Gegara Kecam Eksekusi Mati 3 Pria, Dubes Swiss Dipanggil Kemenlu Iran
loading...
A
A
A
TEHERAN - Iran telah memanggil Duta Besar Swiss atas tweet yang menyerukan penghentian eksekusi mati yang dijatuhkan Teheran pada 3 pria. Ketiga pria itu divonis mati karena dianggap terlibat pembunuhan aparat keamanan dalam gelombang aksi protes yang melanda Iran, imbas dari kematian Mahsa Amini.
Seperti dilaporkan AFP, Kedutaan Besar Swiss memposting di Twitter pada Jumat (19/5/2023) untuk "mengutuk keras" eksekusi sebelumnya pada hari itu terhadap tiga orang yang dihukum karena membunuh anggota pasukan keamanan selama protes tahun lalu di pusat kota Isfahan.
“Swiss mendesak Iran untuk menghentikan eksekusi ini dan mengambil langkah-langkah untuk mengurangi penggunaan hukuman mati,” kata tweet dari Kedutaan Besar Swiss, yang juga mewakili kepentingan Amerika Serikat di Teheran.
Kementerian Luar Negeri Iran pun langsung bereaksi atas tweet tersebut. “Duta Besar Nadine Olivieri Lozano dipanggil mengikuti posisi intervensi Swiss dalam urusan dalam negeri negara kita,” sebut pernyataan Kementerian Luar Negeri Iran.
Tweet Kedubes Swiss itu menampilkan gambar dari demonstrasi di luar Iran yang menunjukkan pengunjuk rasa mengangkat poster Amini – yang meninggal dalam tahanan pada 16 September – dan mengibarkan bendera pra-revolusi Iran.
Teheran pun mengutuk "penggunaan kedutaan negara ini di Teheran yang tidak konvensional dan tidak profesional dalam menerbitkan ulang gambar dengan bendera palsu".
"Tindakan tidak konvensional seperti itu tidak sesuai dengan hubungan persahabatan antara Iran dan Konfederasi Swiss, dan harus diperbaiki," lanjut pernyataan Kedubes Swiss.
Iran menyaksikan gelombang protes nasional setelah kematian Amini, seorang wanita Kurdi Iran yang ditangkap karena dugaan pelanggaran aturan berpakaian bagi perempuan. Amini kemudian dilaporkan meninggal dunia dalam tahanan.
Selama aksi protes, yang umumnya disebut Teheran sebagai "kerusuhan" yang dihasut asing, ribuan warga Iran ditangkap dan ratusan tewas, termasuk puluhan personel keamanan.
Seperti dilaporkan AFP, Kedutaan Besar Swiss memposting di Twitter pada Jumat (19/5/2023) untuk "mengutuk keras" eksekusi sebelumnya pada hari itu terhadap tiga orang yang dihukum karena membunuh anggota pasukan keamanan selama protes tahun lalu di pusat kota Isfahan.
“Swiss mendesak Iran untuk menghentikan eksekusi ini dan mengambil langkah-langkah untuk mengurangi penggunaan hukuman mati,” kata tweet dari Kedutaan Besar Swiss, yang juga mewakili kepentingan Amerika Serikat di Teheran.
Kementerian Luar Negeri Iran pun langsung bereaksi atas tweet tersebut. “Duta Besar Nadine Olivieri Lozano dipanggil mengikuti posisi intervensi Swiss dalam urusan dalam negeri negara kita,” sebut pernyataan Kementerian Luar Negeri Iran.
Tweet Kedubes Swiss itu menampilkan gambar dari demonstrasi di luar Iran yang menunjukkan pengunjuk rasa mengangkat poster Amini – yang meninggal dalam tahanan pada 16 September – dan mengibarkan bendera pra-revolusi Iran.
Teheran pun mengutuk "penggunaan kedutaan negara ini di Teheran yang tidak konvensional dan tidak profesional dalam menerbitkan ulang gambar dengan bendera palsu".
"Tindakan tidak konvensional seperti itu tidak sesuai dengan hubungan persahabatan antara Iran dan Konfederasi Swiss, dan harus diperbaiki," lanjut pernyataan Kedubes Swiss.
Iran menyaksikan gelombang protes nasional setelah kematian Amini, seorang wanita Kurdi Iran yang ditangkap karena dugaan pelanggaran aturan berpakaian bagi perempuan. Amini kemudian dilaporkan meninggal dunia dalam tahanan.
Selama aksi protes, yang umumnya disebut Teheran sebagai "kerusuhan" yang dihasut asing, ribuan warga Iran ditangkap dan ratusan tewas, termasuk puluhan personel keamanan.
(esn)