Amerika Kecam Nyanyian Rasis Demonstran Israel di Yerusalem
loading...
A
A
A
YERUSALEM - Amerika Serikat (AS) menecam “nyanyian rasis" para demonstran Israel terhadap orang Arab. Dalam demonstrasi yang berlangsung pada Kamis (18/5/2023) itu, banyak dari demonstran Israel meneriakkan slogan-slogan anti-Arab.
“Amerika Serikat dengan tegas menentang bahasa rasis dalam bentuk apa pun. Kami mengutuk nyanyian kebencian seperti 'Matilah orang Arab' selama pawai hari ini di Yerusalem," tulis juru bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller di Twitter, seperti dikutip dari AFP.
Puluhan ribu nasionalis Israel berbaris ke Kota Tua Yerusalem pada hari Kamis dalam pawai pengibaran bendera tahunan untuk memperingati penaklukan Israel, karena ketegangan di perbatasan Gaza tetap tinggi.
Warga Palestina di Yerusalem timur yang dianeksasi menutup toko mereka dan dilarang masuk Gerbang Damaskus ke Kota Tua, sebuah pusat sosial, untuk memberi jalan bagi para demonstran, beberapa di antaranya menyerang wartawan dengan batu dan botol.
Polisi mengatakan mereka telah melakukan dua penangkapan atas serangan itu, satu orang dewasa dan satu anak di bawah umur.
Sementara di Gaza, ribuan orang berkumpul untuk hari bendera tandingan di perbatasan Israel, banyak dari mereka memegang bendera Palestina. Pasukan Israel menembakkan gas air mata ke arah siapa pun yang mendekati pagar perbatasan.
Sumber keamanan Palestina di Gaza mengatakan, penguasa Islam di wilayah itu, Hamas, menembakkan "roket peringatan" ke laut, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Menjelang pawai Israel, kelompok militan itu mengatakan "mengutuk kampanye pendudukan Zionis (Israel) terhadap rakyat Palestina kami di Yerusalem yang diduduki."
Dua tahun lalu, setelah berminggu-minggu kekerasan di Yerusalem di mana puluhan warga Palestina terluka, perang antara Hamas dan Israel meletus selama pawai.
Berbicara pada Kamis pagi, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan perayaan diadakan di Yerusalem, “75 tahun setelah ditetapkan kembali sebagai ibu kota negara Israel yang dilahirkan kembali, dan 56 tahun setelah dipersatukan kembali.”
Dua anggota kabinet ekstrem kanannya, Itamar Ben-Gvir dan Bezalel Smotrich, menghadiri pawai hari Kamis, salah satu acara yang menandai apa yang oleh orang Israel disebut sebagai Hari Yerusalem.
"Hari ini, kami mengatakan kepada Hamas yang mengancam kami: 'Yerusalem adalah milik kami'," kata Ben-Gvir dalam sebuah pernyataan.
“Amerika Serikat dengan tegas menentang bahasa rasis dalam bentuk apa pun. Kami mengutuk nyanyian kebencian seperti 'Matilah orang Arab' selama pawai hari ini di Yerusalem," tulis juru bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller di Twitter, seperti dikutip dari AFP.
Baca Juga
Puluhan ribu nasionalis Israel berbaris ke Kota Tua Yerusalem pada hari Kamis dalam pawai pengibaran bendera tahunan untuk memperingati penaklukan Israel, karena ketegangan di perbatasan Gaza tetap tinggi.
Warga Palestina di Yerusalem timur yang dianeksasi menutup toko mereka dan dilarang masuk Gerbang Damaskus ke Kota Tua, sebuah pusat sosial, untuk memberi jalan bagi para demonstran, beberapa di antaranya menyerang wartawan dengan batu dan botol.
Polisi mengatakan mereka telah melakukan dua penangkapan atas serangan itu, satu orang dewasa dan satu anak di bawah umur.
Sementara di Gaza, ribuan orang berkumpul untuk hari bendera tandingan di perbatasan Israel, banyak dari mereka memegang bendera Palestina. Pasukan Israel menembakkan gas air mata ke arah siapa pun yang mendekati pagar perbatasan.
Sumber keamanan Palestina di Gaza mengatakan, penguasa Islam di wilayah itu, Hamas, menembakkan "roket peringatan" ke laut, tanpa menjelaskan lebih lanjut.
Menjelang pawai Israel, kelompok militan itu mengatakan "mengutuk kampanye pendudukan Zionis (Israel) terhadap rakyat Palestina kami di Yerusalem yang diduduki."
Dua tahun lalu, setelah berminggu-minggu kekerasan di Yerusalem di mana puluhan warga Palestina terluka, perang antara Hamas dan Israel meletus selama pawai.
Berbicara pada Kamis pagi, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan perayaan diadakan di Yerusalem, “75 tahun setelah ditetapkan kembali sebagai ibu kota negara Israel yang dilahirkan kembali, dan 56 tahun setelah dipersatukan kembali.”
Dua anggota kabinet ekstrem kanannya, Itamar Ben-Gvir dan Bezalel Smotrich, menghadiri pawai hari Kamis, salah satu acara yang menandai apa yang oleh orang Israel disebut sebagai Hari Yerusalem.
"Hari ini, kami mengatakan kepada Hamas yang mengancam kami: 'Yerusalem adalah milik kami'," kata Ben-Gvir dalam sebuah pernyataan.
(esn)