat tinggal

Perang antara Serbia dan Kosovo terjadi antara tahun 1998 hingga 1999 antara pasukan Serbia yang didukung oleh pemerintah Serbia dengan Tentara Pembebasan Kosovo (KLA) serta pasukan NATO yang dipimpin oleh Amerika Serikat (AS) di sisi lain.

Konflik ini adalah bagian dari konflik yang lebih besar di wilayah bekas Yugoslavia setelah keruntuhan negara itu pada awal 1990-an.

Berikut adalah fakta-fakta perang Serbia-Kosovo


1. Perang Kosovo terjadi di provinsi Serbia Kosovo dari tahun 1998 hingga 1999. Etnis Albania yang tinggal di Kosovo menghadapi tekananetnis Serbia yang berjuang untuk menguasai wilayah tersebut.Etnis Albania juga menentang pemerintah Yugoslavia, yang terdiri dari Serbia, Montenegro, Kroasia, Bosnia-Herzegovina, Slovenia, dan Makedonia modern.

2. Muslim Albania adalah etnis mayoritas di Kosovo. Presiden Serbia, Slobodan Milosevic, menolak untuk mengakui hak mayoritas karena Kosovo adalah wilayah yang disakralkan oleh Serbia. Dia berencana mengganti bahasa dan budaya Albania dengan institusi Serbia.

3. Komunitas internasional gagal mengatasi eskalasi ketegangan antara Albania dan Serbia. Dengan melakukan itu, mereka secara tidak sengaja mendukung kaum radikal di wilayah tersebut. Etnis Albania di Kosovo membentuk Tentara Pembebasan Kosovo (KLA) pada awal 1990-an. Kelompok militan mulai menyerang polisi dan politisi Serbia dan terlibat dalam pemberontakan habis-habisan pada tahun 1998.

4. Pasukan Serbia dan Yugoslavia mencoba melawan dukungan KLA yang semakin meningkat melalui taktik dan kekerasan yang menindas. Pemerintah menghancurkan desa-desa dan memaksa orang meninggalkan rumah mereka. Mereka membantai seluruh desa. Banyak orang meninggalkan rumah mereka.

5. Ketika konflik semakin parah, intervensi internasional meningkat. Grup Kontak (terdiri dari AS, Inggris, Jerman, Prancis, Italia, dan Rusia) menuntut gencatan senjata, penarikan pasukan Yugoslavia dan Serbia dari Kosovo,serta kembalinya para pengungsi. Yugoslavia pada awalnya setuju tetapi akhirnya gagal menerapkan ketentuan perjanjian tersebut.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1940 seconds (0.1#10.140)