Olok-olok Rusia, Ukraina Sebut Klaim Depleted Uranium Meledak Hanya Bualan
loading...
A
A
A
KIEV - Ukraina mengolok-olok Rusia setelah pejabat tinggi Moskow mengeklaim gudang berisi amunisi depleted uranium pasokan Inggris di Ukraina meledak. Klaim itu dianggap bualan yang tidak terbukti.
Klaim Moskow itu keluar dari Sekretaris Dewan Keamanan Rusia Nikolai Patrushev pada Jumat pekan lalu. Dia memperingatkan bahwa awan radioaktif sedang menuju ke Eropa Barat setelah penghancuran gudang Ukraina yang menyimpan amunisi depleted uranium (DU).
Saluran Telegram Kejaksaan Ukraina mengolok-olok Patrushev, menyebutnya sebagai "kandidat untuk peraih medali di bidang fisika nuklir".
"Mungkin Patrushev lupa memakai kacamatanya, dan tidak melihat bahwa uraniumnya habis, dan oleh karena itu awan radioaktif tidak dapat keluar darinya," ledek Kejaksaan Ukraina, seperti dikutip dari Daily Star, Senin (22/5/2023).
Patrushev, salah satu pembantu terdekat Presiden Vladimir Putin, sebelumnya mengeklaim gudang amunisi berisi DU di Ukraina meledak setelah diserang pasukan Rusia.
Klaim itu kemudian disebarkan media pemerintah Rusia.
Patrushev mengatakan gudang amunisi DU yang meledak itu berada di Khmelnytskyi, Ukraina barat, kira-kira 150 mil dari kota Lviv dekat perbatasan Polandia.
Dia mengeklaim api membumbung tinggi ke langit akibat penembakan dan awan jamur yang berapi-api muncul dari fasilitas yang rusak setelah serangan itu.
"Kehancuran mereka menyebabkan awan radioaktif sekarang bergerak menuju Eropa Barat," kata Patrushev. “Dan Polandia telah mencatat peningkatan radiasi.”
Namun klaim Patrushev dengan cepat dibungkam oleh para ahli yang menyebutnya sebagai propaganda.
Publikasi Ukraina, Ukrinform, menanggapi klaim yang melaporkan bahwa para ahli dari Universitas Nasional Khmelnytskyi telah membongkar pemalsuan Rusia tentang peningkatan level radiasi di kota Khmelnytskyi setelah serangan oleh pasukan Rusia pada malam 13 Mei.
“Sebelumnya, propaganda Rusia mulai menyebarkan informasi di media sosial dan saluran berita tentang peningkatan latar belakang radiasi di Khmelnytskyi, yang diduga disebabkan oleh ledakan yang merusak amunisi uranium low-enriched atau komponen bom yang dikirim ke Ukraina,” tulis para pakar universitas tersebut. "Tidak ada alasan untuk khawatir."
Di Lublin, Polandia, Universitas Maria Curie-Skłodowska mengatakan peningkatan radioaktivitas di negara itu adalah fenomena alam yang terkait dengan curah hujan.
Wartawan independen Rusia Ilya Shepelin menulis: "Pada puncaknya, pada hari Senin, itu ...lima juta kali lebih rendah dari dosis yang mengancam jiwa."
Lihat Juga: Negara Pendiri BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS, Salah Satunya Musuh Amerika Serikat
Klaim Moskow itu keluar dari Sekretaris Dewan Keamanan Rusia Nikolai Patrushev pada Jumat pekan lalu. Dia memperingatkan bahwa awan radioaktif sedang menuju ke Eropa Barat setelah penghancuran gudang Ukraina yang menyimpan amunisi depleted uranium (DU).
Saluran Telegram Kejaksaan Ukraina mengolok-olok Patrushev, menyebutnya sebagai "kandidat untuk peraih medali di bidang fisika nuklir".
"Mungkin Patrushev lupa memakai kacamatanya, dan tidak melihat bahwa uraniumnya habis, dan oleh karena itu awan radioaktif tidak dapat keluar darinya," ledek Kejaksaan Ukraina, seperti dikutip dari Daily Star, Senin (22/5/2023).
Patrushev, salah satu pembantu terdekat Presiden Vladimir Putin, sebelumnya mengeklaim gudang amunisi berisi DU di Ukraina meledak setelah diserang pasukan Rusia.
Klaim itu kemudian disebarkan media pemerintah Rusia.
Patrushev mengatakan gudang amunisi DU yang meledak itu berada di Khmelnytskyi, Ukraina barat, kira-kira 150 mil dari kota Lviv dekat perbatasan Polandia.
Dia mengeklaim api membumbung tinggi ke langit akibat penembakan dan awan jamur yang berapi-api muncul dari fasilitas yang rusak setelah serangan itu.
"Kehancuran mereka menyebabkan awan radioaktif sekarang bergerak menuju Eropa Barat," kata Patrushev. “Dan Polandia telah mencatat peningkatan radiasi.”
Namun klaim Patrushev dengan cepat dibungkam oleh para ahli yang menyebutnya sebagai propaganda.
Publikasi Ukraina, Ukrinform, menanggapi klaim yang melaporkan bahwa para ahli dari Universitas Nasional Khmelnytskyi telah membongkar pemalsuan Rusia tentang peningkatan level radiasi di kota Khmelnytskyi setelah serangan oleh pasukan Rusia pada malam 13 Mei.
“Sebelumnya, propaganda Rusia mulai menyebarkan informasi di media sosial dan saluran berita tentang peningkatan latar belakang radiasi di Khmelnytskyi, yang diduga disebabkan oleh ledakan yang merusak amunisi uranium low-enriched atau komponen bom yang dikirim ke Ukraina,” tulis para pakar universitas tersebut. "Tidak ada alasan untuk khawatir."
Di Lublin, Polandia, Universitas Maria Curie-Skłodowska mengatakan peningkatan radioaktivitas di negara itu adalah fenomena alam yang terkait dengan curah hujan.
Wartawan independen Rusia Ilya Shepelin menulis: "Pada puncaknya, pada hari Senin, itu ...lima juta kali lebih rendah dari dosis yang mengancam jiwa."
Lihat Juga: Negara Pendiri BRICS yang Mulai Ragu Tinggalkan Dolar AS, Salah Satunya Musuh Amerika Serikat
(mas)