4 Alasan Kenapa Perempuan Korea Enggan Berpacaran dan Menolak Menikah
loading...
A
A
A
Pada 2010, Ilbe, situs sayap kanan yang menunjukkan misogini atau kebencian terhadap perempuan, menarik orang untuk berdiskusi tentang perempuan dengan bahasa yang vulgar.
Kemudian pada 2015, kelompok feminis ekstrim bernama Megalia berkembang.
"Tujuannya memerangi padangan pria Korea yang memandang rendah perempuan," kata Lee.
Setahun kemudian, seorang pria yang memiliki kebencian terhadap perempuan membunuh perempuan secara acak di sebuah toilet umum di stasiun kereta bawah tanah Seoul.
Kelompok feminis memandang bahwa tindakan pria itu dipengaruh faktor misogini. Kelompok lain menuding bahwa pria tersebut merupakan orang gila.
2. Meningkatnya Kejahatan Seks Digital
Foto/koreaboo
Kejahatan seks digital menjadi kontroversi publik di Korea. Itu menjadi bentuk baru kekerasan seksual yang difasilitasi oleh teknologi.
Contohnya adalah revenge porn atau menyebarkan foto porno orang terdekat, upskirting atau mengambil foto pantat perempuan dengan membuka rok di publik, dan menggunakan kamera tersembunyi untuk merekam perempuan sedang berhubungan seks atau melepas baju.
Pada 2018, terdapat 2.289 kasus kejahatan digital seks, dan pada 2021 meningkat hingga 10.353. Pada 2019, ada insiden besar kejahatan seks digital. Salah satunya sejumlah bintang K-pop merekam dan menyebarkan video perempuan di grup percakapan.
Beberapa bulan kemudian, orang Korea belajar tentang “Nth Room Incident,” ternyata banyak penyusup khususnya lelaki yang melakukan kejahatan seks digital.
Kemudian pada 2015, kelompok feminis ekstrim bernama Megalia berkembang.
"Tujuannya memerangi padangan pria Korea yang memandang rendah perempuan," kata Lee.
Setahun kemudian, seorang pria yang memiliki kebencian terhadap perempuan membunuh perempuan secara acak di sebuah toilet umum di stasiun kereta bawah tanah Seoul.
Kelompok feminis memandang bahwa tindakan pria itu dipengaruh faktor misogini. Kelompok lain menuding bahwa pria tersebut merupakan orang gila.
2. Meningkatnya Kejahatan Seks Digital
Foto/koreaboo
Kejahatan seks digital menjadi kontroversi publik di Korea. Itu menjadi bentuk baru kekerasan seksual yang difasilitasi oleh teknologi.
Contohnya adalah revenge porn atau menyebarkan foto porno orang terdekat, upskirting atau mengambil foto pantat perempuan dengan membuka rok di publik, dan menggunakan kamera tersembunyi untuk merekam perempuan sedang berhubungan seks atau melepas baju.
Pada 2018, terdapat 2.289 kasus kejahatan digital seks, dan pada 2021 meningkat hingga 10.353. Pada 2019, ada insiden besar kejahatan seks digital. Salah satunya sejumlah bintang K-pop merekam dan menyebarkan video perempuan di grup percakapan.
Beberapa bulan kemudian, orang Korea belajar tentang “Nth Room Incident,” ternyata banyak penyusup khususnya lelaki yang melakukan kejahatan seks digital.