Keluarga Shireen Abu Akleh Tolak Permintaan Maaf Israel
loading...
A
A
A
“Saya pikir ini adalah kesempatan bagi saya untuk mengatakan di sini bahwa kami sangat menyesal atas kematian mendiang Shireen Abu Akleh,” ucap juru bicara militer Israel, Daniel Hagari.
Abu Akleh, seorang warga negara AS, terbunuh pada 11 Mei 2022, saat meliput serangan Israel di kota Jenin, Tepi Barat yang diduduki. Pada awalnya, para pejabat Israel secara keliru menuduh orang-orang bersenjata Palestina menembak mati reporter senior, yang terkenal di seluruh Dunia Arab, itu.
Beberapa bulan setelah pembunuhan itu, Israel mengakui bahwa salah satu tentaranya kemungkinan besar membunuh Abu Akleh tetapi menganggap insiden itu tidak disengaja. Pemerintah Israel tidak membuka penyelidikan kriminal atas pembunuhan itu.
Banyak media, kelompok hak asasi dan saksi mata telah mendokumentasikan bahwa tidak ada pertempuran di sekitar tempat Abu Akleh ditembak.
Namun, AS - yang memberi Israel bantuan setidaknya USD3,8 miliar setiap tahun - telah menerima versi Israel dari peristiwa tersebut meskipun ada permintaan awal untuk akuntabilitas dan penyelidikan independen.
Lina dan kerabat lain dari jurnalis yang terbunuh kembali ke Washington minggu ini untuk menekan kasus tersebut.
“Saya di sini bersama keluarga saya untuk terus menuntut pertanggungjawaban dan keadilan atas pembunuhannya dan mendapatkan lebih banyak dukungan dari (Capitol) Hill seperti yang kami lakukan tahun lalu,” kata Lina kepada Al Jazeera.
Pada tahun 2022, kerabat Abu Akleh bertemu dengan anggota parlemen AS sekaligus Menteri Luar Negeri Antony Blinken, tetapi Gedung Putih tidak memenuhi permintaan mereka untuk bertemu dengan Presiden Joe Biden.
Pada konferensi pers di Capitol Hill, beberapa anggota Kongres dari Partai Demokrat bergabung dengan keluarga Abu Akleh untuk memperbarui seruan mereka akan keadilan.
Abu Akleh, seorang warga negara AS, terbunuh pada 11 Mei 2022, saat meliput serangan Israel di kota Jenin, Tepi Barat yang diduduki. Pada awalnya, para pejabat Israel secara keliru menuduh orang-orang bersenjata Palestina menembak mati reporter senior, yang terkenal di seluruh Dunia Arab, itu.
Beberapa bulan setelah pembunuhan itu, Israel mengakui bahwa salah satu tentaranya kemungkinan besar membunuh Abu Akleh tetapi menganggap insiden itu tidak disengaja. Pemerintah Israel tidak membuka penyelidikan kriminal atas pembunuhan itu.
Banyak media, kelompok hak asasi dan saksi mata telah mendokumentasikan bahwa tidak ada pertempuran di sekitar tempat Abu Akleh ditembak.
Namun, AS - yang memberi Israel bantuan setidaknya USD3,8 miliar setiap tahun - telah menerima versi Israel dari peristiwa tersebut meskipun ada permintaan awal untuk akuntabilitas dan penyelidikan independen.
Lina dan kerabat lain dari jurnalis yang terbunuh kembali ke Washington minggu ini untuk menekan kasus tersebut.
“Saya di sini bersama keluarga saya untuk terus menuntut pertanggungjawaban dan keadilan atas pembunuhannya dan mendapatkan lebih banyak dukungan dari (Capitol) Hill seperti yang kami lakukan tahun lalu,” kata Lina kepada Al Jazeera.
Pada tahun 2022, kerabat Abu Akleh bertemu dengan anggota parlemen AS sekaligus Menteri Luar Negeri Antony Blinken, tetapi Gedung Putih tidak memenuhi permintaan mereka untuk bertemu dengan Presiden Joe Biden.
Pada konferensi pers di Capitol Hill, beberapa anggota Kongres dari Partai Demokrat bergabung dengan keluarga Abu Akleh untuk memperbarui seruan mereka akan keadilan.