Musuhan dengan AS, Eks Jenderal Kremlin Serukan Rusia Mengebom Nuklir Alaska

Kamis, 25 Mei 2023 - 07:00 WIB
loading...
Musuhan dengan AS, Eks...
Pensiunan jenderal Andrey Gurulyov serukan Rusia mengebom nuklir Alaska di tengah permusuhan sengit dengan Amerika Serikat terkait perang di Ukraina. Foto/REUTERS
A A A
MOSKOW - Di tengah permusuhan yang sengit dengan Amerika Serikat (AS), seorang pensiunan jenderal Kremlin menyerukan militer Rusia untuk menjadikan Alaska sebagai target utama serangan nuklir .

Seruan itu disampaikan pensiunan jenderal Andrey Gurulyov, seorang anggota Duma Negara. Dia kesaldengan dukungan militer Amerika yang nyaris tanpa henti kepada Ukraina.

Alaska merupakan wilayah yang dibeli AS dari pemerintah Rusia pada tahun 1867 seharga USD7,2 juta dalam kesepakatan yang dikenal sebagai Treaty of Cession (Perjanjian Penyerahan).

Gurulyov berdiskusi dengan pembawa acara televisi Vladimir Solovyov tentang perang di Ukraina dan konsekuensi dari penyerangan terhadap Belgorod, wilayah Rusia yang berbatasan dengan Ukraina, oleh kelompok anti-Kremlin.



Moskow mengeklaim telah menghancurkan kelompok-kelompok itu, yang dikatakan terdiri dari Korps Sukarelawan Rusia dan Legiun Kebebasan Rusia.

Saat percakapan di acara "Full Contact", Solovyov menyinggung dukungan Barat kepada Kiev, seperti jet tempur F-16 buatan Amerika, Gurulyov mulai melontarkan beberapa gagasan tentang bagaimana Moskow dapat merebut kembali inisiatif dalam pertarungannya dengan Barat.

Meratapi bagaimana Rusia selalu berada di belakang dan "terus-menerus menanggapi ancaman", dia menuduh Barat terus meningkatkan penyediaan senjata seperti Javelin, HIMARS, rudal jarak jauh dan sekarang F-16.

"Alangkah baiknya jika kita mengatur nadanya sendiri," kata Gurloyov dalam acara tersebut, yang cuplikan videonya di-tweet oleh jurnalis dan pengamat Rusia; Julia Davis.

Dia kemudian menggambarkan bagaimana serangan dengan senjata nuklir taktis terhadap pusat komando, lapangan terbang, dan sebagainya, akan melumpuhkan Ukraina.

"Kemudian percakapan yang sama sekali berbeda akan dimulai," katanya.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1662 seconds (0.1#10.140)