Rusia Mulai Sebar Senjata Nuklir ke Belarusia, Sebut Barat Kobarkan Perang

Jum'at, 26 Mei 2023 - 07:12 WIB
loading...
A A A
Presiden Putin telah berulang kali memperingatkan bahwa Rusia, yang memiliki lebih banyak senjata nuklir daripada negara lain mana pun, akan menggunakan segala cara untuk mempertahankan diri, dan dia telah menjadikan perang Ukraina sebagai pertempuran untuk kelangsungan hidup Rusia melawan Barat yang agresif.

Amerika Serikat dan sekutunya mengatakan mereka ingin Ukraina mengalahkan pasukan Rusia di medan perang tetapi menyangkal bahwa mereka ingin menghancurkan Rusia—dan menyangkal bahwa perang Ukraina dengan cara apa pun terkait dengan perluasan NATO pasca-runtuhnya Soviet.

Masih belum jelas kapan tepatnya senjata nuklir taktis Rusia sudah berada di Belarusia, negara yang berbatasan dengan tiga anggota NATO—Polandia, Lithuania dan Latvia. Rusia akan tetap mengendalikan senjata tersebut.

Senjata nuklir taktis adalah senjata nuklir yang digunakan untuk keuntungan taktis tertentu di medan perang, dan biasanya daya ledaknya lebih kecil daripada senjata nuklir strategis yang dirancang untuk menghancurkan kota-kota terbesar.

Rusia memiliki keunggulan jumlah yang sangat besar atas Amerika Serikat dan aliansi militer NATO dalam hal senjata nuklir taktis. Amerika Serikat yakin Rusia memiliki sekitar 2.000 hulu ledak taktis yang berfungsi.

Amerika Serikat memiliki sekitar 200 senjata nuklir taktis semacam itu, setengahnya berada di pangkalan di Eropa.

Senjata yang disebar di Eropa itu adalah bom nuklir B61 setinggi 12 kaki dengan daya ledak berbeda dari 0,3 hingga 170 kiloton. Lokasi penyebarannya berada di enam pangkalan udara di Italia, Jerman, Turki, Belgia, dan Belanda.

Shoigu mengatakan bahwa rudal Iskander-M, yang dapat membawa hulu ledak konvensional atau nuklir, telah diserahkan kepada angkatan bersenjata Belarusia, dan beberapa pesawat Su-25 telah dikonversi untuk kemungkinan penggunaan senjata nuklir.

"Prajurit Belarusia telah menerima pelatihan yang diperlukan," kata Shoigu. Dia mengatakan kedua negara dapat mengambil tindakan lebih lanjut untuk memastikan keamanan mereka.

"Kegiatan militer NATO menjadi seagresif mungkin," kata Shoigu.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1027 seconds (0.1#10.140)