Video Mengerikan Epidemi Narkoba di Philadelphia, Pecandu Teler Sesaki Pinggir Jalan

Minggu, 28 Mei 2023 - 10:11 WIB
loading...
Video Mengerikan Epidemi...
Video mengerikan epidemi narkoba Tranq di Philadelphia, AS beredar di TikTik. Foto/New York Post
A A A
WASHINGTON - Sebuah video mengerikan yang memperlihatkan korban dari epidemi narkoba "tranq" di Philadelphia, Amerika Serikat beredar di aplkasi TikTok.

Video itu memperlihatkan wilayah Kensington - yang terkenal dengan pasar terbuka obat-obatannya - terlihat penuh sesak dengan pengguna narkoba yang teler dan pingsan. Video itu diposting oleh akun urbanvisuals2.0.

Klip yang mengerikan itu muncul saat "City of Brother Love" bergumul dengan meningkatnya penggunaan obat Xylazine, atau "tranq", yang merupakan obat penenang mematikan yang digunakan untuk meningkatkan efek heroin, kokain, dan fentanil.

Obat itu sangat manjur sehingga Gedung Putih baru-baru ini menyatakannya sebagai "ancaman yang muncul".

Dr Rahul Gupta, Direktur Kantor Kebijakan Pengawasan Narkoba Nasional, mengeluarkan peringatan bulan lalu.

Pejabat kesehatan Philadelphia mengatakan kota itu sangat terpengaruh oleh epidemi narkoba itu.

Baca Juga: Buku Ini Dikembalikan ke Perpustakaan Hampir 100 Tahun Setelah Dipinjam

"Xylazine telah memukul Philadelphia dengan sangat keras, menyebabkan peningkatan kematian akibat overdosis serta luka parah yang dapat menyebabkan sepsis dan amputasi," kata Departemen Kesehatan dan Dewan Kesehatan Philadelphia dalam pernyataan bersama bulan lalu.

"Akibatnya, Departemen Kesehatan Masyarakat Philadelphia telah bekerja sama dengan mitra di seluruh kota untuk mengatasi aspek baru dari epidemi overdosis obat ini," sambung pernyataan itu seperti dikutip dari New York Post, Minggu (28/5/2023).

Sementara itu, pekerja bantuan komunitas mengatakan bahwa mereka telah melihat efek mendalam dari obat tersebut secara langsung.

Sarah Laurel, pendiri organisasi nirlaba pengurangan dampak buruk Savage Sisters, mengatakan telah terjadi peningkatan penggunaan Xylazine selama empat tahun terakhir.

“Dan kita sekarang memiliki individu yang memiliki bisul menganga terbuka, infeksi, beberapa jaringan nekrotik, dan itu mengarah pada amputasi,” kata Laurel kepada NPR.

Laurel mengatakan dia dan rekan-rekannya mulai membawa oksigen karena banyaknya pengguna narkoba yang dia temukan tidak responsif.

"Tidak ada yang meminta ini," ujarnya.

Baca Juga: Pemimpin Oath Keepers Divonis 18 Tahun Penjara untuk Kasus Kerusuhan US Capitol

“Ketika Anda adalah orang yang membeli narkoba dari pasar narkoba kriminal, Anda mendapatkan apa yang Anda dapatkan, dan Anda tidak kecewa. Saya tidak berpikir bahwa ada yang tahu bahwa itu akan memiliki efek bencana ini,” tuturnya

Kensington juga menjadi fokus khusus di antara beberapa kandidat yang mencalonkan diri untuk menjadi Wali Kota berikutnya, dengan beberapa menyatakan tindakan keras.

Mantan Anggota Dewan Kota Allan Domb, yang sekarang mencalonkan diri, menyebut masalah itu sebagai masalah penawaran dan permintaan selama forum kesehatan masyarakat yang diadakan bulan lalu, lapor WHYY.

“Kami telah mengizinkan Kensington menjadi situs penahanan - seperti, tidak apa-apa pergi ke sana dan menggunakan narkoba serta menjual narkoba di sana. Itu tidak bisa diterima,” katanya.

Kandidat lain, Helen Gym, yang bertugas di dewan kota hingga tahun lalu, mengatakan dia berencana mengakhiri perdagangan narkoba Kensington jika terpilih sebagai Wali Kota.

“Ini bukan hanya tentang menghilangkan hal-hal buruk. Ini memulihkan lingkungan untuk tetangga, memastikan bahwa taman dan (rekreasi) pusat, perpustakaan, dan ruang sipil dan publik kami hidup kembali,” katanya, menambahkan bahwa ia akan memimpin upaya terkoordinasi untuk memastikan mengakhiri pasar obat terbuka jika terpilih.

Baca Juga: Berusia 101 Tahun, Veteran Perang Dunia Akhirnya Wisuda Setelah 80 Tahun
(ian)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
AS Tegaskan Tak Perlu...
AS Tegaskan Tak Perlu Izin Israel untuk Buat Kesepakatan dengan Houthi
Profil Paus Leo XIV,...
Profil Paus Leo XIV, Penerus Paus Fransiskus dari Amerika Serikat
Dipantau Kim Jong-un,...
Dipantau Kim Jong-un, Korea Utara Gelar Latihan Serangan Balik Nuklir
AS Akan Bikin Bom Nuklir...
AS Akan Bikin Bom Nuklir Baru Bernama B61-13, Kekuatannya 24 Kali Lipat Bom Hiroshima
Aktivitas Sektor Jasa...
Aktivitas Sektor Jasa China Menurun di Tengah Tekanan Tarif AS
9 Fakta Unik Paus Leo...
9 Fakta Unik Paus Leo XIV yang Bikin Dunia Terbelalak
Asia Berpotensi Buang...
Asia Berpotensi Buang Dolar AS Rp41.300 Triliun, Ancaman Besar bagi Amerika
Trump Dilaporkan Akan...
Trump Dilaporkan Akan Umumkan Pengakuan AS untuk Negara Palestina
Heboh Pilot Jet Tempur...
Heboh Pilot Jet Tempur Wanita India Ditangkap Pakistan, Benarkah?
Rekomendasi
Libur Panjang Waisak...
Libur Panjang Waisak 2025, Jalur Puncak Kembali Ramai Malam Minggu Ini
KM ITB Tuntut Polri...
KM ITB Tuntut Polri Bebaskan Mahasiswi Pengunggah Meme Prabowo-Jokowi
7 Klub Tembus Final...
7 Klub Tembus Final Liga Europa Tanpa Kekalahan: Manchester United di Ambang Sejarah
Berita Terkini
Ledakan Menggelegar...
Ledakan Menggelegar Beberapa Jam setelah India dan Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
3 Kelebihan Sistem Rudal...
3 Kelebihan Sistem Rudal Fatah Buatan Pakistan yang Membombardir India
Jurnalis Inggris Sebut...
Jurnalis Inggris Sebut Pakistan sebagai Pemenang dalam Perang dengan India
Baru Beberapa Jam Gencatan...
Baru Beberapa Jam Gencatan Senjata, Perang Pakistan dan India Kembali Pecah
Siapa Shivangi Singh?...
Siapa Shivangi Singh? Pilot Rafale Wanita Pertama India yang Dikabarkan Ditangkap Pakistan
5 Alasan China Mendukung...
5 Alasan China Mendukung Pakistan dalam Perang dengan India
Infografis
Bill Gates Sumbang Rp2,6...
Bill Gates Sumbang Rp2,6 Triliun tapi Minta Uji Vaksin di Indonesia
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved